Pengertian Piutang. Dalam istilah akuntansi, piutang kerap disebut dengan “Account Receiveable” yang berarti penagihan kepada pelanggan yang telah berutang (piutang usaha). Piutang merupakan jenis aktiva yang termasuk dalam aset lancar. Oleh karenanya, proses pembayarannya harus jelas dan sesuai tempo. Apabila sebuah perusahaan dengan sangat terpaksa tidak dapat mengklaim piutangnya, maka pihak keuangan berkewajiban memasukkan piutang tersebut ke dalam jurnal tersendiri, yaitu jurnal piutang tak tertagih.
Secara umum, istilah piutang atau “receiveable” dapat diartikan sebagai salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan pelanggan yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu perusahaan untuk barang dan jasa yang telah diberikan pada pelanggan tersebut. Piutang juga berarti jumlah yang akan ditagih dari pelanggan yang timbul akibat penjualan atau penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan yang dilakukan saat ini, yang mengakibatkan adanya tuntutan kepada pelanggan atau pihak lain di masa yang akan datang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), piutang diartikan dengan :
- n uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari seseorang); utang-piutang, uang yang dipinjam dari orang lain dan yang dipinjamkan kepada orang lain.
- tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan.
Selain itu, pengertian piutang dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Soemarso S.R, dalam “Akuntansi Suatu Pengantar”, menyebutkan bahwa piutang adalah adalah hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain, menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang.
- Rusdi Akbar, dalam “Pengantar Akuntansi”, menyebutkan bahwa piutang adalah semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
- James C. Van Horne, dalam “Financial Management Policy”, menyebutkan bahwa piutang adalah jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit.
- Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Philip E. Fees, dalam “Pengantar Akuntansi”, menjelaskan bahwa piutang adalah semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
Baca juga : Pengertian Utang Piutang
Karakteristik Piutang. Piutang memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memiliki nilai jatuh tempo.
Nilai jatuh tempo merupakan penjumlahan dari nilai transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit tak hanya membayar sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu untuk membayar barang tersebut dengan tempo.
2. Memiliki tanggal jatuh tempo.
Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. Apabila berumur harian, maka wajib dilakukan perhitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.
3. Terdapat bunga yang berlaku.
Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga dibayar sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan atau kompensasi bagi penjual atas periode waktu pelunasan kredit tersebut.
Jenis Piutang. Piutang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, A.R. Sari, N. Defia, dan W. Supami, dalam “Akuntansi Keuangan Berbasis PSAK”, menjelaskan bahwa piutang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Piutang Usaha.
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 - 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan.
2. Wese Tagih.
Wesel tagih atau “notes receivable” adalah adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk pengukuran utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60 - 90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang dagang (trade account).
3. Piutang Lain-Lain.
Piutang lain-lain atau “other receivable” mencakup selain piutang dagang. Misalnya : piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum, piutang lain-lain bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di neraca.
Efraim Ferdinan Giri, dalam “Akuntansi Keuangan Menengah 1”, menjelaskan bahwa piutang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
- piutang usaha, merupakan jenis piutang yang terjadi dari usaha pokok suatu perusahaan, misalnya : piutang dagang dan piutang jasa;
- piutang non usaha, merupakan jenis piutang yang terjadi selain dari usaha pokok perusahaan, misalnya : piutang kepada karyawan, uang muka ke kantor cabang, tuntutan kepada perusahaan asuransi, piutang yang timbul dari subskripsi saham, piutang dividen, dan piutang bunga.
Sedangkan Mulyadi, dalam “Sistem Akuntansi”, menjelaskan bahwa berkaitan dengan pernyataan piutang, yaitu formulir yang menyajikan jumlah kewajiban yang harus diselesaikan oleh debitur, yang di dalamnya berisi hal-hal sebagai berikut :
- pernyataan saldo akhir bulan, merupakan jenis pernyataan piutang yang hanya menyajikan saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan saja.
- pernyataan satuan, merupakan jenis pernyataan piutang yang berisi saldo kewajiban debitur pada awal bulan, mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan saldo kewajiban debitur pada akhir bulan.
- pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional, merupakan jenis pernyataan piutang yang isinya tidak berbeda dengan pernyataan satuan. Perbedaan diantara keduanya adalah terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya.
- pernyataan faktur yang belum dibayar, merupakan jenis pernyataan piutang yang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debitur pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah rupiahnya.
Penyebab Piutang. Dalam sebuah perusahaan, piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, di mana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Dengan kata lain, piutang timbul karena adanya pemberian kredit kepada debitur yang pelunasannya dilakukan secara mengangsur atau dengan cicilan.
Ada kalanya sebuah piutang menjadi piutang tak tertagih apabila belum ada pembayaran ketika jatuh tempo. Beberapa hal yang dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih ini adalah :
- naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.
- turunnya penjualan dan naiknya piutang.
- turunnya penjualan dengan piutang yang tetap.
- turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dengan jumlah yang lebih besar.
- naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dengan jumlah yang lebih besar.
Pengelolaan Piutang. Menurut Bagus Aditya dkk, dalam “Pengelolaan Piutang yang Efektif Sebagai Upaya Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan CV Walet Sumber Barokah Malang Periode 2012-2014)”, yang dimuat dalam Jurnal Administrasi Bisnis, Volume : 28 (1), Bulan Nopember 2015, disebutkan bahwa pengelolaan piutang dilakukan berdasarkan :
1. Standar penjualan kredit.
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit atau pelanggan yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan risiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
2. Syarat penjualan kredit.
Syarat penjualan kredit biasanya akan menetapkan sebuah periode kredit diberikan dan potongan tunai untuk pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal. Faktor yang memengaruhi syarat penjualan kredit adalah sifat ekonomi produk, kondisi penjual dan pembeli, periode kredit, potongan tunai, dan juga tingkat bunga bebas risiko. Persyaratan kredit diberikan perusahaan kepada pelanggan yang belum mendapatkan keuntungan dari perusahaan.
3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang.
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan yaitu : standar kredit, periode kredit, potongan tunai atau discount, dan kebijakan penagihan. Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat biaya penagihan meningkat.
Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang. Terdadapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah piutang. Bambang Riyanto, dalam “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, menjelaskan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah piutang adalah :
1. Volume penjualan kredit.
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka makin besar pula jumlah investasi dalam piutang. Dengan besar volume kredit setiap tahunnya, berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.
2. Syarat penjualan kredit.
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti bahwa persahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabilitas dan sebaiknya piutang yang bersifat lunak lebih mengutamakan profitabilitas.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit.
Dengan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plfond biaya kredit yang akan di berikan kepada pelanggan. Makin tinggi plafond yang di berikan kepada pada pelanggan, makin besar pula dana yang di investasikan ke dalam piutang.
4. Kebijakan dalam penagihan.
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif mapn pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar membiayai aktivitas ini, dibandingkan dengan hal yang menjalankan kebijakannya secara pasif.
5. Kebiasaan membayar dari pelanggan.
Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period, dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash dicount periode atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang.
Baca juga : Administrasi Keuangan
Perbedaan antara Piutang dan Utang. Beberapa hal yang membedakan antara piutang dan utang adalah sebagai berikut :
1. Piutang :
- hak milik dari satu pihak yang belum dibayarkan oleh pihak lain.
- pemilik piutang disebut kreditur.
- dalam pembukuan atau akuntansi, piutang adalah termasuk aktiva lancar.
- saat menerima piutang, biasanya ada penerimaan tambahan yang disebut bunga piutang,
2. Utang :
- uang yang dipinjam dari pihak lain, atau kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima.
- pemilik hutang disebut debitur.
- dalam pembukuan atau akuntansi, utang termasuk beban yaitu pasiva yang keberadaannya mengurangi aktiva.
- saat membayar utang, biasanya ada tambahan beban yang disebut beban bunga.
Baca juga : Piutang Yang Dialihkan
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian piutang, karakteristik, jenis, penyebab, pengelolaan, dan faktor yang mempengaruhi jumlah piutang, serta perbedaan antara piutang dan utang.
Semoga bermanfaat.