Desain Pekerjaan (Job Design) : Pengertian, Unsur, Tujuan, Manfaat, Dan Metode Desain Pekerjaan, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Desain Pekerjaan. Salah satu faktor penting dalam manajemen operasional, dalam rangka mendorong keberhasilan produktivitas perusahaan adalah “desain pekerjaan” atau “job design” atau dikenal juga dengan istilah “rancangan pekerjaan”. Tidak hanya berhubungan dengan produktivitas, desain pekerjaan atau job design juga berkaitan dengan tenaga kerja yang akan melaksanakan kegiatan operasional perusahaan.

Secara umum, desain pekerjaan atau “job design” dapat diartikan sebagai fungsi penetapan kegiatan kerja seorang karyawan secara organisasional. Desain pekerjaan atau job design juga dapat berarti suatu proses menentukan pekerjaan yang harus dilakukan yang berkaitan dengan posisi pekerjaan, cara penyelesaian pekerjaan, dan keterkaitan dengan pekerjaan lain.

Eddy Herjanto, dalam “Manajemen Operasi”, menyebutkan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilakukan, di mana tugas dikerjakan dan bagaimana tugas itu dilaksanakan. Desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah perusahaan. Lebih lanjut, Eddy Herjanto menjelaskan bahwa dalam proses mendesain pekerjaan terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh para penyusun desain pekerjaan, yaitu :
  • perluasan tugas (job enlargement), yang meliputi : pemberian tugas yang lebih besar secara horizontal, di mana pekerjaan tambahan itu berada pada tingkat kecakapan dan tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula.
  • pengayaan tugas (job enrichment), yang meliputi : penambahan tugas dengan tanggung jawab yang lebih tinggi seperti perencanaan dan pengendalian.
  • perputaran tugas (job rotation), merupakan kebijakan penukaran tugas antar pekerja secara periodik untuk menghindari seseorang bekerja secara monoton mengerjakan tugas yang sama setiap hari. Perputaran tugas ini memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seorang pekerja untuk menggantikan pekerja lain yang tidak masuk.


Selain itu, pengertian desain pekerjaan atau “job design” juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang lain, diantaranya adalah :
  • Henry Simamora, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam perusahaan. Lebih lanjut, Henry Simamora menjelaskan bahwa desain pekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas, wewenang dan hubungan), balas jasa, dan kualifikasi yang dipersyaratkan (keahlian, pengetahuan dan kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengan cara memenuhi kebutuhan karyawan maupun perusahaan.
  • T. Hani Handoko, dalam “Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa desain pekerjaan adalah fungsi penerapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau kelompok karyawan secara organisasional, maksudnya adalah penentuan jenis-jenis pekerjaan dan menempatkan karyawan yang sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan dalam pekerjaan atau jabatan dimaksud.


Unsur Desain Pekerjaan. Terdapat beberapa unsur dalam desain pekerjaan. Moekijat, dalam “Pengantar Sistem Informasi Manajemen”, menjelaskan bahwa unsur-unsur dari desain pekerjaan dapat diketahui berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
  • pekerjaan apa yang akan dilakukan ?
  • cara atau proses mana yang akan diikuti ?
  • bagaimana urutan-urutan pekerjaan itu ?
  • meliputi kecakapan atau jenis karyawan yang mana ?

Sedangkan T. Hani Handoko, menyebutkan bahwa unsur-unsur desain pekerjaan meliputi :

1. Organisasi.
Unsur organisasi berkaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan. Unsur organisasi terdiri dari :
  • pendekatan mekanik. Dalam pendekatan ini akan diupayakan pengidentifikasian setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi tugas akan menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada faktor efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan latihan.
  • aliran kerja. Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
  • praktek kerja. Praktek kerja merupakan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak serikat kerja karyawan.

2. Lingkungan.
Unsur lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja yang potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pengharapan-pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak.

3. Perilaku.
Unsur perilaku juga mesti diperhitungkan dalam mendesain pekerjaan. Unsur perilaku terdiri dari :
  • otonomi pekerjaan. Karyawan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
  • variasi pekerjaan. Variasi pekerjaan merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan-kesalahan dapat diminimalkan.
  • identitas tugas. Identitas tugas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan.
  • umpan balik. Umpan balik diharapkan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.


Tujuan Desain Pekerjaan. Tujuan utama dari desain pekerjaan adalah :
  • mengatur penugasan-penugasan kerja untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, teknologi, dan keperilakuan atau kepuasan individu.

Sunarto, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik”, menyebutkan bahwa tujuan dari desain pekerjaan adalah :
  • efisiensi operasional, produktivitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal.
  • fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hierarki.
  • minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
  • tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja sama dan efektivitas tim.
  • integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi


Manfaat Desain Pekerjaan. Desain pekerjaan menghubungkan sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan, sehingga pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Beberapa manfaat dari desain pekerjaan adalah :
  • untuk meningkatkan motivasi individu dan prestasi kerja.
  • fondasi untuk produktivitas perusahaan dan kepuasan karyawan.
  • mempengaruhi produktivitas dan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
  • mengintegrasikan substansi pekerjaan (job content), kualifikasi dan imbalan untuk masing-masing pekerjaan sesuai kepentingan karyawan dan perusahaan.
  • menjadi kunci penting yang memastikan karyawan termotivasi atau sebaliknya.


Metode Desain Pekerjaan. Dalam membuat desain pekerjaan, komunikasi antara atasan dan bawahan harus diperhatikan karena desain pekerjaan dalam suatu perusahaan dan proses komunikasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Inti dalam membuat desain pekerjaan adalah bagaimana membuat semua pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Sunarto, menyebutkan bahwa dalam desain pekerjaan terdapat tiga metode, yaitu :
  • job rotation (rotasi pekerjaan).
  • job enlargement (perluasaan pekerjaan).
  • job enrichment (pemerkayaan pekerjaan).
Suatu perusahaan tidak harus menggunakan ketiga metode desain pekerjaan tersebut secara bersamaan, tetapi tergantung kondisi perusahaan tersebut.

Sedangkan Henry Simamora menyebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam desain pekerjaan, yaitu :

1. Job Rotation.
Job rotation atau rotasi kerja merupakan penggiliran karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Dengan adanya job rotation diharapkan karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan lebih banyak, karena setiap pekerjaan meliputi beberapa tugas yang berbeda-beda.

2. Job Enlargement.
Job enlargement atau perluasan kerja merupakan bentuk dari despesialisasi atau jumlah tugas yang dilaksanakan oleh karyawan.

3. Job Enrichment.
Job enrichment atau pemerkayaan pekerjaan merupakan suatu proses pengembangan karyawan sedemikian rupa sehingga mereka berpikir dan berperilaku seperti manajer dan memanajemeni pekerjaan mereka, dan suatu proses mendefinisi kembali pekerjaan dan peranan dari pemegang jabatan untuk memungkinkan pengembangan semacam itu.

4. Job Simplification.
Job simplification atau simplifikasi pekerjaan merupakan pembagian pekerjaan ke dalam tugas yang sederhana dan berulang-ulang yang memaksimalkan efisiensi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa aspek pemikiran (perencanaan dan pengorganisasian) merupakan jatah para manajer dan penyelia, sedangkan karyawan hanya semata-mata melakukan tugas yang sudah digariskan manajemen.


Faktor yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi desain pekerjaan, diantaranya adalah :

1. Individu.
Individu atau karyawan dalam sebuah perusahaan tidaklah sama dalam sikap, sifat, karakter, pandangan, persepsi, sosial budaya, serta norma yang dipegang. Oleh karena, peran individua tau karyawan dalam suatu perusahaan sangat penting, maka sumber daya manusia menjadi fokus perhatian para manajer suatu perusahaan.

2. Teknologi yang digunakan.
Teknologi berdampak pada desain pekerjaan. Jenis pekerjaan, alat yang digunakan, tata letak, dan teknik untuk menghasilkan output merupakan kendala yg menghambat kelancaran pekerjaan.

3. Biaya atau anggaran.
Anggaran merupakan variabel yang krusial di tiap perusahaan. Sumber daya yang representatif, harus direncanakan sebagai awal keberhasilan perusahaan. Manajemen harus secara kontinyu menyelaraskan manfaat-manfaat desain pekerjaan dengan pertimbangan biaya.

4. Struktur organisasi.
Struktur organisasi perusahaan yang mempengaruhi perusahaan meliputi : manajemen, karyawan, stakeholder, dan serikat pekerja.

Henry Simamora menyebutkan bahwa dalam melaksanakan desain pekerjaan, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
  • perbedaan diantara individu.
  • teknologi yang dilibatkan.
  • biaya-biaya restrukturisasi pekerjaan.
  • struktur organisasi.
  • iklim internal.

Sedangkan Mondy R. Wayne, dalam “Manajemen Sumber Daya Manusia”, menyebutkan bahwa beberapa faktor yang akan mempengaruhi desain pekerjaan adalah :
  • nilai-nilai spesialisasi yang sudah terbukti dan operasi yang berulang-ulang.
  • perubahan teknologi.
  • kebijaksanaan-kebijaksanaan serikat buruh.
  • kemampuan karyawan yang ada sekarang.
  • persediaan calon karyawan yang ada.
  • persyaratan interaksi antar pekerjaan di dalam sistem itu.
  • kebutuhan-kebutuhan psikologis dan sosial manusia yang dapat dipenuhi oleh pekerjaan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian desain pekerjaan (job design), unsur, tujuan, manfaat, dan metode desain pekerjaan, serta faktor yang mempengaruhi desain pekerjaan (job design).

Semoga bermanfaat.