Impostor Syndrome (Sindrom Penyemu)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Impostor syndrome pertama kali dikenalkan  pada tahun 1978 oleh psikolog klinis Dr. Pauline R. Clance dan Suzanne A. Imes. Istilah impostor syndrome merujuk pada kondisi yang dialami oleh orang-orang yang berprestasi yang tidak mampu menginternalisasi pencapaiannya. Pengidap impostor syndrome selalu memiliki pikiran akan sesuatu yang kurang dan selalu kurang, mereka selalu meragukan kemampuan dirinya, dan bahkan terkadang mereka merasa bahwa dirinya sendiri sebagai penipu atau merasa takut orang mengekspos dirinya sebagai penipu.

Pengertian Impostor Syndrome
. Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut impostor syndrome, seperti sindrom penyemu, impostor phenomenon (fenomena impostor), atau fraud syndrome (sindrom penipuan). Secara umum, impostor syndrome dapat diartikan sebagai kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang telah dicapainya. Impostor syndrome juga dapat berarti suatu konsep yang menjelaskan keadaan seseorang yang ditandai oleh ketidakmampuan untuk menginternalisasi pencapaian atau prestasi mereka.


Gejala Pengidap Impostor Syndrome. Terdapat beberapa gejala yang mengindikasikan seseorang mengidap impostor syndrome, diantaranya adalah :
  • tidak percaya diri.
  • mudah cemas.
  • cenderung menuntut kesempurnaan (perfeksionis).
  • akan frustasi atau depresi saat tidak dapat memenuhi standar yang ia tetapkan sendiri.


Tipe Pengidap Impostor Syndrome. Menurut Dr. Valerie Young, penulis buku "The Secret Thoughts of Successful Women", terdapat lima tipe pengidap impostor syndrome, yaitu :
  • the expert (si ahli). Pengidap impostor syndrome tipe ini mengukur kompetensinya berdasarkan apa dan seberapa banyak hal yang mereka tahu atau mampu lakukan.
  • the perfectionist (si sempurna/perfeksionis). Pengidap impostor syndrome tipe ini selalu ingin menjadi sempurna. Mereka sering mengalami kecemasan, rasa ragu, dan gelisah terutama pada saat mereka gagal untuk mencapau target yang mereka buat sendiri.
  • the super hero (si pahlawan super). Pengidap impostor syndrome tipe ini seringkali adalah orang yang mampu melakukan banyak hal. Untuk menutupi kegelisahannya, mereka selalu mendorong dirinya untuk bisa bekerja atau melakukan sesuatu dengan keras.
  • the natural genius (si jenius alami). Pengidap impostor syndrome tipe ini adalah orang-orang yang mampu menguasai kemampuan baru dengan mudah dan cepat. Mereka menilai kompetensi berdasarkan kecepatan dan minimnya usaha yang dilakukan.
  • the soloist (si individualis). Pengidap impostor syndrome tipe ini adalah orang dengan rasa individualis yang tinggi. Mereka lebih senang bekerja sendiri dibandingkan dengan melakukan pekerjaan secara kelompok. 


Mengatasi Impostor Syndrome. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi impostor syndrome. Salah satu cara yang ampuh adalah dengan menghadapi apa yang menjadi ketakutan penderita impostor syndrome, harus mulai berani melawan apa yang dipikirkan oleh otak mengenai kemungkinan terburuk. Sebenarnya pengidap impostor syndrome dapat melakukan hal lebih besar karena ia telah menciptakan suatu prestasi. Selain menghadapi apa yang menjadi ketakutannya, terdapat beberapa cara lain untuk mengatasi impostor syndrome, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • belajar mempercayai diri sendiri. Prestasi dan pencapaian yang telah didapat bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh banyak orang. Oleh karenanya, mulai belajar untuk mempercayai diri sendiri dengan apa yang telah dilakukan adalah cara melawan impostor syndrome.
  • belajar menerima diri sendiri. Salah satu hal yang sulit dilakukan oleh pengidap impostor syndrome adalah meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mampu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah mulai belajar untuk menerima diri sendiri.
  • berbagi ilmu. Saat berbagi ilmu akan disadari seberapa kecil atau besar kompetensi pengidap impostor syndrome dalam bidang tersebut.
  • berbicara dengan orang yang dipercaya dan dapat memahami. Cobalah untuk berbicara dengan orang-orang yang dipercaya, dengan begitu pengidap impostor syndrome akan dipaksa untuk bercermin pada diri sendiri.
  • mengubah cara berpikir tentang kesuksesan. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengurangi waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, karena semakin lama waktu yang digunakan dalam menghadapi pekerjaan, akan makin berkembang kecenderungan perfeksionisnya.


Impostor syndrome merupakan fenomena psikologis yang banyak dialami oleh wanita karier atau wanita-wanita yang berprestasi yang telah banyak meraih kesuksesan. Selain itu impostor syndrome juga banyak diidap oleh orang-orang yang berasal dari kaum minoritas, orang yang tumbuh besar dalam keluarga yang menekankan pentingnya prestasi, serta orang-orang yang baru saja terjun ke dunia profesional setelah menyelesaikan studinya.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian impostor syndrome (sindrom penyemu), gejala, tipe, dan cara mengatasi impostor syndrome.

Semoga bermanfaat.