Pesimisme (Pesimis) : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Penyebab, Cara Mengatasi, Kerugian Dan Keuntungan Pesimisme, Serta Perbedaan Antara Sikap Pesimis Dan Sikap Optimis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pesimisme. Kata “pesimisme” berasal dari kata dasar “pesimis” yang berarti kecenderungan memandang segala sesuatu dari segi yang buruk dan segi yang tidak mengandung harapan. Pesimis merupakan sikap yang membuat seseorang cenderung memikirkan kemungkinan terburuk dari suatu hal. Orang dengan sudut pandang pesimis, lebih banyak melihat dunia dari sisi negatif atau yang oleh kebanyakan orang sebenarnya dianggap sebagai realistis. Orang yang pesimis, lebih sering menganggap diri sendiri gagal dan justru curiga saat hal yang dikerjakannya berjalan dengan baik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pesimis diartikan dengan :
  • orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik (khawatir kalah, rugi, celaka, dan sebagainya).
  • orang yang mudah putus (tipis) harapan

Secara etimologi, istilah “pesimisme” berasal dari bahasa Latin, yaitu “pessimus” yang berarti “terburuk”. Pesimisme merupakan paham yang menganggap bahwa segala sesuatu yang ada pada dasarnya adalah buruk atau jahat. Penganut paham ini akan melihat bahwa hidup selalu berisi kejahatan, sekalipun secara nyata selalu ada kebaikan dan kejahatan. Alex Subur, dalam “Komunikasi Orang Tua dan Anak”, menyebutkan bahwa pesimisme merupakan suatu paham atau anggapan yang cenderung memandang segala sesuat dari sisi buruknya saja. Sedangkan Lorens Bagus, dalam “Kamus Filsafat”, mengartikan pesimisme dalam beberapa segi, yaitu :
  • dari segi psikologis, pesimisme merupakan sikap umum yang mendorong orang melihat sisi buruk dari segala sesuatu.
  • dari segi metafisik, pesimisme merupakan pandangan yang mengatakan bahwa hakikat segala sesuatu pada dasarnya ialah kejahatan atau sesuatu yang negatif.


Ciri-Ciri Pesimisme. Orang yang memiliki sikap pesimis memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan sikap yang lain. Taufiq Pasiak, dalam “Manajemen Kecerdasan”, menyebutkan bahwa ciri-ciri orang yang pesimis adalah sebagai berikut :
  • jika berbuat salah, memberi label atau gelar yang buruk pada diri sendiri.
  • jika tidak berhasil melakukan sebuah pekerjaan, lebih suka melihat hal-hal negatif ketimbang hal-hal positif.
  • jika melakukan kesalahan kecil, akan membesar-besarkan atau melebih-lebihkan.
  • mudah curiga.
  • melihat hidup hanya hitam dan putih.
  • jika ada kejadian yang beruntun dan kompleks mudah dan cepat sekali mengambil kesimpulan.
  • melakukan over generalisasi yang negatif, maksudnya adalah seseorang yang pesimis menganggap bahwa orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya akan melakukan hal yang sama seterusnya.
  • lebih cenderung mencari untung untuk diri sendiri.


Jenis Pesimisme. Pesimisme dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu :
  • pesimisme kultural, merupakan suatu sikap yang memandang bahwa pada akhirnya setiap kebudayaan akan hilang dan hal itu tak dapat terhindari.
  • pesimisme tragis, merupakan suatu sikap yang mencoba mengafirmasi dunia dan kehidupan sekalipun segala sesuatu tidak berarti.
  • pesimisme defensif, merupakan suatu sikap yang memiliki ekspektasi rendah terhadap suatu keadaan, sambil mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan saat menghadapi kemungkinan terburuk.

Baca juga :  Manajemen Krisis

Penyebab Pesimisme. Orang yang memiliki sikap pesimis, biasanya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah :
  • kurang percaya diri. Orang yang kurang memiliki rasa percaya diri cenderung akan sulit untuk memotivasi dirinya sendiri, itulah sebab kenapa mereka mudah sekali merasa pesimis dalam menjalani hidupnya.
  • kurang mandiri. Orang yang kurang mandiri memiliki kecenderungan tidak memiliki tanggung jawab dan mudah bergantung pada orang lain, hal itulah yang menyebabkan mereka memiliki sikap pesimis dalam menjalani hidupnya.
  • kurang terlibat dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Orang yang sejak kecil kurang terbiasa membaur dan terlibat komunikasi dengan orang lain, pada umumnya akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, hal tersebut menjadi penyebab mereka akan mudah pesimis dalam menjalani hidupnya.
  • kurang mendapat dukungan moril dari orang-orang di sekitarnya. Seringkali dukungan, pujian, dan motivasi dari orang lain dapat menjadi dorongan dan memberi kekuatan bagi seseorang untuk melakukan hal-hal lebih dalam dirinya. Orang yang tidak mendapatkan dukungan moril dari orang-orang disekitarnya cenderung akan mudah pesimis dalam menjalani hidupnya.
  • kurang memiliki jiwa kompetisi dalam dirinya. Orang yang tidak memiliki jiwa kompetisi akan mudah merasa pesimis dalam hidupnya. Orang seperti ini biasanya mudah dihantui perasaan ragu, cemas, dan takut sebelum mengerjakan sesuatu.


Dampak Pesimisme. Pesimis merupakan sikap yang selalu didominasi oleh pikiran negatif, melihat segala sesuatu dengan fokus pada hal buruk dan jahat. Dampak sikap pesimis bagi seseorang, diantaranya adalah :
  • kecenderungan untuk menjadi peka, terutama saat yang bersangkutan mengalami musibah. Pada kondisi ini, pesimisme dapat muncul sebagai akibat pemberontakan yang kuat dalam emosi dan perasaan seseorang.
  • merasa sepi dan curiga ketika berurusan dengan orang lain. Pesimisme akan menjadi faktor penghalang bagi seseorang untuk berurusan dengan orang lain dan mengembangkan kemampuannya. Hal tersebut mengakibatkan ia merasa tidak puas, selalu curiga dengan orang lain, dan merasa dijauhi dalam pergaulan sosialnya.
  • tidak merasakan bahagia yang sebenarnya. Orang dengan sikap pesimis akan merasakan kebahagian semu, kebahagiaan yang ia rasakan berbalut dengan kebosanan dan nestapa.


Cara Mengatasi Pesimisme. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi sikap pesimis, diantaranya adalah :
  • memulai untuk membangun sikap optimis.
  • menghilangkan sikap ragu dalam diri dengan menentukan tujuan hidup sebenarnya.
  • mengubah perspektif dalam hidup.
  • mencari teman yang optimis.
  • mengambil hikmah dari apa yang pernah dilakukan (belajar dari pengalaman).
  • menguatkan iman dalam diri.
  • percaya kepada pada Tuhan, bahwa Tuhan akan selalu menolong dalam kondisi apapun.


Kerugian dan Keuntungan Menjadi Orang yang Pesimis. Sikap pesimis yang dimiliki oleh seseorang, tidak hanya akan merugikan bagi orang yang bersangkutan, tetapi juga memiliki keuntungan bagi yang bersangkutan. Kerugian dan keuntungan dari sikap pesimis adalah sebagai berikut :

1. Kerugian menjadi orang yang pesimis, diantaranya adalah :
  • hidup terasa lebih gelap. Orang dengan sikap pesimis akan merasa hidupnya selalu atau lebih sulit dari orang lain. Hal tersebut karena yang bersangkutan banyak memberikan sugesti negatif kepada diri sendiri, sangat sulit untuk merasa bahagia, dan senantiasa mencari kesalahan diri sendiri.
  • lebih mudah depresi. Orang dengan sikap pesimis memiliki rasa kecemasan berlebihan, berkata buruk kepada diri sendiri, dan selalu memikirkan skenario terburuk dalam hidupnya, yang pada akhirnya akan memicu timbulnya depresi pada diri yang bersangkutan.
  • kesehatan fisik menurun. Orang dengan sikap pesimis memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit.
  • rentan terhadap stress. Orang dengan sikap pesimis akan lebih mudah mengalami stress, hal tersebut dikarenakan mereka merasa tidak puas terhadap hidupnya karena selalu memandang segala sesuatunya dari sisi negatif.

2. Keuntungan menjadi orang yang pesimis, diantaranya adalah :
  • dapat menjadi pemimpin yang baik. Kenapa demikian ? Hal tersebut dikarenakan sikap pesimis akan membuat orang skeptis, sehingga ia lebih mudah mengenali propaganda dan kebohongan yang dapat merugikan atau bahkan dapat menghancurkan tim kerjanya.
  • menjadi lebih siap menerima hasil. Orang dengan sikap pesimis tidak berharap banyak pada hasil yang akan didapatkan saat mengerjakan suatu hal. Dengan kondisi demikian, orang dengan sikap pesimis akan lebih total dalam bekerja karena beranggapan hal negatif akan lebih mudah terjadi.
  • membuat diri lebih waspada. Adanya sikap pesimis dalam diri seseorang, dapat membuat diri mereka lebih waspada. Hal tersebut dikarenakan sikap pesimis akan menjadikan yang bersangkutan lebih realistis dalam melihat dunia.
Secara umum, sikap pesimis yang masih dapat dikontrol akan membuat seseorang mudah menyadari masalah-masalah yang terjadi dalam hidup dan kemudian terpicu untuk memperbaikinya.


Perbedaan Sikap Pesimis dan Sikap Optimis. Antara sikap pesimis dan sikap optimis merupakan dua hal yang saling bertolak belakang. M. Seligman, dalam “The Optimistic Child”, menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara sikap pesimis dan sikap optimis, yaitu sebagai berikut :

1. Sikap pesimis :
  • memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menjadi depresi.
  • memiliki sistem ketahanan tubuh yang rendah, dikarenakan beratnya atau banyaknya tekanan psikologis yang dirasakan.

2. Sikap optimis :
  • memiliki kecenderungan yang lebih kecil akan terjadinya “learned helplessness” yaitu kecenderungan untuk berhenti berusaha dalam pencapaian tujuan yang sudah terblokir di masa lalu.
  • lebih memperhatikan dan menjaga kesehatan dengan tindakan-tindakan pencegahan, karena mereka percaya bahwa tindakan yang dilakukannya akan memiliki dampak bagi diri mereka.
  • memiliki fungsi sistem ketahanan tubuh yang lebih baik, dikarenakan sedikitnya tekanan psikologis yang dirasakan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pesimisme, ciri-ciri, jenis, penyebab, dampak, dan cara mengatasi pesimisme, kerugian dan keuntungan menjadi orang yang pesimis, serta perbedaan antara sikap pesimis dan sikap optimis.

Semoga bermanfaat.