Pendidikan Karakter : Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Tujuan, Dan Metode Pendidikan Karakter, Serta Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pendidikan Karakter

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pendidikan Karater. Secara umum, yang dimaksud dengan pendidikan karakter atau "character education" adalah suatu upaya yang dirancang secara sistematis dan berkesinambungan untuk membentuk akhlak peserta didik agar memiliki pengetahuan, perasaan, dan perilaku yang berlandaskan norma-norma luhur yang berlaku di masyarakat. Pendidikan karakter juga dapat berarti upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta didik menjadi insan kamil.

Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral yang bertujuan untuk membentuk serta melatih kemampuan individu dengan secara terus-menerus dalam penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Thomas Lickona, dalam "Educating For Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility", menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk dapat membantu seseorang sehingga ia akan dapat memperhatikan, memahami, serta juga melakukan nilai-nilai etika yang inti. Lebih lanjut Thomas Lickona menekankan tiga hal dalam mendidik karakter seseorang yang dirumuskan sebagai knowing, loving, and acting the good.

Keberhasilan dalam pendidikan karakter di mulai dengan pemahaman karakter yang baik, mencintainya, serta peneladanan atas karakter baik tersebut. Pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
  1. proses pembelajaran langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
  2. proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
  3. melalui budaya sekolah. Lingkungan satuan pendidikan dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosiokultural satuan pendidikan, memungkinkan para peserta didik bersama dengan warga satuan pendidikan lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian di satuan pendidikan yang mencerminkan terwujud karakter.


Pendidikan karakter hendaknya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak. Pendidikan karakter dapat dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, serta lingkungan dengan memanfaatkan berbagai media belajar. Thomas Lickona menyebutkan bahwa setidaknya terdapat tujuh alasan mengapa pendidikan karakter harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu :
  • untuk dapat memastikan para anak didik memiliki kepribadian serta karakter yang baik dalam hidupnya.
  • dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik.
  • sebagian anak didik tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain.
  • dapat membentuk individu yang menghargai serta juga menghormati orang lain serta dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk.
  • sebagai upaya dalam mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidak-sopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
  • sebagai cara terbaik untuk dapat membentuk perilaku individu itu sebelum masuk ke dunia kerja atau usaha.
  • sebagai cara untuk dapat mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari kerja suatu peradaban.

Baca juga : Pengertian Karakter

Selain itu, pengertian pendidikan karakter juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • John W. Santrock, dalam "Child Development", berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk dapat menanamkan nilai moral serta juga memberi kan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral di dalam upaya mencegah perilaku yang yang dilarang.
  • Masnur Muslich, dalam "Pendidikan Karakter : Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional", berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan dan negara menjadi manusia yang kamil.
  • Ratna Megawangi, dalam "Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa", berpendapat bahwa Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).


Ciri-Ciri Pendidikan Karakter. Menurut D. Koesoema, dalam "Pendidikan Karakter", mengutip pendapat dari  F.W. Foerster menyebutkan bahwa terdapat empat ciri-ciri dasar pendidikan karakter, yaitu:
  • Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hirarki nilai. Maka nilai menjadi pedoman yang bersifat normatif dalam setiap tindakan.
  • Koherensi yang memberi keberanian membuat seseorang teguh ada prinsip, dan tidak terombang-ambing pada situasi baru atau takut resiko.
  • Otonomi. disana seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi.
  • Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna menginginkan apapun yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.


Fungsi Pendidikan Karakter. Pada prinsipnya, pendidikan karakter berfungsi untuk membentuk karakter peserta didik sehingga peserta didik menjadi pribadi yang bermoral, bertoleran, tangguh, berakhlak mulia, serta berperilaku baik. Fungsi dari pendidikan karakter yang lain adalah :
  • membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural.
  • membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia, mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik dan berperilaku baik serta keteladanan baik.
  • membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.


Tujuan Pendidikan Karakter. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu :
  • untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • berakhlak mulia.
  • sehat.
  • berilmu.
  • cakap.
  • kreatif.
  • mandiri.
  • menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sedangkan Masnur Muslich, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah :
  • meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang.
  • diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan, serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.


Metode Pendidikan Karakter. Menurut Howard Kirschenbaum, dalam "100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools and Youth Settings", pendidikan karakter dapat dilakukan dengan menggunakan metode komprehensif, yang meliputi :
  • inkulkasi (incucation). Inkulkasi adalah penanaman nilai secara dialogis, lawan dari indoktrinasi. Salah satu ciri inkulkasi adalah mengemukakan kepercayaan disertai alasan yang mendasarinya.
  • keteladanan (modeling). Keteladanan adalah perilaku, sikap maupun pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan lain yang dapat dijadikan sebagai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari atau menjadi panutan bagi siswa agar mencontohnya, antara lain: berpakaian rapi, bertutur kata sopan dan santun, datang tepat pada waktunya, bekerja keras, selalu ramah dan sejenisnya.
  • fasilitas (facilitation). Fasilitas adalah memberikan kesempatan, maksudnya suatu metode pemberian kesempatan untuk mengembangkan nilai-nilai kebaikan. Nilai-nilai karakter dapat juga disisipi pada materi pelajaran. Infiltrasi dilakukan dengan menghubungkan antara materi pelajaran dengan nilai yang ingin diintegrasikan.
  • pengembangan keterampilan (skill building, khusus softskill).

Baca juga : Ideologi Pancasila

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter bukan hanya sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, diantaranya adalah :

1. Agama.
Masyarakat Indonesia ialah masyarakat beragam. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

2. Pancasila.
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni.

3. Budaya.
Nilai-nilai budaya dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pendidikan karakter, ciri-ciri, fungsi, tujuan, dan metode pendidikan karakter, serta nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter.

Semoga bermanfaat.