Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang dari ilmu psikologi. Secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Sedangkan pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan malalui upaya pengajaran atau pelatihan. Sehingga dalam pengertian yang sederhana, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Jika mengacu pada pengertian pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa :
- Pendidikan adalah suatu usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
dan berkaitan dengan pengertian dari psikologi, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap dan perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar, di mana sikap dan perilaku tersebut sebagai ekspresi dari keadaan jiwa mereka.
Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli. Menurut Sultan Muhammad, psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis di bidang pendidikan, sehingga psikologi pendidikan merupakan :
- studi sistematis tentang perkembangan individu dalam lingkungan pendidikan.
- disiplin ilmu terapan yang menggabungkan dua bidang yang berbeda, yaitu pendidikan dan psikologi.
- studi ilmiah untuk memahami, memprediksi, dan mengarahkan perilaku peserta didik bagi usaha pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Selain itu, telah banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan, beberapa diantaranya adalah :
- Sumadi Suryabrata, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan suatu pengetahuan psikologi tentang anak didik dalam situasi pendidikan.
- Muhibin Syah, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin psikologi yang mempelajari masalah psikologis yang terjadi di dunia pendidikan.
- Bimo Walgito, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan psikologi yang khusus menguraikan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, seperti bagaimana cara menarik minat atau perhatian peserta didik agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar, dan lain sebagainya.
- Witherington, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
- Elliot, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran, dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.
- John W. Santrock, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
- Crow dan Crow, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu terapan yang berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah.
- Barlow, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber untuk membantu melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
- Tardif, menyebutkan bahwa psikologi pendidikan merupakan sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha pendidikan.
- belajar, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku peserta didik, dan lain sebagainya.
- proses belajar, yaitu tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik.
- situasi belajar, yaitu suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan. Pada dasarnya psikologi pendidikan mempelajari mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, yaitu :
- lingkungan dan hereditas pendidikan.
- pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik.
- kesehatan mental anak didik.
- karakteristik tingkah laku disertai dengan potensi yang ada pada anak didik.
- hasil dari proses pengadaan pendidikan yang memiliki dampak terhadap individu peserta didik yang bersifat personal dan sosial.
- evaluasi hasil pendidikan yang telah diberikan.
Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan. Terdapat beberapa teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia pendidikan, yaitu :
1. Teori Behaviorisme (Teori Perilaku).
Dalam teori behaviorisme, yang menjadi pembelajaran adalah perubahan tingkah laku (bihavior) yang merupakan dampak dari interaksi antara stimulus dan respon. Konsep yang diutamakan dalam teori ini adalah input atau stimulus yang diberikan oleh pengajar kepada peserta didik. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut.
2. Operant Conditioning Theory (Teori Manajemen Operasional).
Operant conditioning theory merupakan tipe pembelajaran di mana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari teori ini adalah :
- dukungan positif, yaitu dengan memberikan pujian kepada peserta didik.
- dukungan negatif, yaitu dengan membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima.
- hukuman positif, yaitu hukuman yang diberikan kepada peserta didik untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan.
- hukuman negatif, yaitu hukuman yang diberikan kepada peserta didik untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan.
3. Classical Conditioning Theory (Teori Harmonik Klasik).
Classical conditioning theory merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Dalam teori ini terdapat tiga tahapan, dengan pemberian stimulus baru pada masing-masing tahapan :
- Before conditioning, yang merupakan tahap pertama. Pada tahapan ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terpikirkan.
- During conditioning, yang merupakan tahap kedua. Pada tahap ini stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stiulus yang sudah diketahui.
- After conditioning, yang merupakan tahap ketiga. Pada tahap ini terbentuk respon yang baru.
4. Teori Kognitif.
Teori kognitif memfokuskan diri pada proses perubahan mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif mempunyai empat prinsip dasar, yaitu :
- siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan.
- pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari.
- belajar membangun pengalaman.
- belajar merupakan perubahan struktur mental seseorang.
Teori kognitif digunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana.
5. Teori Koneksionisme.
Teori koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike, yang dikenal dengan teori respon stimulus. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Dalam teori ini disebutkan bahwa stimulus akan mengirimkan pesan padai panca indera, lalu memberikan respon dengan perilaku.
6. Teori Gestalt.
Teori gestalt menjelaskan bahwa proses kognitif terjadi melalui pengaturan pesan atau pola yang saling terkait dengan komponen sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut teori ini, orang pada umumnya cenderung melihat hal-hal di sekitarnya secara menyeluruh. Teori gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk.
Psikologi pendidikan dimaksudkan untuk mempengaruhi kegiatan pendidikan sehingga proses pembelajaran dan belajar mengajar dapat berlangsung lebih efektif dengan memperhatikan respon kejiwaan dan tingkah laku peserta didik.
Semoga bermanfaat.