Body Shaming : Pengertian, Obyek, Ciri-Ciri, Bentuk, Dampak, Dan Penyebab Terjadinya Body Shaming, Serta Cara Mengatasi Body Shaming

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Body Shaming. Perilaku “body shaming” secara tidak sadar sering kali terjadi di lingkungan sekitar kita, baik dilakukan oleh anak-anak, remaja, maupun orang tua. Biasanya body shaming ini dilontarkan oleh seseorang ketika sedang bercanda dengan temannya. Seperti ucapan : “sekarang kamu gendutan deh”, “kulitmu agak gelap sekarang”, dan lain sebagainya.

Secara umum, body shaming terjadi karena pandangan seseorang terhadap citra tubuh orang lain yang telah terbentuk sejak dulu, melalui majalah citra tubuh yang cantik ditampilkan sebagai seseorang yang tinggi, berkulit putih, memiliki hidung mancung yang kecil, langsing, alis tebal dan melengkung, 
bibir tipis, dan lain sebagainya.

Meskipun seringkali perilaku body shaming tidak disadari oleh orang lain, tetapi perilaku tersebut tetap dapat menyinggung dan menimbulkan efek buruk bagi orang lain. Body shaming dapat menyebabkan seseorang tidak percaya diri terhadap bentuk tubuhnya sendiri dan membandingkan dirinya yang tidak sebaik dengan fisik yang dimiliki oleh orang lain.

Secara etimologis, istilah “body shaming” merupakan istilah dalam bahasa Inggris, yang terdiri dari dua kata, yaitu : “body” yang berarti “tubuh atau badan” dan “shaming” yang berarti “mempermalukan atau perilaku mengkritik seseorang di depan umum dan menarik perhatian publik terhadap seseorang”. Sehingga secara harfiah body shaming dapat berarti mempermalukan tubuh seseorang, baik dirinya sendiri atau orang lain. Sedangkan secara terminologis, istilah “body shaming” merupakan salah satu bentuk bullying verbal, yaitu tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang, baik dilakukan oleh orang lain ataupun terhadap diri sendiri. Body shaming juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan mengomentari atau mengeluarkan pendapat berkaitan dengan kondisi fisik atau tubuh seseorang atau diri sendiri. Komentar atau pendapat yang disampaikan tersebut, umumnya bukanlah pendapat yang bersifat positif, melainkan dengan maksud untuk mempermalukan atau menjatuhkan orang lain melalui fisik atau tubuh yang dimiliki oleh orang lain ataupun diri sendiri.

Body shaming berkaitan dengan citra tubuh, atau biasa diketahui sebagai pembentukan persepsi mengenai tubuh yang ideal menurut masyarakat, sehingga menyebabkan adanya standar kecantikan atau ketampanan yang membuat seseorang merasa rendah diri, jika tidak memenuhi standar tersebut.

Sedangkan dalam Kamus Oxford, body shaming diartikan dalam dua pengertian, yaitu :
  • dalam kata benda berarti : tindakan atau praktik mempermalukan seseorang dengan membuat komentar mengejek atau kritis tentang bentuk atau ukuran tubuh mereka.
  • dalam kata sifat berarti : ungkapkan ejekan atau kritik tentang bentuk atau ukuran tubuh seseorang.


Selain itu, pengertian body shaming juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • B.L.Fredrickson dan T. Roberts, dalam “Objectification Theory: Toward Understanding Women’s Lived Experiences and Mental Health Risks”, yang dimuat dalam Psychology of Women Quarterly, 21, Tahun 1997, menyebutkan bahwa body shaming adalah bentuk perilaku mengevaluasi penampilan diri maupun orang lain terhadap internalisasi standar kecantikan ideal.
  • Andri Priyatna, dalam “Lets End Bullying: Memahami, Mencegah dan Mengatasi Bullying”, menyebutkan bahwa body shaming adalah termasuk ke dalam tindakan bullying secara verbal, karena body shaming berupa sikap mengejek, mencela, memaki bahkan merendahkan individu lain. Bullying verbal adalah jenis bullying yang juga bisa terdeteksi karena bisa tertangkap indera pendengaran, contohnya adalah mengolok – olok nama panggilan, melecehkan penampilan, mengancam, dan menakut-nakuti.


Obyek Body Shaming. Pada hakekatnya, body shaming merupakan bullying terhadap bagian fisik atau tubuh seseorang. Dengan demikian, yang sering menjadi obyek body shaming diantaranya adalah :
  • bentuk dan ukuran tubuh seseorang.
  • wajah seseorang.
  • kelainan fisik baik karena insiden atau genetis.
  • tampilan yang berbeda dari mayoritas atau tidak memenuhi standar fisik atau kecantikan secara umum.


Ciri-Ciri Body Shaming. Beberapa perilaku yang dilakukan seseorang yang dapat dikategorikan sebagai ciri-ciri body shaming, diantaranya adalah :
  • menilai orang lain berdasarkan ukuran fisik atau tubuhnya dihadapan orang yang bersangkutan ataupun tidak.
  • membiarkan orang lain memberikan celaan atau komentar negatif seputar bentuk fisik atau tubuh seseorang.
  • merasa lebih baik kondisi fisik atau tubuhnya dibandingkan orang lain, terutama dengan orang yang memiliki berat badan berlebih (obesitas).
  • menggunakan bentuk tubuh orang lain sebagai usaha untuk terlihat lucu di depan orang lain.
  • melihat badan langsing atau ideal sebagai bukti kesuksesan, keberhasilan mengontrol diri, dan ukuran kebahagiaan.


Bentuk Body Shaming. Body shaming dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yang merupakan berbagai bentuk penghinaan yang mencakup hampir seluruh bagian tubuh seseorang. Secara umum, bentuk body shaming yang sering terjadi dalam masyarakat adalah :

1. Fat shaming.
Fat shaming yaitu suatu tindakan untuk mempermalukan tubuh orang-orang yang dianggap besar atau gemuk. Fat shaming merupakan tindakan komentar negatif terhadap seseorang yang berbadan gemuk atau berat badan berlebih. Penghinaan tubuh kepada orang-orang yang dikategorikan bertubuh besar ini berasal dari pemikiran konseptual bahwa hanya tubuh ramping yang paling terlihat baik pada seseorang di mana yang terlihat lebih besar justru berkesan buruk karena menampilkan kesan rakus dan tidak menjaga kesehatan.

2. Thin shaming.
Thin shaming yaitu suatu tindakan untuk mempermalukan tubuh orang-orang kurus atau yang berkekurangan berat badan. Thin shaming merupakan bentuk body shaming yang lebih diarahkan kepada perempuan dengan mempermalukan seseorang yang memiliki badan terlalu kurus.

3. Bullying terhadap warna kulit.
Bullying terhadap warna kulit yaitu bentuk body shaming dengan mengomentari ke arah yang negatif terhadap warna kulit seseorang, seperti : mengomentari warna kulit yang terlalu pucat atau terlalu gelap.

4. Bullying terhadap tubuh yang berbulu.
Bullying terhadap tubuh yang berbulu atau rambut tubuh yaitu bentuk body shaming dengan mengomentari ke arah yang negatif kepada seseorang yang memiliki bulu atau rambut berlebih di tubuh, seperti : di lengan atau kaki.


Dampak Body Shaming. Body shaming dapat menimbulkan berbagai dampak bagi korbannya. Dampak terburuk body shaming adalah membuat korban body shaming menjadi depresi berat, yang dapat sebagai penyebab bagi dirinya untuk melakukan bunuh diri. Selain itu, dampak buruk body shaming adalah :
  • membuat orang menjadi tidak percaya diri dan merasa insecure.
  • korban akan menutup diri dan lebih senang menyendiri.
  • menjadikan orang (korban) tidak berkembang.
  • melakukan hal ekstrem untuk memperbaiki kondisi fisik atau tubuhnya.

Sedangkan Akhmad Mukhlis, dalam “Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh (Body Image Dissatisfaction)”, yang dimuat dalam Jurnal Psikoislamika, Volume : 10, Nomor : 1, Tahun 2013, menyebutkan bahwa bahwa body shaming memberikan dampak terhadap kehidupan sehari-hari, baik dari segi fisik maupun psikologis, yaitu menarik diri dari lingkungan sekitarnya.


Penyebab Terjadinya Body Shaming. Terdapat beberapa hal, baik langsung atau tidak langsung, yang dapat dianggap sebagai penyebab terjadinya body shaming, diantaranya adalah :
  • kultur patron klien, yaitu aliansi dari dua kelompok komunitas atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi status, kekuasaan, maupun penghasilan sehingga menempatkan klien dalam kedudukan yang lebih rendah (inferior), dan patron dalam kedudukan yang lebih tinggi (superior).
  • patriarki, yaitu suatu sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Dalam kondisi ini, perempuan lebih sering mengalami body shaming sebagai obyek dari lelucon terkait bentuk tubuh yang dimiliki dibandingkan laki-laki.
  • kurangnya pengetahuan tentang body shaming. Banyak orang yang tidak memahami bahwa perilaku body shaming merupakan perilaku yang salah. Kebanyakan dari mereka menganggap body shaming hanya sebagai lelucon.
  • post kolonial, yaitu masa setelah kolonialisme. Tetapi tidak hanya itu, pengertian post kolonial dapat ditinjau dari sisi lain dari pada sekedar tahapan periode sejarah atau dari segi waktu, yaitu dari sisi orientasi ideologis. Post colonial merupakan virus di mana setiap individu memiliki kecenderungan melihat sesuatu yang kebarat-baratan, dalam hal ini adalah standar ideal seperti : putih, tinggi, hidungmancung adalah hal yang sempurna. Sebaliknya, pendek, hitam bertubuh besar itu buruk karena masyarakat telah menerima konsep tubuh yang ideal tidak seperti itu.


Cara Mengatasi Body Shaming. Untuk mengatasi perilaku body shaming, seseorang dapat melakukan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • lebih banyak berhubungan dengan orang-orang yang berpikiran positif, yang tidak cuma menilai orang lain dari kondisi fisik. Dengan demikian mereka akan lebih bisa membantu dalam membangun penerimaan tentang citra tubuhnya.
  • menerima kondisi apa adanya. Dengan menerima kondisi diri apa adanya, maka pikiran akan menjadi lebih positif dalam kaitannya dengan citra tubuhnya. Sehingga menerima dirinya sendiri sangatlah penting.
  • tidak membandingkan dirinya dengan orang lain. Setiap orang berbeda dengan orang yang lain, baik secara penampilan fisik maupun sebagai pribadi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang patut disyukuri.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian body shaming, obyek, ciri-ciri, bentuk, dampak, dan penyebab terjadinya body shaming, serta cara mengatasi body shaming.

Semoga bermanfaat.