Psikologi sosial terbagi menjadi dua macam, yaitu Psikologi sosial (dengan huruf P besar) dan psikologi Sosial (dengan huruf S besar). Hal ini menunjukkan adanya dua pendekatan dalam psikologi sosial. Yang pertama Psikologi sosial menekankan faktor-faktor psikologis (faktor dari dalam diri individu atau faktor personal), dan yang kedua psikologi Sosial menekankan faktor-faktor sosial (faktor dari luar individu atau faktor environmental).
Edward E. Sampson mengemukakan dua perspektifnya mengenai perilaku manusia, yaitu :
- Perspektif yang berpusat pada persona (person centered perspective).
- Perspektif yang berpusat pada situasi (situation centered perspective).
Manakan di atara dua perspektif tersebut yang benar ? Seperti halnya konsepsi tentang manusia, yang benar adalah interaksi di antara keduanya.
Baca juga : Pengertian Psikologi Abnormal, Manfaat Dan Ilmu Yang Berkaitan Dengan Psikologi Abnormal
Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal, baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Yang kesemuanya itu secara garis besar terbagi menjadi dua faktor, yaitu :
Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal, baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Yang kesemuanya itu secara garis besar terbagi menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor Biologis.
Manusia adalah mahkluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lain. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, yang diawali dengan struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Demikian besarnya pengaruh biologis ini, hingga muncul aliran baru yang menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi.
Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Program ini, disebut sebagai epigenetic rules, mengatur perilaku manusia sejak kecenderungan menghindari incest, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik. Tidak seorangpun yang menolak kenyataan bahwa struktur biologis menusia sangat mempengaruhi perilaku manusia. Pentingnya pengaruh biologis terhadap perilaku manusia dapat dilahat dari hal-hal sebagai berikut :
- Adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Misalnya saja instink atau species characteristic behavior.
- Adanya faktor-faktor biologis yang mendorong perilau manusia, yang lazim disebut motif biologis. Motif biologis tersebut di antaranya adalah kebutuhan akan makan dan minum dan istirahat atau disebut visceral motives, kebutuhan memelihara kelangsungan hidup, dan lain sebagainya.
Manusia bukan sekedar mahkluk biologis, hal itulah yang membedakan antara manusia dengan binatang. Perilaku manusia dari waktu ke waktu akan terus berubah sesuai dengan jamannya.
Baca juga : Karakteristik Manusia Komunikan : Konsepsi Psikologi Tentang Manusia
2. Faktor Sosiopsikologis.
Manusia adalah mahkluk sosial. Dari proses sosial inilah manusia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Faktor sosiopsikologis dapat diklasifikasikan dalam tiga komponen, yaitu :
a. Komponen Afektif.
Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, yang terdiri dari :
- Motif Sosiogenis. Motif sosiogenis sering disebut motif sekunder sebagai lawan dari motif primer (motif biologis). Motif sosiogenis meliputi motif ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas, kebutuhan akan nilai dan makna kehidupan, serta kebutuhan akan pemenuhan diri.
- Sikap. Sikap merupakan konsep yang paling penting dalam psikologi sosial. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderunganuntuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap obyek sikap. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakan orang akan mendukung atau tidak, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap relatif lebih menetap dan jarang mengalami perubahan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak tidak menyenangkan. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Oleh karenanya, sikap dapat diperteguh atau diubah.
- Emosi. Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang diserta oleh gejala-gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis. Emosi tidak selalu berkonotasi negatif. Menurut Coleman dan Hammen, fungsi emosi terbagi menjadi empat, yaitu : emosi adalah pembangkit energi (energizer), emosi adalah pembawa informasi (messenger), emosi membawa pesan dalam komunikasi interpersonal, dan emosi merupakan sumber informasi tentang keberhasilan kita.
b. Komponen Kognitif.
Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia, yang terwujud dalam bentuk kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud tidak ada hubungannya dengan hal-hal ghaib, tetapi hanyalah merupakan keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman, atau intuisi. Sehingga kepercayaan dapat bersifat rasional atau irrasional. Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap obyek sikap. Salomon E. Asch menyatakan bahwa kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang. Sedangkan kebutuhan dan kepentingan adalah dua hal yang sering mewarnai kepercayaan kita.
c. Komponen Konatif.
Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan :
- Kebiasaan. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Kebiasaan mungkin merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali.
- Kemauan. Kemauan erat kaitannya dengan tindakan. Kemauan adalah tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Richard Dewey dan W.J. Humber mendefinisikan kemauan dalam beberapa hal, yaitu : Kemauan merupakan hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat sehingga mendorong orang untuk mengorbankan nilai-nilai yang lain, yang tidak sesuai dengan pencapaian tujuan. Kemauan mendasarkan pengetahuan tentang cara-cara yag diperlukan untuk mencfapai tujuan. Kemauan dipengaruhi oleh kecerdasan dan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan . Kemauan sebagai pengeluaran energi yang sebenarnya dengan satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan.
Baca juga : Faktor-Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Demikian penjelasan mengenai faktor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia.
Semoga bermanfaat.