Pengertian Kepedulian Sosial. Manusia adalah makhluk sosial, maksudnya adalah manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, setiap manusia memiliki kepentingan dengan manusia yang lain. Oleh karena hal tersebut maka terjadilah interaksi di antara manusia yang bersangkutan, yang dalam tingkatan tertentu akan menciptakan suatu sikap kepedulian di antara mereka.
Sikap kepedulian terhadap sesama manusia dalam lingkungan masyarakat dikenal dengan istilah “kepedulian sosial”. Kepedulian merupakan perwujudan dari salah satu bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) dalam merespon suatu permasalahan. Kata “kepedulian” berasal dari kata dasar “peduli” yang berarti memperhatikan atau menghiraukan. Peduli merupakan suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan masalah orang lain. Hardati, dkk dalam “Pendidikan Konservasi”, mengartikan peduli sebagai :
- peka terhadap kesulitan orang lain.
- peka terhadap kerusakan lingkungan fisik.
- peka terhadap berbagai perilaku menyimpang.
- peka terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang dinamis.
- peka terhadap perubahan pola-pola kehidupan sosial.
Sedangkan “sosial” berarti segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasrakatan.
Berdasarkan hal pengertian tersebut, istilah “kepedulian sosial” atau “social interest” secara umum dapat diartikan dengan minat atau ketertarikan seorang atau sekelompok orang terhadap suatu urusan orang lain, yaitu membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian. Kepedulian sosial juga dapat berarti perasaan bertanggung jawab terhadap kesulitan yang dihadapi orang lain di mana seseorang terdorong untuk melakukan suatu kebaikan dalam rangka membantunya. Dalam kehidupan bermasyarakat, kepedulian sosial lebih dikenal dengan berperilaku baik terhadap orang lain.
Jadi, kepedulian sosial bukanlah berarti atau untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, serta membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan. Nilai-nilai yang tertanam dalam kepedulian sosial meliputi, diantaranya :
- kejujuran.
- kasih sayang atau cinta.
- tolong-menolong atau gotong royong.
- kerendahan hati dan keramahan.
- kesetiakawanan.
Selain itu, pengertian kepedulian sosial dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- A. Adler, dalam “Understanding Human Nature”, menyebutkan bahwa kepedulian sosial adalah suatu sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya atau suatu empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Lebih lanjut A. Adler menjelaskan bahwa kepedulian sosial merupakan kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama.
- Zuchdi Darmiyati, dalam “Pendidikan Karakter Dalam Prespektif Teori dan Praktik”, menyebutkan bahwa kepedulian sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Kepedian sosial merupakan keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam merasakan apa yang sedang dialami atau dirasakan oleh orang lain.
Indikator Kepedulian Sosial. Adanya kepedulian sosial seorang atau sekelompok orang dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah :
- keterlibatan dalam aksi sosial.
- adanya rasa empati kepada sesama.
- tolong menolong atau bekerja sama.
- sadar akan hak dan kewajiban.
- sopan dan santun.
Bentuk Kepedulian Sosial. Kepedulian sosial dapat dibedakan dalam beberapa bentuk. Muhammad Asrori, dalam “Perkembangan Psikologi Remaja”, menyebutkan bahwa kepedulian sosial dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
- kepedulian suka maupun duka, merupakan kepedulian yang timbul tanpa membedakan situasi baik dalam situasi suka maupun duka, turut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
- kepedulian pribadi dan bersama, merupakan kepedulian yang timbul karena gerak hati yang sifatnya pribadi namun juga disaat kepedulian harus dilakukan bersama dan kegiatannya berkelanjutan.
- kepedulian yang mendesak, merupakan kepedulian yang bersifat kepentingan bersama dan harus diutamakan.
Sedangkan jika didasarkan pada lingkungannya, Buchari Alma, dalam “Pembelajaran Studi Sosial”, membedakan kepedulian sosial menjadi tiga bentuk, yaitu :
1. Kepedulian di lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan sosial terkecil yang dialami oleh seorang manusia. Lingkungan inilah yang pertama kali mengajarkan manusia bagaimana berintaeraksi. Interaksi dimaksud dapat diwujudkan diantaranya melalui air muka, gerak-gerik, suara, dan lain sebagainya.
2. Kepedulian di lingkungan masyarakat.
Gotong royong, tolong menolong merupakan salah satu bentuk dari kepedulian di lingkungan masyarakat. Khusus pada masyarakat pedesaan, sikap kepedulian sosial masih dapat dirasakan dengan sangat erat. Hal tersebut dapat dilihat saat salah seorang anggota masyarakat mengadakan suatu acara, maka anggota masyarakat yang lain akan membantu dengan suka rela.
3. Kepedulian di lingkungan sekolah.
Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar meningkatkan kemampuan intelektual, akan tetapi juga membantu anak untuk dapat mengembangkan emosi, berbudaya, bermoral, bermasyarakat, dan kemampuan fisiknya. Sekolah juga merupakan tempat untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman sosial anak agar dapat bergaul dengan orang lain di dalam masyarakat.
Manfaat Kepedulian Sosial. Manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang memiliki sikap dan perilaku kepedulian sosial atau peduli dengan sesama, diantaranya adalah :
- semakin peka terhadap kondisi kehidupan orang lain. Semakin sering seseorang menebar kebaikan kepada sesama dan dilakukan secara konsisten akan memberikan efek yang sangat besar dalam kehidupannya, terutama sikap peduli kepada sesama akan semakin terasah.
- menjadi teladan yang baik bagi orang lain. Sikap dan perilaku peduli yang diberikan kepada orang lain akan menjadi suatu contoh dan keteladanan yang baik untuk orang lain, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi pikiran orang lain untuk melakukan kebaikan yang sama.
- membuka pintu rejeki. Tanda disadari, dengan berbuat baik dan peduli terhadap sesama manusia serta membangun interaksi positif dengan orang lain, maka pintu rejeki akan terbuka bahkan dari arah yang tak pernah diduga sebelumnya.
Hambatan dalam Mewujudkan Kepedulian Sosial. Terdapat beberapa hal yang dapat menghambat usaha dalam mewujudkan kepedulian sosial, diantaranya adalah :
- egoisme, merupakan doktrin bahwa semua tindakan seseorang terarah atau harus terarah pada diri sendiri.
- materialistis, merupakan sikap perilaku manusia yang sangat mengutamakan materi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demi mewujudkan itu mereka umumnya tidak terlalu mementingkan cara untuk mendapatkannya.
Baca juga : Public Relations Dan Hubungan Masyarakat
Cara Membentuk dan Meningkatkan Sikap dan Perilaku Kepedulian Sosial. Sikap dan perilaku kepedulian sosial dapat dibentuk melalui pengalaman dan proses belajar. Beberapa cara membentuk sikap dan perilaku kepedulian sosial, diantaranya adalah :
- mengamati maupun melakukan perilaku peduli sosial dari orang-orang yang mempunyai rasa kepedulian sosial tinggi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengacu pada “teori social learning” yang dikemukakan oleh Albert Bandura.
- mendapatkan informasi verbal tentang kondisi dan keadaan sosial orang yang lemah, sehingga dapat diperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang apa yang dirasakan oleh mereka dan bagaimana harus bersikap dan berperilaku peduli kepada orang lemah. Hal tersebut mengacu pada “teori kognitif” yang dikemukakan oleh Jerome Bruner.
- melalui penerimaan penguat atau “reinforcement” yang berupa konsekuensi logis yang akan diterima seseorang setelah melakukan kepedulian sosial. Hal tersebut mengacu pada “teori operant conditioning” yang dikemukakan oleh B. Frederick Skinner.
Sikap dan perilaku kepedulian sosial juga dapat dilatih dengan melalui, diantaranya dengan :
1. Menjadi pendengar yang baik.
Menjadi pendengar yang baik akan melatih manusia untuk memahami perasaan lawan bicara. Menjadi pendengar yang baik dilakukan dengan tidak memotong pembicaraan orang lain atau mematahkan pendapat sang lawan bicara saat ia sedang bicara. Dengan menjadi pendengar yang baik, akan memberikan energi positif yang merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama.
2. Memberi perhatian kepada orang lain.
Kepedulian terhadap sesama juga dapat dilatih dengan cara memberikan perhatian kepada orang lain. Bentuk perhatian bisa berupa hal kecil atau dapat dilakukan dengan cara yang simpel, seperti memperhatikan lawan bicara ketika sedang berbicara.
3. Membiasakan diri membantu sesama.
Membantu orang yang membutuhkan adalah aspek utama untuk melatih kepedulian terhadap sesama. Membantu tidak harus dalam bentuk materi, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk memberikan dukungan atau sekadar menjadi pendengar yang baik.
4. Peduli pada lingkungan sekitar.
Kepedulian sosial dapat di mulai dengan menghilangkan perasaan subyektif terhadap obyek yang dipedulikan. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap keadaan lingkungan. Ketika rasa peka akan lingkungan sekitar itu telah tumbuh, maka seseorang akan mulai terbiasa untuk menempatkan dirinya di posisi lingkungan sekitar, sehingga akan memudahkan untuk tahu bagaimana harus berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain.
Selain dibentuk dan dilatih dengan beberapa cara tersebut, sikap dan perilaku kepedulian sosial yang dimiliki oleh seseorang juga dapat ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap dan perilaku kepedulian sosial menurut Buchari Alma adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran di rumah.
Peranan keluarga terutama orang tua dalam mendidik sangat berpengaruh terhadap tingkah laku anak. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan sebagai pendidikan yang pertama karena pertama kali anak mendapatkan pengaruh pendidikan dari dan di dalam keluarganya.
2. Pembelajaran di lingkungan.
Belajar berorganisasi menjadi sangat penting peranannya dalam memaksimalkan perkembangan sosial manusia. Banyak sekali organisasi di masyarakat yang dapat diikuti dalam rangka mengasah kepedulian sosial. Berbagai macam karakter manusia yang terdapat dalam suatu organisasi dapat melatih seseorang untuk saling memahami satu sama lain.
3. Pembelajaran di sekolah.
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan memiliki potensi untuk memberikan pendidikan nilai kepedulian sosial melalui guru dan seluruh penyangga kepentingan sekolah. Penanaman nilai dapat diintegrasikan pada setiap mata pelajaran supaya nilai benar-benar terinternalisasi pada siswa.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kepedulian sosial, indikator, bentuk, manfaat, dan hambatan dalam mewujudkan kepedulian sosial, serta cara membentuk dan meningkatkan sikap dan perilaku kepedulian sosial.
Semoga bermanfaat.