Hasil Belajar : Pengertian, Indikator, Tipe, Fungsi, Tujuan, Jenis Penilaian, Dan Prinsip Hasil Belajar, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Hasil Belajar. Istilah “hasil belajar” terdiri dari dua suku kata, yaitu : “hasil” dan “belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh suatu usaha. Purwanto, dalam “Evaluasi Hasil Belajar”, mengartikan hasil dengan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional

Sedangkan “belajar” dapat berarti suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan suatu perubahan di dalam kehidupannya baik tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan, pola atau daya pikir, nilai kehidupan, dan berbagai kemampuan lainnya yang diperlukan di dalam kehidupan. J.P. Chaplin, dalam “Dictionary of Psychology”, mengartikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :
  • belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.
  • belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Berdasarkan pengertian tersebut, hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku siswa yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran, yang hasilnya dituangkan dalam bentuk angka atau nilai. Hasil belajar juga berarti sebagai suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk rapor pada setiap semester. Keberhasilan dalam belajar diukur dari hasil yang diperoleh oleh siswa yang bersangkutan, dalam hal : 
  • keterampilan dan kebiasaan.
  • pengetahuan dan keterampilan.
  • sikap dan cita-cita.

Baca juga : Perilaku Belajar

Selain itu, pengertian hasil belajar juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

1. M. Ngalim Purwanto.
M. Ngalim Purwanto, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • dalam domain kognitif, hasil belajar meliputi : kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
  • dalam domain afektif, hasil belajar meliputi : level penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi.
  • dalam domain psikomotorik, hasil belajar meliputi : level persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativititas.

2. B. Suryosubroto.
B. Suryosubroto, dalam “Proses Belajar Mengajar di Sekolah”, menyebutkan bahwa hasil belajar adalah hasil perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidik. Kemampuan dimaksud menyangkut domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa dua hal, yaitu :
  • hasil utama pengajaran (instructional effect). Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk mewujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran.
  • hasil sampingan pengiring (nurturan effect).

3. Nana Sudjana.
Nana Sudjana, dalam “Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar”, menyebutkan bahwa hasil belajar adalah penentuan terakhir dalam rangkaian aktivitas belajar, berhasil tidaknya pembelajaran itu perlu diukur melalui tes hasil belajar.

4. Dimyati dan Mudjiono.
Dimyati dan Mudjiono, dalam “Belajar dan Pembelajaran”, menyebutkan bahwa hasil belajar adalah suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
  • dari sisi guru : tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar.
  • dari sisi siswa : hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Dampak pengajaran dapat diukur seperti yang tertuang dalam angka rapor dan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, serta suatu transfer belajar.


Indikator Hasil Belajar. Terdapat beberapa hal yang merupakan indikator hasil belajar siswa, diantaranya adalah :
  • ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok.
  • perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, dalam “Strategi Belajar Mengajar”, menyeba 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.


Tipe Hasil Belajar. Hasil belajar memiliki beberapa tipe. Nana Sudjana menjelaskan bahwa beberapa tipe dari hasil belajar adalah :

1. Hasil belajar bidang kognitif.
Tipe hasil belajar bidang kognitif terdiri dari :
  • tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge).
  • tipe hasil belajar pemahaman (comprehention).
  • tipe hasil belajar penerapan (aplikasi).
  • tipe hasil belajar analisis.
  • tipe hasil belajar evaluasi.

2. Hasil belajar bidang afektif.
Tipe hasil belajar bidang afektif terdiri dari :
  • receiving atau attending, yaitu kepekaan dalam menerima stimulus dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.
  • responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.
  • valuing (penilaian), yaitu berkenaan dengan penilaian dan kepercayaan terhadap gejala dan stimulus.
  • organisasi, yaitu pengembangan nilai keadaan suatu sistem penilaian.
  • kerakteristik dan internalisasi nilai, yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang dimiliki oleh seseorang.

3. Hasil belajar bidang psikomotorik.
Tipe hasil belajar bidang psikomotorik terdiri dari :
  • gerakan reflek.
  • keterampilan pada gerakan dasar.
  • kemampuan prespektual termasuk didalamnya membedakan visual.
  • kemampuan dibidang fisik seperti keharmonisan dan ketepatan.
  • gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.


Fungsi Hasil Belajar. Menurut Sumadi Suryabrata, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa fungsi hasil belajar atau penilaian dalam proses pendidikan, adalah :

1. Dasar Psikologis.
Secara psikologis seseorang butuh mengetahui sudah sampai sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, masalah kebutuhan psikologis akan pengetahuannya mengenai hasil usaha yang telah dilakukannya tersebut dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu :
  • dari sisi siswa : memiliki pegangan dan pedoman yang pasti, sebagai alat pembanding, serta mengetahui statusnya di hadapan teman-temannya, tergolong apakah dia “apakah anak yang pintar sedang dan sebagainya”.
  • dari sisi guru : perlu mengetahui hasil-hasil usahanya sebagai pedoman dalam menjalankan usaha-usaha lebih lanjut.

2. Dasar Didaktis.
Fungsi belajar sebagai dasar didaktis dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu :
  • dari sisi siswa : hasil belajar berpangauh terhadap prestasi yang didapatnya, mengetahui kelebihan dan kekurangan dari proses belajar yang dilaluinya, serta hasil belajar yang diperoleh dapat memicu semangat belajarnya..
  • dari sisi pendidik : dapat mengetahui sejauh mana kelemahan dan kelebihan dalam pengajarannya, membantu dalam menilai kesiapan siswa, mengetahui status siswa dalam kelasnya, membantu menentukan siswa dalam pembentukan kelompok, membantu dalam memperbaiki metode mengajarnya, serta membantu dalam memberikan materi pelajaran tambahan.

3. Dasar Administratif.
Fungsi hasil belajar sebagai dasar administratif adalah :
  • memberikan data untuk dapat menentukan status siswa di kelasnya.
  • memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan.
  • merupakan inti laporan kemajuan belajar siswa terhadap orang tuas atau walinya.


Tujuan Hasil Belajar. Menurut Nana Sudjana, tujuan dari hasil belajar diantaranya adalah :
  • mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya.
  • mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di sekolah, yaitu seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
  • menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
  • memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.


Jenis Penilaian Hasil Belajar. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyebutkan bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Tes belajar dimaksud berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya dapat dibedakan dalam beberapa jenis penilaian, yaitu :

1. Tes Formatif.
Tes formatif merupakan jenis penilaian yang diadakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.

2. Tes Subsumatif.
Tes subsumatif merupakan jenis penilaian yang meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

3. Tes Sumatif.
Tes sumatif merupakan jenis penilaian yang diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, dengan tujuan untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Sedangkan Nana Sudjana, menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
  • penilaian formatif, merupakan penilaian yang dilaksanakan di akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
  • penilaian sumatif, merupakan penilaian yang dilaksanakan di akhir unit program yaitu akhir caturwulan, akhir semester dan akhir tahun, penilaian ini berorientasi pada produk bukan pada proses.
  • penilaian diagnostik, merupakan penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.
  • penilaian selektif, merupakan penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.
  • penilaian penempatan, merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.


Prinsip Hasil Belajar. Terdapat beberapa prinsip dalam hasil belajar. Oemar Hamalik, dalam “Proses Belajar Mengajar”, menyebutkan bahwa prinsip dari hasil belajar adalah :
  • hasil belajar secara fungsional berkaitan satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
  • hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.
  • hasil belajar dilengkapi dengan serangkaian-serangkaian pengalaman- pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.
  • hasil belajar diterima oleh siswa apabila kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
  • hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.
  • hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, tidak sederhana dan statis.


Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Syaiful Bahri Djamarah, dalam “Psikologi Belajar”, menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah :
  • faktor lingkungan, merupakan bagian dari kehidupan siswa, di mana ia hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan, saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik.
  • faktor instrumental, merupakan segala hal yang dapat diberdayakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • faktor fisiologis, merupakan kondisi fisik atau jasmani yang dapat mempengaruhi belajar siswa.
  • faktor psikologis, merupakan keadaan dari dalam siswa (rohani) yang mempengaruhi belajar siswa, yang menentukan intensitas belajar siswa.

Hasil belajar yang diperoleh seorang siswa dapat mempengaruhi atau merubah perilaku siswa. Soekidjo Notoatmodjo, dalam “Pendidikan dan Perilaku dalam Kesehatan”, menyebutkan bahwa perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
  • informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan.
  • kecakapan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol.
  • strategi kognitif, yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif adalah kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif.
  • sikap, yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu objek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
  • kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian hasil belajar, indikator, tipe, fungsi, tujuan, jenis penilaian, dan prinsip hasil belajar, serta faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Semoga bermanfaat.