Tauhid : Pengertian, Bentuk, Dan Keutamaan Tauhid

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Tauhid. Allah swt berfirman, yang artinya :

"Dan Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah : 163)

Istilah "tauhid" berasal dari bahasa Arab, yaitu mashdar dari kata “wahhada-yuwahhidu-tauhidan” yang berarti mengesakan atau menjadikan sesuatu satu saja. Dalam istilah syar’i, tauhid adalah menjadikan Allah swt sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Tauhid juga dapat berarti meyakini akan ke-esa-an Allah swt dalam rububiyah (penciptaan, pemeliharaan, pemilikan), uluhiyyah (ikhlas beribadah kepadaNya), dan dalam al-asmaa wash-shifaat (nama-nama dan sifat)-Nya. Apabila dimutlakkan, makna dari tauhid adalah memurnikan seluruh peribadatan hanya untuk Allah swt.

Tauhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan subtansi aqidah dalam Islam, yang harus dipahami secara utuh agar maknanya dapat terealisasi dalam kehidupan. Pemahaman tentang tauhid tidak lepas dari dua hal, yaitu :
  • memahami ajaran tauhid secara teoritis berdasarkan dalil-dalil Al Quran, sunnah, dan akal sehat.
  • mengaplikasikan ajaran tauhid tersebut dalam kenyataan sehingga ia menjadi fenomena yang tampak dalam kehidupan manusia.


Pengertian tauhid juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Zainuddin, dalam "Ilmu Tauhid Lengkap", berpendapat bahwa tauhid berasal dari kata "wahid", yang artinya "satu". Lebih lanjut, Zainuddin menjelaskan bahwa dalam istilah agama Islam, tauhid merupakan keyakinan tentang satu atau esa-nya Allah, maka segala pikiran dan teori berikut argumentasinya yang mengarah kepada kesimpulan bahwa Tuhan itu satu disebut dengan Ilmu Tauhid.
  • Muhammad Taqi Misbah Yazdi, dalam "Filsafat Tauhid", berpendapat bahwa tauhid adalah meyakini keesaan Allah. Keyakinan ini berarti meyakini bahwa Allah adalah satu dalam hal wujud, penciptaan, pengatur, pemerintah, penyembahan, meminta pertolongan, merasa takut, berharap, dan tempat pelabuhan cinta. Lebih lanjut Muhammad Taqi Misbah Yazdi menegaskan bahwa inti dari tauhid adalah menghendaki agar seorang muslim menyerahkan segala urusan dan hatinya hanya kepada Allah.


Bentuk Tauhid. Dari pengertian tauhid tersebut, tauhid dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :

1. Tauhid Rububiyah.
Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah swt, yaitu "Rabb". Tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah swt (Rabb) dalam segala perbuatan-perbuatannya, maksudnya adalah mempercayai serta meyakini dengan sepenuhnya bahwa hanya Allah swt yang menciptakan, menghidupkan, mengatur, dan yang lain sebagainya. Muhammad Bin Abdullah Al-Buraikan, dalam "Pengantar Studi Aqidah Islam", menyebutkan bahwa tauhid rububiyah adalah percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdirnya-Nya, Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya.

Tauhid rububiyah mencakup dimensi-dimensi keimanan sebagai berikut :
  • beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah swt yang bersifat umum. Misalnya, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, menguasai.
  • beriman kepada takdir Allah.
  • beriman kepada zat Allah.

Allah swt berfirman, yang artinya :

"Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam." (QS. Al Fatihah : 1)

"Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." (QS. Al A'raaf : 54)

"Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu." (QS. Al Baqarah : 29)

"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku." (QS. Asy Syuura : 80)

"Sesungguhnya Allah dialah maha pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (QS. Ad Dzariyat : 58)


2. Tauhid Uluhiyyah.
Kata "uluhiyyah" berasal dari akar kata "ilah" yang berarti yang disembah dan yang ditaati. Kata ini digunakan untuk menyebut sembahan yang hak dan yang batil. Dalam istilah syar’i, tauhid uluhiyyah diartikan dengan mengesakan Allah swt dalam ibadah dan ketaatan, maksudnya adalah melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya sebagai bukti ketaatan dan semata-mata untuk mencari ridla Allah swt.

Tauhid uluhiyyah atau disebut juga dengan tauhid ibadah merupakan pondasi dan juga asas tempat dibangunnya seluruh amal. Seluruh manusia wajib menyembah Allah dengan ikhlas, karena ketergantungan mereka kepada-Nya.

Allah swt berfirman, yang artinya :

"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disebah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah : 163)

"Dialah Allah yang tiada tuhan selain dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus urusan makhluknya…" (QS. Al Baqarah : 255)


Berkaitan dengan tauhid uluhiyyah, ibadah manusia ditentukan oleh tingkatan din atau ketaatan, yaitu sebagai berikut :
  • Islam. Menurut bahasa, Islam berarti masuk dalam kedamaian. Sedangkan menurut istilah, Islam berarti pasrah kepada Allah swt, bertauhid serta tunduk kepada -Nya, taat, serta membebaskan diri dari syirik dan juga pengikutnya.
  • Iman. Menurut bahasa, iman berarti membenarkan di sertai dengan percaya dan amanah. Sedangkan menurut istilah, iman berarti pernyataan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan juga perbuatan dengan anggota badan.
  • Ihsan. Menurut bahasa, ihsan berarti kebaikan, yaitu segala sesuatu yang menyenangkan serta terpuji. Sedangkan menurut istilah, ihsan berarti sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, yang artinya :  "Engkau menyembah Allah swt seolah-olah engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu". Ihsan mengandung kesempurnaan ikhlas kepada Allah swt dan perbuatan baik yang dicintai oleh Allah swt.

3. Tauhid Al-Asmaa Wash-Shifaat.
Tauhid al-asma wash shifaat adalah pengakuan dan kesaksian yang tegas atas semua nama dan sifat Allah yang sempurna dan termaktub dalam ayat-ayat Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Tauhid al-asma wash shifaat memiliki pengaruh dalam bermuamalah dengan Allah swt.

Allah swt berfirman, yang artinya :

"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Asy Syuura : 11)


Allah swt mempunyai sifat yang tidak terbatas, seperti Allah swt bersifat ar-rohman dan ar-rohim, Allah swt mempunyai rasa cinta kasih kepada setiap makhluk tanpa batasan. Allah swt memberi dengan tidak adanya batasan. Secara umum, sifat Allah swt dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
  • sifat dzatiyah, merupakan sifat yang senantiasa melekat dengan-Nya. Seperti berilmu, bijaksana, mendengar, kuasa atau mampu, melihat, dan yang lain sebagainya.
  • sifat fi'liyah, merupakan sifat yang Dia perbuat apabila telah berkehendak. Seperti bersemayam di atas 'Arasy, turun ke langit dunia pada saat tinggal sepertiga akhir malam, dan datang pada hari kiamat.


Keutamaan Tauhid. Terdapat banyak keutaman tauhid, beberapa diantaranya adalah :

1. Dihapus dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

"Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman : "… Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula"." (HR. At Tirmidzi)


2. Mendapatkan petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman.
Allah swt berfirman, yang artinya :

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (QS. Al An'aam : 82)


3. Dihilangkan kesulitan dan kesedihannya di dunia dan akhirat.
Allah swt berfirman, yang artinya :

"…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka…" (QS. Ath Thalaq : 2-3)


4. Dijamin masuk surga.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

"Barang siapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk surga." (HR. Muslim)


5. Diberi kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
Allah swt berfirman, yang artinya :

"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl : 97)


6. Dijadikan dalam hatinya rasa cinta kepada iman dan Allah akan menghiasi hatinya dengan-Nya serta Dia menjadikan di dalam hatinya rasa benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Allah swt berfirman, yang artinya :

"…Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman itu) indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." (QS. Al Hujurat : 7)


7. Diberikan kemenangan, pertolongan, kejayaan, dan kemuliaan.
Allah swt berfirman, yang artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad : 7)

"Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu apapun. Tetapi barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nuur : 55)


Baca juga : Iman Dalam Islam

Demikian penjelasan berkaitaan dengan pengertian tauhid, bentuk dan keutamaan tauhid.

Semoga bermanfaat.