Kepemilikan Kas (Cash Holding) : Pengertian, Motivasi, Manfaat, Dan Teori Kepemilikan Kas, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Kepemilikan Kas

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kepemilikan Kas. Kas merupakan aset perusahaan paling likuid dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan operasional perusahaan dengan segera. Semakin besar jumlah nominal kas perusahaan, maka tingkat likuiditas perusahaan juga semakin tinggi.

Kepemilikan kas
atau cash holding merupakan kas atau setara kas yang ada atau tersedia di perusahaan yang digunakan untuk belanja operasi seperti gaji atau upah, pembelian bahan baku dan aktiva tetap, membayar utang, membayar dividen, dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan. Kepemilikan kas juga dapat berarti uang tunai yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas operasional sehari-hari, serta dapat pula digunakan untuk beberapa hal, seperti dibagikan kepada para pemegang saham, atau untuk keperluan mendadak lainnya.

Kepemilikan kas (cash holding) dipandang sebagai kas dan ekuivalen kas yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai. Jumlah kepemilikan kas yang cukup mengindikasikan kelikuiditasan yang baik dari suatu perusahaan.

Selain itu, pengertian kepemilikan kas juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • A. Gill dan C. Shah, dalam "Determinants of Corporate Cash Holdings : Evidence from Canada", yang dimuat dalam International Journal of Economics and Finance, 4(1), berpendapat bahwa kepemilikan kas (cash holding) adalah kas yang dimiliki perusahaan atau tersedia untuk investasi dalam bentuk aset fisik dan untuk didistribusikan pada investor.
  • Ogundipe Lawrencia Olatunde, Sunday Emmanuel Ogundipe, dan Samuel Kehinde Ajao, dalam "Cash Holding and Firm Characterictics : Evidence From Nigerian Emerging Market", yang dimuat dalam Journal of Business, Economic & Finance, 1(2), berpendapat bahwa kepemilikan kas (cash holding) adalah kas yang ada di perusahaan atau tersedia untuk investasi pada aset fisik dan untuk dibagikan kepada para investor.


Motif Kepemilikan Kas. Menurut John Maynard Keynes, dalam "The General Theory of Employment, Interest and Money" , menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi motif dari kepemilikan kas, yaitu :

1. Transaction Motive (Motif Transaksi).
Menurut teori ini perusahaan menahan kas untuk membiayai berbagai transaksi perusahaan. Apabila perusahaan mudah mendapatkan dana dari pasar modal, kepemilikan kas  tidak diperlukan namun jika tidak, maka perusahaan perlu kepemilikan kas untuk membiayai berbagai transaksi. Apabila terdapat asimetri informasi dan agency cost of debt yang tinggi akan menjadikan sumber pendanaan eksternal juga akan semakin tinggi yang menyebabkan jumlah kepemilikan kas juga menjadi semakin besar.

2. Precaution Motive (Motif Berjaga-jaga).
Menurut teori ini perusahaan memiliki kepemilikan kas dengan tujuan untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak terduga dari aspek pembiayaan, terutama pada negara dengan perekonomian yang tidak stabil. Pasar modal akan terpengaruh oleh keadaan ekonomi yang bersifat makro seperti perubahan nilai tukar yang dapat berpengaruh terhadap nilai hutang perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan memerlukan kepemilikan kas untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk perekonomian.

3. Speculation Motive (Motif Spekulasi).
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan kas untuk berspekulasi mengamati berbagai kesempatan bisnis baru yang dianggap menguntungkan. Perusahaan yang sedang berkembang dapat melakukan akuisisi perusahaan lain sehingga memerlukan kas dalam jumlah besar.

4. Arbitrage Motive (Motif Mencari Keuntungan).
Teori ini menyatakan bahwa perusahaan menahan kas untuk memperoleh keuntungan dari adanya berbagai perbedaan kebijakan antar negara. Perusahaan dapat mengambil dana dari pasar modal asing dengan bunga yang lebih rendah kemudian melalui mekanisme perdagangan dana tersebut ditanamkan pada pasar modal domestik yang memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi.


Manfaat Kepemilikan Kas. Kepemilikan kas memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, diantaranya adalah :
  • kepemilikan kas mengurangi kemungkinan terjadinya financial distress akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu.
  • kepemilikan kasa dapat bertindak sebagai dana cadangan dalam menghindari kebangkrutan.
  • kepemilikan kas dapat bertindak sebagai dana alternatif apabila perusahaan mengalami kesulitan dalam
  • menggunakan dana eksternal.
  • kepemilikan kas memungkinkan perusahaan melakukan kebijakan investasi secara lebih optimal.


Teori Kepemilikan Kas. Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepemilikan kas. Di antara teori kepemilikan kas dimaksud adalah :

1. Trade off theory.
Trade off theory mengemukakan bahwa perusahaan memaksimalkan nilai perusahaan berdasarkan pertimbangan akan biaya dan keuntungan dari memegang kas. Semakin besar saldo kas yang dimiliki perusahaan menunjukkan perusahaan tersebut semakin likuid dan resiko kekurangan kas yang dihadapi oleh perusahaan semakin kecil atau dapat dikatakan semakin aman. Perusahaan yang mengalami kekurangan saldo kas akan menyebabkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan.

2. Pecking order theory.
Pecking order theory mengemukakan bahwa terdapat beberapa sumber dana yang dapat dipilih dalam pembuatan keputusan pendanaan perusahaan, yaitu :
  • pendanaan internal.
  • pendanaan eksternal.
Perusahaan memilih untuk menggunakan sumber dana internal atau pendanaan internal, ketika membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan akan investasi. Jika kebutuhan investasi tidak dapat dipenuhi dari pendanaan internal, maka sumber pendanaan eksternal yang berasal dari hutang dijadikan pilihan kedua oleh perusahaan dan yang dijadikan pilihan terakhir yaitu ekuitas sebagai sumber pendanaan.

3. Agency theory.
Agency theory mengemukakan bahwa hubungan agency muncul ketika pemegang saham (priciple) mempekerjakan orang lain sebagai agen untuk memenuhi kontrak yang telah disepakati oleh keduanya. Dalam hubungan ini, manajer diberikan wewenang oleh pemegang saham untuk mengelola aset-aset perusahaan agar bisa memberikan profit bagi mereka.


Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan Kas. Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi tingkat cash holding atau kepemilikan kas di perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Growth Opportunity.
Growth opportunity merupakan peluang investasi yang mungkin didapatkan perusahaan di masa datang. Jika perusahaan berhasil dan memperoleh laba, maka akan tersedia dana internal yang cukup untuk kebutuhan investasi. Growth opportunity dapat juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan.

2. Leverage.
Leverage merupakan rasio yang membandingkan keseluruhan utang perusahaan terhadap aset atau ekuitas. Atau dengan kata lain, leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Leverage sebagai alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang lebih rendah menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan berasal dari modal sendiri.

3. Net Working Capital.
Net working capital atau modal kerja merupakan salah satu elemen penting bagi perusahaan, karena tanpa modal kerja yang cukup operasi perusahaan akan terganggu. Net working capital mampu berperan sebagai substitusi terhadap cash holdings suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam mengubahnya ke dalam bentuk kas saat perusahaan memerlukannya.

4. Cash Flow.
Cash flow atau arus kas merupakan aliran keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Cash flow merupakan arus kas masuk operasi dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi di masa mendatang. Apabila arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar, hal ini menunjukkan arus kas bersih positif dan sebaliknya, apabila arus kas masuk lebih kecil dari arus kas keluar, maka terjadi arus kas bersih negatif. Arus kas bersih positif menyebabkan naiknya jumlah kas yang dimiliki perusahaan, dan sebaliknya, arus kas bersih negatif menyebabkan turunnya jumlah kas perusahaan.

5. Dividend Payment.
Dividen merupakan laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Perusahaan yang membayar dividen dapat mengurangi biaya memegang kas dengan mengurangi dividen. Dengan kata lain perusahaan yang membagikan dividen kepada pemegang saham lebih mampu mengumpulkan dana dengan biaya rendah ketika dibutuhkan dengan mengurangi dividen. Biaya ini dapat dihindari bagi perusahaan yang menghadapi sumber dana internal yang rendah dengan menerbitkan ekuitas atau bahkan mengurangi pembayaran dividen.

Baca juga : Pengertian Kas

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kepemilikan kas (cash holding), motivasi, manfaat, dan teori kepemilikan kas, serta faktor yang mempengaruhi kepemilikan kas (cash holding).

Semoga bermanfaat.