Pengertian Sosiologi Pendidikan. Istilah “sosiologi pendidikan” merupakan gabungan dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda, yaitu : “sosiologi” dan “pendidikan”. Menurut Aguste Comte, dalam “Cours de la Philosovie Positive”, yang dimaksud dengan “sosiologi” adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Sosiologi juga dapat berarti ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara berbagai macam gejala sosial (seperti : gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial, serta mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan “pendidikan” adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap sesuatu dan membuatnya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Secara umum, “sosiologi pendidikan” dapat diartikan sebagai kajian sosiologis yang mempelajari hubungan sosial antara masyarakat sehingga memunculkan interaksi sosial dalam paradigma pendidikan yang pada akhirnya terjadi korelasi pengajaran, pelatihan, dan pengetahuan dalam perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Sosiologi pendidikan juga dapat berarti cabang dari sosiologi yang membahas struktur dan proses pendidikan di masyarakat, secara khusus dan secara umum ;
F.G. Robbins, dalam “Educational Sociology”, menyebutkan bahwa sosiologi pendidikan merupakan sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan ;
- struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian, dan hubungan kesemuanya dengan tata sosial masyarakat.
- dinamika adalah proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan;
Baca juga : Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Yang Lain
Selain itu, pengertian sosiologi pendidikan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang lain, diantaranya adalah :
- H.P. Fairchild, dalam bukunya “Dictionary of Sociology”, menyebutkan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi, sosiologi pendidikan tergolong sosiologi terapan.
- E. George Payne, dalam “Principles of Educational Sociology”, menyebutkan bahwa sosiologi pendidikan adalah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan. Lebih lanjut, E. George Payne menjelaskan bahwa sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat dianalisis sosiologi, seperti sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar, yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing), dan lain sebagainya.
- St. Vembriarto, dalam “Sosiologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa sosiologi pendidikan adalah salah satu cabang dari sosiologi khusus, yaitu sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental yang memusatkan perhatian pada penyelidikan daerah yang saling dilingkupi antara sosiologi dengan ilmu pendidikan.
- S. Nasution, dalam “Sosiologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.
- Ary H. Gunawan, dalam “Sosiologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
Ciri-Ciri Sosiologi Pendidikan. Sosiologi pendidikan memiliki ciri-ciri tertentu. Moh. Suardi, dalam “Sosiologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa ciri-ciri dari sosiologi pendidikan adalah sebagai berikut :
- empiris, merupakan ciri utama sosiologi sebagai ilmu, sebab empiris bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
- teoritis, merupakan peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
- komultif, sebagai akibat dari penciptaan terus-menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
- non etis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal ini baik atau buruk.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan. Secara umum, ruang lingkup sosiologi pendidikan adalah analisis proses, pola, struktur dan dinamika yang terjadi dalam sistem pendidikan dan sistem-sistem di luar pendidikan yang berdampak terhadap pendidikan, baik secara makro maupun mikro ;
- analisis jenjang mikro (micro level) adalah salah satu jenjang analisis dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada manusia sebagai agen perubahan, pilihan dan dinamika hubungan personal dan sistem sosial pada skala kecil dengan berbagai jenisnya, khususnya yang melibatkan interaksi tatap muka. Dalam pembahasan sosiologi pendidikan jenjang mikro dilaksanakan dalam membahas interaksi-interaksi sosial yang ada pada level individu, sekolah dan masyarakat. Analisis pada jenjang ini biasanya menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik.
- analisis jenjang makro (macro level) adalah salah satu jenjang analisis dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada sistem sosial dengan ukuran yang lebih besar, khususnya masyarakat secara keseluruhan. Pembahasan sosiologi pendidikan pada jenjang ini membahas berbagai aspek dalam kehidupan sosial yang berpengaruh terhadap sistem pendidikan, terutama pendidikan dasar.
Obyek Kajian Sosiologi Pendidikan. Penelitian sosiologi pendidikan menurut pandangan para ahli berbeda-beda, tergantung pada pemahaman tentang sosiologi pendidikan. S. Nasution menyebutkan bahwa obyek kajian sosiologi pendidikan meliputi :
- hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat.
- hubungan antar manusia di dalam sekolah.
- pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah.
- sekolah dalam masyarakat.
Sedangkan St. Vembriarto menyebutkan bahwa obyek kajian sosiologi pendidikan adalah :
- pendidikan ditinjau dari orientasi sosial yang bersifat umum.
- masalah proses sosialisasi anak.
- kehidupan atau kebudayaan sekolah.
- pendidikan ditinjau dari hubungan antar pribadi.
Manfaat Sosiologi Pendidikan. Secara umum, manfaat dari sosiologi pendidikan adalah :
- untuk menganalisis terjadinya proses sosialisasi seseorang dalam sekolah, keluarga, dan masyarakat.
- untuk menjelaskan dan menggambarkan secara detail terkait dengan perkembangan dan kemajuan sosial.
- untuk menuntaskan masalah pendidikan dan mengaplikasikan pembelajaran dalam pendidikan di masyarakat.
Sedangkan E. George Payne, menyebutkan bahwa bagi para pendidik, sosiologi pendidikan memiliki manfaat utama sebagai berikut :
- untuk menganalisis pendidikan.
- untuk memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat.
Baca juga : Pengertian Administrasi Pendidikan
Tujuan Sosiologi Pendidikan. Sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat dikenakan analisis sosiologis, melainkan studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu yang diterapkan. Dalam konteks pendidikan, tujuan dari sosiologi pendidikan adalah :
- memberikan pembekalan dasar-dasar ilmiah sosiologi kepada para guru atau calon guru agar mampu mengetahui, memahami, menerapkan, dan melaksanakan dimensi sosiologi dalam pendidikan, sehingga tercapai tujuan dari pendidikan. Dengan tercapainya tujuan sosiologi pendidikan tersebut akan membentuk aspek profesionalisme pada guru, secara pribadi maupun sosial.
E. George Payne menyebutkan bahwa tujuan utama dari sosiologi pendidikan adalah :
- memberikan latihan yang serasi dan efektif dalam sosiologi bagi guru-guru, para peneliti, dan orang lain yang menaruh perhatian akan pendidikan, sehingga dapat memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan.
Sedangkan S. Nasution menyebutkan bahwa tujuan dari sosiologi pendidikan adalah :
- menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini, harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak.
- menganalisis perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pengamat yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna menambah kesejahteraan sosial). Di samping itu, dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas sosial.
- menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah tempat lembaga pendidikan itu berada.
- menganalisis partisipasi orang-orang terdidik atau berpendidikan dalam kegiatan sosial. Peranan atau aktivitas warga yang berpendidikan atau intelektual sering menjadi ukuran maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat.
- membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut.
Pendekatan dalam Sosiologi Pendidikan. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam sosiologi pendidikan, diantaranya adalah :
1. Pendekatan struktural fungsional.
Pendekatan struktural fungsional mengarah kepada keseimbangan dan ketertiban sosial. Pendekatan ini menganggap bahwa institusi pendidikan akan membuat kehidupan sosial di tengah masyarakat akan berjalan dengan baik. Sosialisasi yang terjadi merupakan proses tempat generasi muda mempelajari ilmu pengetahuan, tingkah laku, dan nilai-nilai yang dianggap diperlukan sebagai warga negara yang produktif bagi keberlangsungan sebuah sistem kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
2. Pendekatan konflik.
Pendekatan konflik beranggapan bahwa pendidikan sebagai produksi sosial. Pendekatan ini bertolak belakang dengan pendekatan struktural--fungsional. Pendekatan konflik mempercayai bahwasanya masyarakat dipenuhi dengan persaingan-persaingan dari berbagai kelompok-kelompok sosial yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan juga memiliki kesempatan yang berbeda pula guna memenuhi kebutuhan hidup dan pencapaian sosial lainnya.
3. Pendekatan struktur dan agen.
Pendekatan struktur dan agen disebut juga dengan pendekatan objektif dan subjektif. Pendekatan ini melihat kesenjangan sosial dalam pendidikan secara terstruktur. Kesenjangan sosial dalam pendidikan sangat terasa, terutama ketika membandingkan kesempatan untuk masuk ke perguruan tinggi. Bagi peserta didik yang berasal dari kelas atas kemungkinan untuk dapat masuk ke perguruan tinggi lebih besar dibandingkan mereka yang berasal dari kelas bawah.
Baca juga : Pengertian Psikologi Pendidikan
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian sosiologi pendidikan, ciri-ciri, ruang lingkup, obyek kajian, manfaat, dan tujuan sosiologi pendidikan, serta pendekatan yang digunakan dalam sosiologi pendidikan.
Semoga bermanfaat.