Muhsin : Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Bentuk Muhsin

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Muhsin. Allah berfirman dalam QS. An Nahl : 90, yang artinya :

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

QS. An Nahl : 90
tersebut berisikan perintah untuk menjadi manusia yang muhsin.

Secara etimologis, kata “muhsin” atau disebut juga dengan “muhsan” berasal dari kata “ahsana” yang berarti kuat, kokoh, atau memelihara diri dari perbuatan tercela. Kata “muhsin” juga berasal dari kata “ihsan” yang berarti baik. Sedangkan secara terminologis, kata “muhsin” dapat diartikan sebagai orang yang berbuat ihsan atau berbuat kebaikan. Muhsin juga dapat berarti seorang mukmin yang telah mencapai tahap ihsan, yaitu selalu mengerjakan perbuatan kebajikan. Ihsan meliputi segala perbuatan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Atau dengan kata lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang diriwatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Engkau beramal karena Allah seakan-akan engkau melihatNya. Danapa bila engkau tak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”

Tidak semua orang dapat mencapai tingkatan muhsin, karena orang yang sudah sampai pada tingkatan muhsin adalah orang yang zuhud, yaitu orang yang tidak hubbu dunia atau orang yang tidak mencintai dunia. Ia sangat berfokus terhadap masa depannya di akhirat. Tingkatan muhsin merupakan tingkatan yang sangat tinggi. Tingkatan tersebut berada diatas tingkatan dari “muslim dan mukmin”, namun lebih rendah dari tingkatan “mukhlis”.


Dalam Al Quran, kata muhsin atau muhsan dapat ditemukan dalam beberapa surat dan ayat dengan beberapa pengertian yang berbeda, diantaranya adalah :
  • menggunakan kata muhsin atau muhsan dalam pengertian al-`iffah, yaitu memelihara diri dari perbuatan tercela, seperti kata al-muhsanat yang berarti wanita-wanita yang memelihara kehormatan dirinya, sebagaimana terdapat dalam QS. An Nisa : 25, QS. Al Maidah : 5, dan QS. An Nur : 4 dan 23.
  • menggunakan kata muhsin atau muhsan dalam pengertian al-hurriyyah, yaitu orang-orang merdeka (bukan budak atau hamba sahaya), sebagaimana disebutkan dalam QS. An Nisa : 25.
  • menggunakan kata muhsin atau muhsan dalam pengertian at-tazawwuj, yaitu menikah atau berkeluarga, sebagaimana disebutkan dalam QS. An Nisa : 24 dan QS. Al Maidah : 6.


Ciri-Ciri Muhsin. Ciri-ciri dari orang yang muhsin dapat ditemui dalam beberapa surat dan ayat dalam Al Quran, diantaranya adalah :

1. QS. Yusuf : 90.
Allah berfirman dalam QS. Yusuf : 90, yang artinya :

Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik".”

Dalam QS. Yusuf : 90 tersebut dijelaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka orang yang bertaqwa dan bersabar. Berdasarkan QS. Yusuf : 90 tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang yang muhsin, ia memiliki sifat atau ciri-ciri

1. 1. Bertakwa.
Orang muhsin adalah mereka yang tinggi taqwanya kepada Allah. Orang muhsin akan selalu beribadah dan berperilaku seolah-olah mereka melihat dan diawasi oleh Allah, sehingga ia merasa takut dan khawatir. Khawatir akan dirinya yang salah langkah dan berakhir melakukan sesuatu yang dimurkai oleh Allah. Orang yang muhsin akan hidup berlandaskan kepada hukum Allah, mengerjakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

1.2. Bersabar.
Orang muhsin adalah mereka yang memiliki sifat penyabar. Kesabaran adalah hal yang seolah mudah untuk diucapkan, namun pada kenyataannya sangat sulit untuk dipraktikkan. Namun, menjadi sabar adalah sesuatu yang bisa dilatih. Orang yang muhsin yang selalu percaya bahwa dirinya selalu diawasi oleh Allah akan merasa tidak memiliki hak untuk marah. Dia akan selalu berhati-hati dan akan selalu mencoba keras untuk bersabar, karena dirinya percaya apabila lepas kontrol, sama saja dengan mengingkari pemberian Allah dan terbukti tidak tahan uji di hadapan Allah.

2. QS. Ali Imran : 134.
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran : 134, yang artinya :

(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.”

Berdasarkan QS. Ali Imran : 134 tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang muhsin diantarnya adalah :
  • berinfak.
  • menahan amarah.
  • memaafkan.

Ketiga amalan tersebut merupakan bukti ketakwaan dan ihsan seseorang dihadapan Allah. Berinfak di kala lapang dan sempit, menahan amarah, dan memaafkan merupakan tingkatan tertinggi dari keimanan seseorang.


Bentuk Muhsin. Allah berfirman dalam QS. An Nahl : 128, yang artinya :

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (ihsan).”

Berkaitan dengan QS. An Nahl : 128 tersebut, Tafsir As-Sa’di menjelaskan :

Allah bersama orang-orang yang bertakwa lagi muhsin. Allah memberikan pertolongan, taufik, dan petunjuk. Merekalah orang-orang yang menjauhi kekafiran dan maksiat. Merekalah orang-orang yang berbuat ihsan (baik) dalam beribadah kepada Allah. Bentuk berbuat ihsan dalam ibadah adalah menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya. Jika tidak bisa melihat-Nya, ingatlah bahwa Allah pasti melihat mereka. Sedangkan berbuat ihsan kepada makhluk adalah memberikan manfaat apa pun pada mereka. Kami memohon kepada Allah agar kita semua menjadi orang bertakwa dan muhsin.”


Berdasarkan penjelasan tersebut, muhsin merupakan orang yang berbuat ihsan atau berbuat kebaikan, di mana secara umum, ihsan terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1. Ihsan di dalam beribadah kepada Allah.
Ihsan dalam bentuk ini memiliki dua tingkatan, sebagai berikut :
  • beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya.
  • jika kamu tidak mampu beribadah seakan-akan kamu melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihatmu.

Orang yang sudah menjadi muhsin dalam arti tersebut, ia akan selalu ikhlas dalam setiap amalnya dan senantiasa mencari keridlaan Allah. Orang yang demikian, ketika beramal sudah tidak lagi mengharap apapun dari pihak lain. Sehingga apapun yang ia kerjakan, hanya berlandaskan ridhla Allah saja. Dan ketika amalnya ditampakkan kepada manusia sekalipun, itu bukan dalam rangka pamer atau sombong, namun lebih dengan niatan dakwah.

2. Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah.
Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah berarti melakukan sesuatu untuk orang lain, sama seperti dengan ia melakukannya kepada dirinya sendiri. Ihsan bentuk ini terdiri dari empat hal, yaitu:
  • harta, maksudnya adalah perbuatan ihsan yang meliputi mengeluarkan zakat, bersedekah, dan berinfak.
  • kedudukan, maksudnya adalah menggunakan kedudukan yang dimilikinya untuk membantu orang lain.
  • ilmu, maksudnya adalah menerapkan ilmu yang diketahuinya untuk kebaikan orang banyak atau orang-orang di sekelilingnya, memberikan ilmu bermanfaat yang diketahuinya kepada orang lain, dengan cara mengajarkannya.
  • badan, maksudnya adalah menolong seseorang dengan tenaganya.

Orang yang sudah menjadi muhsin dalam arti tersebut, ia sadar bahwa apa yang ia kerjakan kepada dirinya hendaknya dikerjakan kepada orang lain, tentu hanya dalam konteks positif, misalnya :
  • ia suka orang lain menghormati orang lain, berarti ia akan menghormati orang lain.
  • ia suka pendapatnya didengarkan lawan bicaranya, berarti ia juga akan selalu mendengarkan apa dikatakan lawan bicaranya.

Oleh karenanya, orang yang hanya mau menang sendiri, berarti ia belum termasuk orang yang muhsin dalam arti ini.

Baca juga : Iman Dalam Islam

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian muhsin, ciri-ciri dan bentuk muhsin.

Semoga bermanfaat.