Simpati : Pengertian, Ciri-Ciri, Bentuk, Fungsi, Tujuan, Dan Dampak Simpati, Serta Perbedaan Antara Simpati Dan Empati

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Simpati. Simpati merupakan suatu proses yang melibatkan pikiran serta perasaan manusia. Dalam proses tersebut, perasaan seseorang akan memegang peranan penting. Namun demikian, dorongan utama dari simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain serta untuk bekerja sama dengan orang lain tersebut.

Secara etimologi, istilah “simpati” yang dalam bahasa Inggris disebut dengan “sympathy” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “sympatheia” yang merpakan gabungan dari kata “syn” yang berarti bersama-sama dan “pathos” yang berarti penderitaan. Sehingga berdasarkan asal kata tersebt, istilah simpati berarti perasaan sama-sama menderita.

Dalam Kamus Psikologi, simpati diartikan dengan perasaan perhatian atau kasih sayang yang dihasilkan dari kesadaran akan penderitaan atau kesedihan orang lain. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), simpati diartikan dengan :
  1. n rasa kasih, rasa setuju (kepada), rasa suka.
  2. keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya) orang lain.

Secara terminologi, istilah “simpati” dapat diartikan sebagai suatu proses kejiwaan ketika seseorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannva yang sedemikian rupa. Simpati juga dapat berarti perasaan yang hadir ketika perasaan atau emosi seseorang dipahami dan dihargai secara mendalam oleh orang lain. Dengan kata lain, simpati merupakan respons yang menunjukkan pemahaman seseorang tentang ketidak-bahagiaan atau penderitaan orang lain.


Selain itu, pengertian simpati juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Soerjono Soekanto, dalam “Sosiologi: Suatu Pengantar”, menyebutkan bahwa simpati adalah proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Agar proses tersebut dapat berlangsung, dibutuhkan adanya pengertian antara kedua belah pihak.
  • Max Weber, dalam “Essays in Sociology”, menyebutkan bahwa perasaan yang disampaikan oleh seseorang kepada seseorang atau kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus.
  • C.D. Batson, dalam “Prosocial Motivation: Is It Ever Truly Altruistic ?”, menyebutkan bahwa simpati adalah perasaan yang melipatkan keadaan orang lain yang berawal dari empati sehingga dalam hal ini mengerucut pada pelibatan proses sosial bersifat kognitif.
  • John Lewis Gillin and John Philip Gillin, dalam “Cultural Sociology: A Revision of An Introduction to Sociology”, menyebutkan bahwa simpati adalah proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
  • N. Eisenberg, dalam “Emotion, Regulation, and Moral Development”, yang dimuat dalam Annual Review of Psychology, 51(1), Tahun 2000, menyebutkan bahwa simpati adalah serangkaian proses interaksi sosial yang timbul dari adanya kejadian tertentu sehingga memunculkan respons terhadap perasaan yang dirasakan oleh individu lain yang sedang menderita serta memerlukan bantuan.
  • C. Valiente, N. Eisenberg, S.A. Shepard, R.A. Fabes, A.J. Cumberland, S.H. Losoya, dan T.L. Spinrad, dalam “The Relations of Mothers’ Negative Expressivity to Children’s Experience and Expression of Negative Emotion”, yang dimuat dalam Journal of Applied Developmental Psychology, 25, Tahun 2004, menyebutkan bahwa simpati adalah tindakan seseorang yang bernilai positif lantaran disertai dengan penalaran moral terhadap perilaku yang ia rasakan untuk ikut merasakan apa yang orang lain rasakan.


Ciri-Ciri Simpati. Beberapa hal yang menjadi ciri-ciri dari sikap simpati, diantaranya adalah :
  • perilaku yang menunjukan untuk mampu menjadi pendengar yang baik terhadap kondisi orang lainnya yang sedang bercerita.
  • keadaan yang mampu mengindentifikasi perasaan orang lain.
  • perilaku yang sering kali memikirkan perasaan yang dirasakan oleh orang lain.
  • kondisi yang memiliki kepedulian terhadap orang lain yang sedang mengalami permasalahan tertentu.


Bentuk Simpati. Secara umum, simpati dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :

1. Simpati lisan.
Simpati dalam bentuk lisan dapat berupa diantaranya adalah :
  • berbicara kepada seseorang untuk mengatakan betapa sedih atau prihatin tentang situasi mereka.
  • mengirim ucapan duka cita ketika seseorang telah berduka.

2. Simpat verbal.
Simpati dalam bentuk verbal dapat berupa diantaranya adalah :
  • menepuk bahu seseorang di pemakaman.
  • meletakkan tangan di lengan seseorang ketika mereka memberi tahu kabar buruknya.
  • menurunkan nada suara saat berbicara.


Fungsi Simpati. Sikap simpati memiliki fungsi, diantaranya adalah :
  • membuat seseorang memahami pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial, sehingga orang tersebut dapat mendukung pelaku penyimpangan yang positif atau sebaliknya dapat mendorong pelaku penyimpangan yang negatif untuk memperbaiki diri.
  • dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah.
  • dapat menjadi perantara dalam menyatakan suatu hal.


Tujuan Simpati. Sedangkan tujuan dari sikap simpati diantaranya adalah :
  • memahami orang lain yang sedang dalam kesusahaan.
  • mengurangi masalah-masalah yang ada agar terjadi saling pengertian diantara kedua belah pihak.
  • menyatakan suatu hal kepada seseorang.
  • menyatakan pendapat mengenai suatu hal.


Dampak Simpati. Pada hakekatnya, sikap simpati dari seseorang dapat menimbulkan dua dampak utama, yaitu :

1. Positif.
Dampak positif dari simpati adalah :
  • dapat mempererat hubungan antar manusia. Dengan simpati, maka antara satu orang dengan orang lain akan terjalin hubungan yang baik. Ini disebabkan karena mereka menyadari jika hubungan sosial sangat penting dan bisa rusak ketika tidak dijaga dengan baik.
  • dapat membantu merubah perilaku seseorang untuk menjadi baik. Jika simpati yang terjadi pada lingkungan adalah positif dan baik, maka bisa berdampak langsung ke pola perilaku seseorang yang juga semakin baik. Hal ini disebabkan karena orang tersebut sudah sering dan terbiasa berinteraksi dengan masyarakat di lingkunga yang baik. Dengan begitu, ini juga akan berpenngaruh pada proses perubahan perilaku yang bertambah baik.

2. Negatif.
Dampak negatif dari simpati adalah :
  • membentuk karakter buruk. Salah satu dampak negatif dari simpati adalah bisa membentuk karakter yang buruk ketika berhubungan sosial dengan orang yang jahat. Dampak tersebut bisa berbentuk sikap, karakter atau tindakan yang salah dan mengikuti apa yang dilakukan orang jahat tersebut.


Perbedaan Antara Simpati dan Empati. Terdapat beberapa hal yang membedakan antara simpati dan empati. Perbedaan antara simpati dan empati adalah sebagai berikut :

1. Simpati :
  • merupakan sikap untuk peduli atau merasa iba pada orang lain. Orang yang bersimpati dapat terlibat dan akan menganggap bahwa apa yang terjadi merupakan persamaan nasib sehingga memunculkan sikap saling mendukung.
  • perasaan yang timbul biasanya tidak terlalu mendalam. Simpati biasanya hanya menunjukkan sikap prihatin terhadap apa yang orang lain rasakan.
  • biasanya menjadi sebuah bentuk respons dukungan kepada orang lain. Orang lain dapat merasakan dukungan ini tetapi tidak sampai pada tahap penyelesaian pemecahan masalah.
  • didasarkan oleh faktor persamaan yang ada. Seseorang yang pernah mengalami kesamaan nasib dapat menjadikan dia merasa iba atau merasa prihatin terhadap apa yang dialami oleh orang lain.
  • umumnya merupakan reaksi yang sifatnya spontan. Reaksi spontan ini hanya untuk menunjukkan bahwa kita bersimpati dengan apa yang terjadi pada orang lain.

2. Empati :
  • merupakan sebuah sikap di mana seorang individu mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati membuat seseorang merasa mampu berada dalam posisi orang lain.
  • perasaan yang timbul cenderung lebih mendalam. Seseorang yang berempati akan lebih merasakan kesedihan orang lain dan tahu apa yang orang lain rasakan saat berada dalam situasi tersebut.
  • sikap yang mampu mengerti permasalahan yang dihadapi orang lain. Rasa empati membuat seseorang jadi pendengar yang baik, tidak menyanggah dan memberikan pendapatnya saat benar-benar diminta.
  • didasarkan oleh faktor perbedaan yang ada. Seseorang yang bersikap empati mungkin tidak mengalami hal yang sama yang terjadi pada seseorang, tetapi mampu merasakan apa yang dialami oleh orang tersebut.
  • umumnya melibatkan faktor kognitif dan afektif, di mana seseorang juga ikut berpikir dalam mencari penyelesaian masalah orang lain. Sikap empati yang ditunjukkan akan memberikan kenyamanan orang lain untuk mau membuka dirinya lebih luas lagi.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian simpati, ciri-ciri, bentuk, fungsi, tujuan, dan dampak simpati, serta perbedaan antara simpati dan empati.

Semoga bermanfaat.