Doa Dalam Islam : Pengertian, Adab, Bentuk, Fungsi, Keutamaan, Dan Waktu Yang Tepat Untuk Doa, Serta Hal Yang Mempercepat Terkabulnya Doa

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Doa. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

"Tidak ada seorang muslim yang menghadapkan mukanya kepada Allah untuk berdoa, kecuali Allah memberikannya, kadang dipercepat dan kadang diperlambat." (HR. Ahmad)

Secara etimologi, kata doa berasal dari bahasa Arab, yang berarti seruan. Sedangkan secara terminologi, doa berarti suatu permohonan atau permintaan dan ucapan dalam hati kepada Allah sebagai tuhan semesta alam. Doa juga berarti suatu aktivitas rohaniah yang mengandung permohonan kepada Allah, melalui lisan atau hati, dengan menggunakan kalimat-kalimat atau pernyataan-pernyataan khusus sebagaimana yang tertulis pada Al Quran, hadits, ataupun keteladanan dari para sahabat Rasulullah SAW, dan orang-orang yang saleh. Doa merupakan suatu permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati, sikap khusyu, dan tadharru’ (berdoa dengan sepenuh hati) untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan dari Allah, dengan mengharapkan tercapainya sesuatu yang dimohonkan.

Selain itu, pengertian doa juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikumukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Quraish Shihab, berpendapat bahwa doa adalah suatu permohonan seorang hamba kepada Tuhannya, agar hambanya mendapatkan anugerah pemeliharaan dan pertolongan dari-Nya, baik buat si pemohon maupun pihak lain, yang harus lahir dari lubuk hati yang terdalam dengan disertai ketundukan dan pengagungan kepada Allah.
  • Abdul Halim Mahmud, berpendapat bahwa doa adalah sebagai salah satu keinginan terhadap Allah tentang apa yang ada padanya, mulai dari segala kebaikan dan mengadu kepada-Nya dengan cara memohon serta mengemis kepadanya.
  • Muhammad Kamil Hasan al Mahami, berpendapat bahwa doa adalah sebagai tempat untuk memohon kepada Allah untuk mengharapkan kebaik-Nya.


Adab Doa. Pada prinsipnya adab berdoa adalah menghadapkan diri, jiwa, dan hati dihadapan Allah dengan penuh keyakinan, bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan, baik cepat atau lambat, serta suci dan bersihnya diri jasmaniah dan rohaniah dari kotoran dan najis lahir maupun batin. Selain itu, beberapa adab dalam berdoa yang lain adalah sebagai berikut :
  • memanfaatkan waktu-waktu yang diberkahi, seperti setelah tengah malam, hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumat, dan waktu sahur.
  • mengokohkan keyakinan bahwa doa itu akan diperkenankan Allah dan tidak merasa gelisah jika doa itu belum terkabul.
  • mengulang-ulang doa yang dipanjatkan dengan tanpa putus asa.
  • bertobat sebelum berdoa dan mengharapkan diri dengan sesungguhnya kepada Allah.
  • merendahkan suara.
  • meminta dengan kesungguhan dan benar-benar berharap serta yakin akan dikabulkan.
  • tidak mengiringi doa dengan masyi’ah (ucapan, apabila berkehendak).
  • ikhlas, yaitu mengesakan Allah dalam mengerjakan ketaatan dengan sengaja, semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah tanpa ada tendensi lain, seperti berpura-pura kepada makhluk, mencari pujian manusia atau makna lain selain mendekatkan diri kepada Allah.

Baca juga : Pengertian Ikhtiar

Bentuk Doa. Doa dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
  • Doa fuqoha, merupakan bentuk doa yang umumnya ditandai dengan pengguanaan kalimat perintah (fi’il amr) dan penyebutan langsung apa yang diminta tanpa berliku-liku dengan mengungkapkan kelemahan dan tak keberdayaan diri dihadapan Allah.
  • Doa para sufi, merupakan bentuk doa yang ditandai dengan kecenderungan pada keyakinan bahwa Allah memahami segala yang diharapkannya melalui pujian-pujian yang ditunjukkan kepada-Nya.

Sedangkan jika ditinjau dari makna-nya, doa merupakan suatu pengharapan kepada sesuatu kekuatan yang dinilai melebihi kemampuan dirinya. Berdasarkan makna tersebut, doa dapat dibedakan menjadi :

1. Doa Mahmudah.
Doa mahmudah, yaitu doa yang kandungannya adalah segala sesuatu yang telah diajarkan oleh nabi Muhammad SAW melalui hadits-haditsnya atau segala hal yang berkaitan dengan nilai kebenaran menurut syariat Islam, baik yang dibawa Nabi Muhammad SAW maupun yang dibawa oleh nabi-nabi yang sebelumnya, serta semua pengharapan akan kebaikan yang diperoleh oleh agama.

Doa mahmudah terdiri dari :
  • doa dengan menggunakan kalimat perintah (fi’l amr) atau permohonan kepada Allah.
  • doa dengan menggunakan nama-nama Allah atau al-asma’ al-husna, yaitu dengan membaca berulang-ulang salah satu nama-Nya dengan harapan mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan makna nama tersebut.
  • doa berupa pujian kepada Allah dan secara harfiah tidak menyiratkan apa yang dimohonkan.

2. Doa Madzmumah.
Doa madzmumah atau fasidah, yaitu harapan yang berakhir keburukan atau niat buruk yang bertentangan dengan syariat, serta apa saja yang dilarang langsung oleh Rasulullah SAW.

Baca juga : Pengertian Ijtihad

Fungsi Doa. Dalam Islam, doa memiliki fungsi sebagai berikut :
  • ungkapan rasa syukur.
  • ungkapan penyesalan, yaitu pengakuan atas penyimpangan dari ketentuan Tuhan.
  • permohonan, yaitu harapan akan terpenuhinya kebutuhan dan dilengkapinya kekurangan dalam rangka mengabdi kepada tuhan.

Baca juga : Pengertian Qanaah

Keutamaan Doa. Dalam Islam, doa memiliki banyak keutamaan, beberapa diantaranya adalah :
  • Keutamaan doa di sisi Allah melebihi dari segala keutamaan.
  • Doa adalah ibadah. Berdoa berarti menghadapkan hati kepada Allah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
  • Doa adalah dzikir kepada Allah. Berdoa merupakan obat bagi jiwa, menghilangkan kesusahan, dan menjauhkan manusia dari dosa. Dengan doa manusia akan mendapat pengampunan Allah sehingga jiwanya lebih tenang.
  • Berdoa berarti mengingat Allah, sehingga orang yang tak pernah lupa berdoa adalah orang yang selalu ingat akan Allah. Sedangkan Allah pun ingat pula pada hamba yang berdoa.

Baca juga : Pengertian Tauhid

Waktu yang Tepat untuk Doa. Terdapat waktu-waktu yang tepat dan mustajab untuk berdoa kepada Allah, diantaranya adalah :
  • setelah shalat wajib.
  • tengah malam, setelah shalat tahajud.
  • saat berpuasa wajib maupun sunnah.
  • saat terdzalimi oleh orang lain.
  • saat turun hujan.
  • saat membaca Al Quran.
  • saat melaksanakan ibadah haji.


Hal yang Mempercepat Terkabulnya Doa. Sedangkan hal-hal yang dapat mempercepat terkabulnya doa, diantaranya adalah :
  • berdoa dengan sepenuh hati dan bersifat tulus.
  • bersih dari dosa dosa yang menghambat lancarnya doa.
  • memulai doa dengan mengucapkan sifar-sifat Allah dalam asmaul husna.
  • penuh harapan agar doanya dikabulkan oleh Allah.
  • tidak tergesa gesa mengucapkan kalimat doa.
  • menanti dengan sabar, sehingga Allah mengabulkan doanya.
  • berdoa pada waktu dan tempat yang mustajab.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian doa, adab, bentuk, fungsi, keutamaan, dan waktu yang tepat untuk doa, serta hal yang mempercepat terkabulnya doa.

Semoga bermanfaat.