Perilaku Belajar : Pengertian, Karakteristik, Indikator, Dan Perwujudan Perilaku Belajar, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Belajar

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Perilaku Belajar. Istilah “perilaku belajar” terdiri dari dua suku kata, yaitu : “perilaku” dan “belajar”. Perilaku berarti “semua aktivitas yang dilakukan manusia pada umumnya”. Perilaku, oleh J.P. Chaplin, dalam “Dictionary of Psychology”, diartikan dengan suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respon, baik berupa reaksi, tanggapan, jawaban, atau balasan yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus, J.P. Chaplin mengartikan perilaku sebagai bagian dari satu kesatuan pola reaksi.

Sedangkan “belajar” dapat berarti suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan suatu perubahan di dalam kehidupannya baik tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan, pola atau daya pikir, nilai kehidupan, dan berbagai kemampuan lainnya yang diperlukan di dalam kehidupan. J.P. Chaplin mengartikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :
  1. belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
  2. belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum “perilaku belajar” dapat diartikan sebagai suatu aktivitas belajar. Perilaku belajar juga berarti suatu cara atau tindakan yang berisi sikap atas pelaksanaan teknik-teknik belajar yang dilaksanakan oleh siapapun juga dalam waktu dan situasi belajar tertentu. Selain itu, pengertian perilaku belajar juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Muhibbin Syah, dalam “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”, menyebutkan bahwa perilaku belajar adalah sebuah aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
  • Wasty Soemanto, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri siswa dalam menanggapi dan meresponi setiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi, menunjukkan sikapnya apakah antusias dan bertanggung jawab atas kesempatan belajar yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut Wasty Soemanto menjelaskan bahwa perilaku belajar memiliki dua penilaian kualitatif, yaitu : baik dan buruk, di mana keduanya tergantung kepada individu yang mengalaminya.


Karakteristik Perilaku Belajar. Perilaku belajar memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan perilaku yang lain. Tohirin, dalam “Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah”, menyebutkan bahwa perilaku belajar memiliki karakteristik atau ciri-ciri khusus, yaitu :

1. Perubahan intensional.
Perubahan intensional maksudnya adalah perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari. Hal tersebut berarti bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan positif dan aktif.
Perubahan positif dan aktif maksudnya adalah perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.
  • perubahan bersifat positif bermakna baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan, yang berarti bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yaitu diperolehnya sesuatu yang relatif baru (misalnya pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik dari apa yang telah ada sebelumnya.
  • perubahan bersifat aktif berarti tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena proses kematangan.

3. Perubahan efektif dan fungsional.
Perubahan efektif dan fungsional maksudnya adalah perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif dan fungsional.
  • perubahan bersifat efektif berarti berdaya guna, yaitu perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi orang atau individu yang belajar.
  • perubahan bersifat fungsional berarti relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas.


Indikator Perilaku Belajar. Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan indikator perilaku belajar, diantaranya adalah :
  • kebiasaan mengikuti pelajaran. Kebiasaan adalah aspek dari perilaku manusia yang menetap dalam dirinya dan berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan.
  • mengulangi pelajaran. Pengulangan atau pemantapan pelajaran oleh siswa untuk membantu memperjelas hal yang berkaitan dengan pelajaran yang diterimanya.
  • membaca buku. Membaca adalah kegiatan melihat serta memahami isi dari yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Membaca merupakan aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar, yang memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar. Aktivitas membaca berkaitan dengan dua hal pokok, yaitu pembaca dan bahan bacaan.
  • mengunjungi perpustakaan. Belajar identik dengan kegiatan yang berhubungan dengan membaca dan mencari sumber bacaan dari berbagai refrensi. Untuk memenuhi hal tersebut, seorang siswa dapat memperoleh dari perpustakaan.
  • menghadapi ujian. Ujian akan mudah diselesaikan oleh siswa apabila ia sudah mengadakan persiapan yang baik dengan belajar semaksimal mungkin. Persiapan menghadapi ujian merupakan persiapan yang dilakukan oleh siswa dalam mengatur dan melaksanakan kegiatan belajarnya sehingga materi- materi pelajaran yang telah diterimanya dapat dikuasai.


Perwujudan Perilaku Belajar. Perwujudan atau manifestasi perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya beberapa perubahan dalam diri seorang siswa. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa perilaku belajar diwujudkan dalam sembilan bentuk, yaitu :

1. Kebiasaan.
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan dalam kebiasaan. Kebiasaan timbul karena proses penyusutan respon menggunakan stimulus yang berulang. Pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan, sehingga mengakibatkan munculnya suatu pola bertingkah laku yang baru yang relatif menetap dan otomatis.

2. Keterampilan.
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya muncul dalam kegiatan jasmaniah, seperti : menulis, mengetik, olah raga, dan lain sebagainya. Meskipun sifatnya motoric, namun keterampilan memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dikatakan kurang atau tidak terampil.

3. Pengamatan.
Pengamatan adalah proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti stimulus yang masuk melalui indra-indra, seperti : mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar, siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar, objektif, sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan pengertian yang salah pula. Perwujudan prilaku belajar ini memerlukan variabel bebas kemandirian dan dukungan sosial.

4. Berpikir asosiatif dan daya ingat.
Berpikir asosiatif adalah proses pembentukan hubungan antara stimulus dengan respon. Kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar sangat dipengaruhi oleh pengertian dan pemahaman dari hasil belajar.

5. Berpikir rasional dan kritis.
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang baekaitan dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”.

6. Sikap.
Sikap atau attitude merupakan suatu kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

7. Inhibisi.
Inhibisi adalah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu lalu memilih atau melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia bereaksi dengan lingkungannya.

8. Apresiasi.
Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian terhadap segala sesuatu, baik yang abstrak maupun konkrit yang memiliki nilai luhur.

9. Tingkah laku afektif.
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keaneka-ragaman perasaan, seperti : takut, marah, sedih, gembira, senang, was-was, dan lain sebagainya. Perasaan ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar oleh karena itu dimasukkan dalam perwujudan perilaku belajar.


Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku belajar. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa secara umum terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku belajar seorang siswa, yaitu :

1. Faktor Internal.
Faktor internal merupakan suatu keadaan atau kondisi yang berasal dari diri siswa (jasmani dan rohani) yang dapat mempengaruhi perilaku belajar siswa, yang meliputi dua aspek, sebagai berikut :
  • aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
  • aspek psikologis, yaitu kondisi rohaniah siswa dan kondisi lain yang berhubungan dengan hal tersebut yang dapat mempengaruhi semangat dan kemampuan belajar siswa. Termasuk dalam aspek psikologis tersebut diantaranya adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa, dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal merupakan suatu keadaan atau kondisi yang berasal dari luar diri siswa (lingkungan di sekitar siswa) yang dapat mempengaruhi perilaku belajar siswa, yang meliputi dua hal, yaitu :

2.1. Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial terdiri dari :
  • lingkungan sekolah, seperti : guru, staf, dan teman-teman sekelasnya yang dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
  • lingkungan  masyarakat, seperti : tetangga, teman-teman bermain yang ada di sekitar tempat tinggal siswa, dan lain sebagainya juga mempengaruhi belajar siswa.
  • lingkungan  keluarga, merupakan faktor sosial yang paling berpengaruh dalam perilaku belajar siswa.

2.2. Lingkungan non sosial.
Termasuk dalam lingkungan non sosial diantaranya adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca. dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Faktor Pendekatan Belajar.
Faktor pendekatan belajar merupakan bentuk upaya belajar siswa yang meliputi : strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sedangkan Abu Ahmadi, dalam “Sosiologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa perilaku belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Faktor biologis.
Faktor biologis merupakan faktor yang berasal dari diri seorang siswa (jasmani) yang dapat mempengaruhi perilaku belajarnya.

2. Faktor psikologis.
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari diri seorang siswa (rohani) yang dapat mempengaruhi perilaku belajarnya. Tingkah laku manusia dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu : tipe introvert, dengan karakteristik pendiam, rasional, lambat bertindak, dan lain sebagainya, serta tipe ekstrovert, dengan karakteristik lekas bertindak, kurang rasional, serba meriah, dan lain sebagainya.

3. Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari diri seorang siswa yang dapat mempengaruhi perilaku belajarnya. Yang termasuk dalam faktor lingkungan adalah lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Baca juga : Pendidikan Inklusif

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian perilaku belajar, karakteristik, indikator, dan perwujudan perilaku belajar, serta faktor yang mempengaruhi perilaku belajar.

Semoga bermanfaat.