Resiliensi : Pengertian Dan Ciri-Ciri Individu Yang Memiliki Resiliensi, Serta Fungsi Resiliensi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Resiliensi. Dalam psikologi, istilah "resiliensi" digunakan untuk merujuk pada kemampuan seorang individu untuk bangkit dari pengalaman buruk (negatif), di mana hal tersebut mencerminkan kualitas bawaan atau hasil dari pembelajaran dan pengalaman dari individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, resiliensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima, menghadapi, dan mentransformasikan segala bentuk permasalahan yang telah, sedang, dan akan dihadapi sepanjang kehidupannya.

Istilah "resiliensi" pertama kali dikenal pada sekitar tahun 1950-an dengan nama "ego resiliency", yang diartikan sebagai kemampuan umum yang melibatkan kemampuan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes saat berhadapan dengan tekanan internal maupun eksternal. Pada saat itu, konsep resiliensi atau ego resiliency diterapkan pada anak-anak dan dikenal sebagai "invulnerability" atau "stress resistance".

Dalam perkembangan selanjutnya, D. Farkas dan G. Orosz dalam "Ego Resiliency Reloaded : A Three Component Model of General Resiliency", membedakan antara resiliensi dan ego resiliency. Menurut D. Farkas dan G. Orosz, perbedaan diantara keduanya adalah sebagai berikut :
  • resiliensi, mengandaikan paparan kesulitan substansial dan ditafsirkan sebagai proses dinamis dari sifat kepribadian.
  • ego resiliency, dapat dipahami dalam teori kepribadian dan dikombinasikan dengan ego control. Kepribadian dikonseptualisasikan sebagai sistem pemrosesan yang mempengaruhi ego resiliency digabungkan dengan ego control.


Pengertian tentang resiliensi terus mengalami perkembangan dan perluasan dalam hal pemaknaan. N. Garmezy, dalam "Reseliency and Vulnerability to Adverse Developmental Outcomes Associated with Poverty. American Behavioral Scientist", menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan resiliensi adalah keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan kondisi yang tidak menyenangkan atau buruk. Pendapat N. Garmezy tersebut didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukannya tentang anak-anak yang mampu bertahan dalam situasi penuh tekanan, yang disebutnya dengan "descriptive labels" yaitu menggambarkan anak-anak yang mampu berfungsi secara baik walaupun mereka hidup dalam lingkungan yang buruk dan penuh dengan tekanan.

Selain itu, pengertian resiliensi juga dapat dijumpai dalam pendapat lain yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Karen Reivich dan Andrew Shatte, dalam "The Resilience Faktor, 7 Essential Skill for Overcoming Life's Inevitable Obstacle", menyebutkan bahwa resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi yang sulit.
  • E.H. Grotberg, dalam "Resiliency Program for Children in Disaster : Ambulatory Child Health", menyebutkan bahwa resilensi adalah kemampuan universal seseorang individu atau kelompok untuk mencegah, meminimalisasi, atau bahkan mengatasi efek yang merusak.
  • Desmita, dalam "Psikologi Perkembangan", menyebutkan bahwa resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang, kelompok, atau masyarakat yang memungkinkan untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan, bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan.


Ciri-Ciri Individu yang Memiliki Resiliensi. Menurut S.R. Baumgadner dan M.K. Crother, dalam "Positive Psychology", seorang yang memiliki resiliensi yang tinggi akan menampilkan kemampuan dalam dirinya yang meliputi :
  • intelektual yang baik dan kemampuan memecahkan masalah.
  • memiliki temperamen yang easy going dan kepribadian yang dapat beradaptasi terhadap perubahan.
  • memiliki self image yang ositif dan menjadi pribadi yang efektif.
  • optimis.
  • memiliki nilai pribadi dan nilai budaya yang baik.
  • memiliki selera humor.

Sedangkan menurut H.F. Chung, dalam "Resilency and Character Strengths among College Students", menyebutkan bahwa kebajikan (virtue) dan kekuatan (strength) merupakan dasar bagi seorang individu untuk memiliki resiliensi. Seorang individu yang memiliki resiliensi yang tinggi akan memiliki kecenderungan sebagai berikut :
  • easy going.
  • mudah bersosialisasi. 
  • memiliki kemampuan yang baik dalam keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan kemampuan dalam menilai sesuatu.
  • memiliki orang di sekitar yang mendukung.
  • memiliki satu atau lebih bakat.
  • yakin pada diri sendiri dan percaya pada kemampuannya dalam mengambil keputusan.
  • memiliki spiritualitas dan religiusitas. 


Fungsi Resiliensi. Terdapat beberapa fungsi dari resiliensi. Menurut Karen Reivich dan Andrew Shatte, fungsi dari resiliensi adalah :

1. Mengatasi (Overcoming).
Manusia membutuhkan resiliensi untuk menghindari atau mengatasi dampak negatif yang terjadi akibat dari permasalahan yang dihadapinya. Dengan adanya resiliensi, seseorang dapat menganalisis permasalahan dan mengubah cara pandang menjadi lebih positif serta meningkatkan kemampuan dalam mengontrol kehidupannya sendiri. Dengan demikian, seorang individu dapat lebih termotivasi, produktif, dan bahagia meskipun dihadapkan pada berbagai tekanan dalam kehidupan yang dijalaninya.

2. Mengendalikan (Steering Through)
Setiap orang memerlukan resiliensi untuk menghadapi setiap masalah, tekanan, dan setiap konflik yang terjadi dalam kehidupannya. Orang yang resilien akan menggunakan sumber dari dalam dirinya sendiri untuk mengatasi setiap masalah yang ada, tanpa harus merasa terbebani dan bersikap negatif terhadap kejadian yang dialaminya tersebut. Orang yang resilien dapat membantu serta mengendalikan dirinya dalam menghadapi masalah sepanjang perjalanan hidupnya.

3. Efek Kembali (Bouncing Back)
Banyak kejadian yang dialami oleh seorang individu merupakan hal yang bersifat traumatik dan menimbulkan tingkat stres yang tinggi, sehingga diperlukan resiliensi yang lebih tinggi dalam menghadapi dan mengendalikan diri sendiri. Seorang individu yang resilien biasanya menghadapi trauma dengan tiga karakteristik untuk menyembuhkan diri, yatu :
  • mereka menunjukkan task oriented coping style, di mana mereka melakukan suatu tindakan yang bertujuan untuk mengatasi kemalangan tersebut.
  • mereka mempunyai keyakinan kuat bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari kehidupan mereka.
  • mereka mengetahui bagaimana berhubungan dengan orang lain sebagai cara untuk mengatasi pengalaman (trauma) yang mereka rasakan, sehingga mereka akan mampu kembali ke kehidupan normal dengan lebih cepat.

4. Menjangkau (Reaching Out).
Selain berfungsi untuk mengatasi pengalaman buruk (negatif), stres, atau menyembuhkan diri dari trauma, resiliensi juga memiliki fungsi untuk mendapatakn pengalaman hidup yang lebih kaya dan bermakna serta berkomitmen dalam mengejar pembelajaran dan pengalaman baru. Seorang individu yang berkarakteristik seperti tersebut melakukan tiga hal dengan baik, yaitu :
  • tepat dalam memperkirakan resiko yang terjadi.
  • mengetahui dengan baik diri mereka sendiri.
  • menemukan makna dan tujuan dalam kehidupan mereka.


Dalam beberapa penelitian tentang resiliensi yang pernah dilakukan, terkadang seorang peneliti  menggunakan istilah yang berbeda (tidak menggunakan istilah resiliensi), tetapi pada dasarnya menggambarkan mekanisme yang sama sebagaimana resiliensi, yaitu adaptasi terhadap stres. J. Ledesma dalam "Conceptual Frameworks and Research Models on Resilience in Leadership", menyebutkan bahwa beberapa istilah yang digunakan yang memiliki makna sebagaimana resiliensi  diantaranya adalah :
  • protective factor, yaitu menggunakan faktor resiko untuk beradaptasi. Misalnya seorang individu yang resilien adalah yang optimis, memiliki empati, insight, intellectual  competence, self esteem, serta punya tujuan, tekad, dan ketekunan.
  • compensatory, yaitu melihat resiliensi sebagai faktor yang menetralkan resiko, faktor resiko dan faktor pengganti yang secara independen berkontribusi pada outcome.
  • challenge, yaitu menggunakan faktor resiko sebagai tantangan. Misalnya seorang individu yang resilien adalah yang mampu memecahkan masalah, memiliki kecenderungan untuk memahami pengalaman sebagai suatu yang positif bahkan ketika mereka menderita, memiliki kemampuan untuk berpikir positif pada orang lain, dan memiliki keyakinan untuk mempertahankan pandangan hidup yang positif.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian resiliensi, ciri-ciri individu yang memiliki resiliensi, serta fungsi dari resiliensi.

Semoga bermanfaat.