Kecerdasan Emosional : Pengertian, Karakteristik, Aspek, Klasifikasi, Cara Mengembangkan, Tahapan, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kecerdasan Emosional. Istilah kecerdasan emosional yang dalam bahasa Inggris disebut dengan “emotional intelligence” atau lebih dikenal dengan sebutan “Emotional Quotient (EQ)” merupakan penggabungan dari dua kata, yaitu : emosi atau “emotional” dan kecerdasan atau “intelligence”.

Emosi adalah
setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, dan keinginan, baik itu bersifat positif atau negatif, sedangkan kecerdasan adalah interaksi aktif antara kemampuan yang dibawa sejak lahir dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan yang menghasilkan kemampuan individu untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan pengetahuan, mengerti makna dari konsep konkret dan abstrak, memahami hubungan-hubungan yang ada di antara obyek, peristiwa, ide, dan kemampuan dalam menerapkan semua hal tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai kemampuan seorang individu dalam mengelola emosi, yang meliputi kemampuan mengendalikan dorongan diri dan keinginan, serta mengontrol sikap dan perilaku, sehingga individu yang bersangkutan dapat diterima di lingkungan sosialnya dan dapat mengenali perasaan orang lain.

Istilah kecerdasan emosional pertama kali diperkenalkan oleh Peter Salovey, seorang psikolog dari Harvard University dan John D. Mayer, seorang psikolog dari New Hampshire University, pada tahun 1990, yang dimuat dalam artikelnya yang berjudul “Emotional Intelligence”. Peter Salovey dan John D. Mayer menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Istilah kecerdasan emosional tersebut, mereka gunakan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara empati, mengungkapkan dan memahami perasaan marah, pengendalian amarah, kemampuan menyelesaikan masalah secara mandiri, berdiskusi, memecahkan masalah, keramahan, serta adanya sikap hormat.

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dan dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.


Selain itu, pengertian kecerdasan emosional juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Daniel Goleman, dalam “Emotional Intelligence”, menyebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
  • E. Lawrence Shapiro, dalam “Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak”, menyebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan emosinya untuk mengeluarkan atau membangkitkan emosi, seperti emosi untuk membantu berpikir, memahami emosi dan pengetahuan tentang emosi serta untuk merefleksikan emosi secara teratur seperti mengendalikan emosi dan perkembangan intelektual.
  • Hamzah B. Uno, dalam “Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran”, menyebutkan bahwa kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan non kognitif yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual.


Karakteristik Kecerdasan Emosional. Terdapat beberapa hal yang merupakan ciri-ciri dari kecerdasan emosional. Daniel Goleman menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang merupakan karakteristik dari seorang individu yang memiliki kecerdasan emosi, baik tinggi maupun rendah. Karakteristik dimaksud adalah :

1. Karakteristik individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi, yaitu :
  • mampu mengendalikan perasaan marah.
  • tidak agresif dan memiliki kesabaran.
  • memikirkan akibat sebelum bertindak.
  • berusaha dan mempunyai daya tahan untuk mencapai tujuan hidupnya.
  • menyadari perasaan diri sendiri dan orang lain.
  • dapat berempati pada orang lain.
  • dapat mengendalikan mood atau perasaan negatif.
  • memiliki konsep diri yang positif.
  • mudah menjalin persahabatan dengan orang lain.
  • mahir dalam berkomunikasi.
  • dapat menyelesaikan konflik sosial dengan cara damai.

2. Karakteristik individu dengan kecerdasan emosional yang rendah, yaitu :
  • bertindak mengikuti perasaan tanpa memikirkan akibatnya.
  • pemarah, bertindak agresif, dan tidak sabar.
  • memiliki tujuan hidup dan cita-cita yang tidak jelas.
  • mudah putus asa.
  • kurang peka terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain.
  • tidak dapat mengendalikan perasaan dan mood yang negatif.
  • mudah terpengaruh oleh perasaan negatif.
  • memiliki konsep diri yang negatif.
  • tidak mampu menjalin persahabatan yang baik dengan orang lain.
  • tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
  • menyelesaikan konflik sosial dengan kekerasan.


Aspek dan Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional. Terdapat beberapa aspek dalam kecerdasan emosional. Daniel Goleman menjelaskan bahwa terdapat lima aspek dalam kecerdasan emosional, yaitu :

1. Kesadaran Diri.
Kesadaran diri atau kemampuan mengenali emosi merupakan kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah perasaan, memahami hal yang sedang dirasakan dan mengapa hal itu dirasakan, mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta pengaruh perilaku individu terhadap orang lain. Terdapat tiga kemampuan yang merupakan ciri-ciri dalam kesadaran diri, yaitu :
  • kesadaran emosi, adalah mengenali emosi diri dan mengetahui pengaruh emosi itu terhadap kinerjanya.
  • penilaian diri secara teliti, adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan diri dan mampu belajar dari pengalaman.
  • percaya diri, adalah keberanian yang datang dari keyakinan diri terhadap harga diri dan kemampuan sendiri.

2. Pengaturan Diri.
Pengaturan diri atau kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan untuk menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati, dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari tekanan emosi. Terdapat lima kemampuan yang merupakan ciri-ciri dalam pengaturan diri, yaitu:
  • kendali diri, adalah menjaga agar emosi dan impuls yang negatif tetap terkendali.
  • dapat dipercaya, adalah menunjukkan integritas dan kejujuran.
  • kewaspadaan, adalah dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.
  • adaptasi, adalah keluwesan dalam menghadapi tantangan dan perubahan serta dapat beradaptasi dengan mudah.
  • inovasi, adalah bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan, pendekatan-pendekatan dan informasi baru.

3. Motivasi.
Motivasi atau kemampuan memanfaatkan emosi secara produktif merupakan kemampuan dalam menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut seorang individu menuju sasaran, membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi. Terdapat empat kemampuan yang merupakan ciri-ciri dari motivasi, yaitu :
  • dorongan berprestasi, adalah dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
  • komitmen, adalah menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga.
  • inisiatif, adalah kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
  • optimis, adalah kegigihan dalam memperjuangkan sasaran meskipun ada halangan dan kegagalan.

4. Empati.
Empati atau kemampuan mengenali emosi orang lain merupakan kemampuan untuk merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Terdapat lima kemampuan yang merupakan ciri-ciri dari empati, yaitu :
  • memahami orang lain, adalah memahami perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
  • orientasi pelayanan, adalah mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.
  • mengembangkan orang lain, adalah merasakan kebutuhan orang lain untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka.
  • mengatasi keragaman, adalah menumbuhkan keragaman melalui pergaulan dengan banyak orang.
  • kesadaran politik, adalah mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

5. Keterampilan Sosial.
Keterampilan sosial atau kemampuan membina hubungan merupakan kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. Terdapat tiga kemampuan yang merupakan ciri-ciri dari keterampilan sosial, yaitu :
  • mengembangkan orang lain, adalah merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka.
  • komunikasi, adalah mengirimkan pesan secara jelas dan meyakinkan.
  • manajemen konflik, adalah merundingkan dan menyelesaikan perbedaan pendapat.


Klasifikasi Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional dapat diklasifikasikan dalam beberapa hal. Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa kecerdasan emosional diklasifikasikan dalam lima ranah utama, sebagai berikut :
  • ranah intra pribadi, yaitu ranah kecerdasan emosional yang terkait dengan kemampuan seorang individu untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri atau “inner-self”, yang meliputi : kesadaran diri emosional, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.
  • ranah antar pribadi, yaitu ranah kecerdasan emosi yang terkait dengan kemampuan seorang individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain, yang meliputi : empati dalam hal tanggung jawab sosial dan hubungan antar pribadi.
  • ranah penyesuaian diri, yaitu kecerdasan emosional yang terkait dengan kemampuan seorang individu dalam menilai dan menanggapi situasi yang sulit, yang meliputi : pemecahan masalah, uji realitas, dan sikap fleksibel.
  • ranah pengendalian stress, yaitu kecerdasan emosional yang terkait dengan kemampuan seorang individu dalam menanggung stres tanpa harus terpuruk, hancur, dan kehilangan kendali, yang meliputi : ketahanan menanggung stres dan pengendalian impuls.
  • ranah suasana hati umum, yaitu kecerdasan emosional yang terkait dengan kemampuan seorang individu dalam memandang kehidupan, termasuk kemampuan untuk bergembira dengan diri sendiri dan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan, yang meliputi : kebahagiaan dan optimisme.


Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional, diantaranya adalah :
mencoba untuk mendengarkan dan memahami. Untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional, seseorang harus dapat mendengarkan dan memahami apa yang orang lain rasakan.
lebih berempati. Merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional, yang dapat dilakukan dengan memposisikan diri sebagai orang lain untuk benar-benar mengerti tentang sudut pandang orang tersebut.

Sedangkan Agus Nggermanto, dalam “Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum, Cara Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Secara Harmoni”, menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional, yaitu :
  • membuka hati. Hati adalah simbol pusat emosi yang dapat merasakan nyaman atau tidak nyaman. Untuk mengembangkan kecerdasan emosional, seorang individu dapat memulai dengan membebaskan hati dari impuls pengaruh yang membatasi untuk menunjukkan kasih sayang satu sama lain.
  • menjelajahi daratan emosi. Seorang individu dapat melihat kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan, sehingga ia akan menjadi lebih bijak dalam menanggapi perasaannya dan perasaan orang lain.
  • bertanggung jawab. Seorang individu harus mengambil tanggung jawab, sehingga dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain dengan lebih baik.


Tahapan Kecerdasan Emosional. Terdapat beberapa tahapan dalam kecerdasan emosional. John D. Mayer, dalam “What is Emotional Intelligence”, menjelaskan bahwa beberapa tahapan yang ada dalam kecerdasan emosional, yaitu :

1. Merasakan emosi.
Dalam tahap ini, seorang individu dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengidentifikasikan emosi yang dirasakan, baik dilihat dari wajah atau gestur tubuh seseorang, yang berkaitan dengan kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, ketakutan, dan lain sebagainya.

2. Memfasilitasi pikiran dengan emosi.
Dalam tahap ini, setelah seorang individu mampu untuk merasakan emosi, maka ia dapat menyampaikan kepada orang lain atau mampu memfasilitasi pikiran dengan emosi yang mereka rasakan.

3. Memahami emosi.
Dalam tahap ini, seorang individu harus dapat memahami adanya informasi emosi dalam suatu hubungan, perubahan satu emosi ke emosi lainnya, serta dalam informasi dalam pemahaman emosi.

4. Mengelola emosi.
Dalam tahap ini atau tahap terakhir dari kecerdasan emosional, seorang individu dapat mengatur emosi yang ia rasakan dan alami. Tahap ini dapat dilakukan apabila seseorang individu sudah mampu memahami emosi.


Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional seorang individu adalah :

1. Faktor Internal.
Faktor internal yaitu segala hal yang ada dalam diri individu yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosinya, yang dapat bersumber dari :
  • jasmani, yang mencakup faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya.
  • psikologis, yang mencakup di dalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, dan motivasi.

2. Faktor Eksternal.
Faktor ekstemal yaitu segala hal yang ada di luar diri individu yang menjadi stimulus kecerdasan emosinya, yaitu meliputi :
  • stimulus itu sendiri, yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi.
  • lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kecerdasan emosional, karakteristik, aspek dan ciri-ciri, klasifikasi, cara mengembangkan, dan tahapan kecerdasan emosional, serta faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional.

Semoga bermanfaat.