Akhlak Dalam Islam : Pengertian, Ruang Lingkup, Jenis, Keutamaan, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak, Serta Hubungan Antara Akhlak, Moral, Dan Etika

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Akhlak. Dalam Islam, akhlak sangat penting untuk mewujudkan kedamaian dan keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Itulah sebabnya, Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk memperbaiki akhlak manusia. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Ahzhab : 21, yang artinya :

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Ayat tersebut memberikan petunjuk bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan hidup bagi orang-orang yang beriman, bagi mereka yang sempat bertemu langsung dengan Rasulullah SAW, maka cara meneladani Rasulullah dapat mereka lakukan secara langsung. Sedangkan bagi mereka yang tidak sezaman dengan Rasulullah SAW, maka cara meneladani Rasulullah SAW adalah dengan mempelajari, memahami dan mengikuti berbagai petunjuk yang termuat dalam sunnah atau hadits beliau.

Secara etimologi, kata akhlak (akhlaq) berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jama’ dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara terminologi, akhlak dapat diartikan sebagai suatu sifat atau watak yang melekat pada diri seseorang yang tercermin dari perbuatan dan tindakan orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak juga dapat berarti  tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakininya serta sikap yang menjadi sebagian dari keperibadiannya. Nilai-nilai dan sikap tersebut terpancar dari konsepsi dan gambarannya terhadap hidup. Dengan perkataan lain, nilai-nilai dan sikap tersebut terpancar dari aqidahnya yaitu gambaran tentang kehidupan yang dipegang dan diyakininya.


Selain itu, pengertian akhlak juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Imam al-Ghazali, dalam "Ihya’ Ulum ad Din", berpendapat bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
  • Ibrahim Anis, dalam "Al Mu’jam Al Wasith", berpendapat bahwa akhlak adalah ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik dan buruknya.
  • Ahmad Amin, dalam "Al Akhlak", berpendapat bahwa akhlak adalah kebiasaan baik dan buruk. Kebiasaan yang baik disebut akhlakul karimah dan kebiasaan yang buruk disebut disebut akhlaqul madzmumah.


Ciri-Ciri Akhlak. Akhlak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
  • Dalam perilaku, akhlak diwujudkan sebagai perbuatan yang dilakukan dengan mudah, tanpa pemikiran, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar, serta bukan perbuatan yang diada-adakan.
  • Dalam perilaku yang baik, akhlak diwujudkan sebagai perbuatan yang dilakukan secara ikhlas semata-mata karena Allah.


Ruang Lingkup Akhlak. Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan dengan etika. Akhlak memiliki makna yang sangat luas, yang berkaitan dengan lahiriah maupun sikap batin dan pikiran manusia. Quraish Shihab, dalam "Wawasan Al Quran", ruang lingkup akhlak meliputi :
  • Akhlak terhadap Allah. Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Perilaku yang dikerjakan diantaranya adalah bersyukur kepada Allah, meyakini kesempurnaan Allah, serta taat terhadap perintah-Nya.
  • Akhlak terhadap sesama manusia. Menjaga hubungan baik, saling menghormati dan menghargai antara sesama manusia.
  • Akhlak terhadap lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa. Dasar yang digunakan sebagai pedoman akhlak terhadap lingkungan adalah tugas kekhalifahannya di bumi yang mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.

Sedangkan Muhammad Abdullah Darraz, dalam "Al Akhlaq fi Al Quran", menyebutkan bahwa setidaknya ada lima hal yang menjadi ruang lingkup dalam pembahasan tentang akhlak, yaitu :

1. Akhlak Pribadi (Al-Ahklak Al Fardiyah). 
Akhlak pribadi terdiri atas :
  • akhlak yang diperintahkan.
  • akhlak yang dilarang.
  • akhlak yang dibolehkan.
  • akhlak yang ada dalam suatu keadaan darurat.

2. Akhlak Berkeluarga (Al-Akhlak Al Usrawiyah).
Akhlak berkeluarga terdiri atas :
  • adanya kewajiban timbal balik antara anak dengan orangtua.
  • adanya kewajiban suami terhadap seorang istri, begitu pun sebaliknya.
  • adanya kewajiban terhadap kerabat.

3. Akhlak Bermasyarakat (Al-Akhlaq Al Ijtimaiyah).
Akhlak bermasyarakat terdiri atas :
  • akhlak yang dilarang.
  • akhlak yang diperintahkan. 
  • beberapa kaidah tentang adab.

4. Akhlak Bernegara (Akhlak ad-Daulah).
Akhlak bernegara terdiri atas :
  • adanya suatu hubungan antara rakyat dengan pemimpinnya.
  • adanya hubungan dalam hal luar negeri.

5. Akhlak dalam beragama.
Akhlak beragama merupakan berbagai macam kewajiban kepada Allah.

Baca juga : Iman Dalam Islam

Jenis Akhlak. Dalam Islam, akhlak dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut :

1. Akhlak Mahmudah.
Akhlak mahmudah atau disebut juga dengan akhlak al karimah atau akhlak fadhilah atau akhlak yang utama, yaitu segala tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Seseorang yang mempunyai akhlak terpuji biasanya akan selalu menjaga sikap dan tutur katanya kepada orang lain karena selalu merasa dirinya diawasi oleh Allah. Contoh dari akhlak mahmudah adalah kesopanan, jujur, dermawan, rendah hati, dan lain sebagainya.

2. Akhlaqul Madzmumah.
Akhalak mazmumah, yaitu segala tingkah laku yang tidak terpuji (tercela) yang tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Akhlak mazmumah sangat dibenci oleh Allah, dan tidak jarang bagi orang yang memiliki akhlak ini akan dijauhi dan tidak disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Contoh dari akhlak mazmunah adalah riya’, ujub, takabur, dan lain sebagainya.


Tujuan Akhlak. Dalam Islam, pembahasan tentang akhlak bertujuan untuk :
  • Menyempurnakan perilaku manusia. Pembahasan akhlak akan memaparkan mengenai hal-hal baik dan buruk, sehingga memberikan pemahaman pada manusia dalam bertingkah laku dalam masyarakat.
  • Mencapai tujuan hidup ideal. Setelah memahami mengenai konsep baik dan buruk, secara naluriah manusia tentu akan berusaha untuk meninggalkan keburukan dan selalu berusaha menuju kebaikan.


Keutamaan Akhlak. Akhlak yang terpuji (akhlaqul karimah) memiliki beberapa keutamaan, diantaranya :
  • Berat timbangannya di akhirat. Manusia yang memiliki akhlak terpuji akan mempunyai timbangan yang berat di hari akhir kelak dimana semua amal manusia akan dihisab. Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia ini dapat mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat.
  • Dicintai Rasulallah SAW. Rasulullah SAW diutus ke dunia tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia, maka dari itu Rasulullah akan mencintai manusia yang berakhlak baik.
  • Mempunyai kedudukan yang tinggi. Manusia yang mempunyai akhlak terpuji dan budi pekerti yang baik akan mempunyai kedudukan yang tinggi di akhirat kelak.
  • Dijamin masuk surga. Mempunyai akhlak terpuji sangatlah penting bagi seorang muslim, karena dengan itu ia akan dijamin masuk surga Allah.


Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak. Baik atau buruknya perilaku atau akhlak manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1. Insting atau Naluri.
Secara umum, fungsi dari insting atau naluri adalah sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku manusia. Insting atau naluri yang dimiliki manusia, seperti : naluri makan (nutritive instinct), naluri keibu-bapakan (peternal instinct), naluri berjuang (combative instinct), naluri ber-Tuhan, dan lain sebagainya.

2. Adat Kebiasaan.
Suatu perbuatan bila dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan disebut adat kebiasaan. Segala perbuatan, baik atau buruk, menjadi adat kebiasaan karena dua faktor, yaitu :
  • kesukaan hati pada suatu pekerjaan.
  • menerima kesukaan itu dengan melahirkan suatu perbuatan.

3. Keturunan atau Wirotsah.
Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak tersebut mewarisi sebagian besar sifat dari salah satu orang tuanya. Adapun sifat-sifat yang diturunkan orang tua terhadap anaknya adalah :
  • sifat jasmaniah, yaitu sifat kekuatan dan kelemahan otot atau urat syaraf orang tua dapat diwariskan kepada anak-anaknya.
  • sifat rohaniah, yaitu lemah atau kuatnya suatu naluri dapat diturunkan pula oleh orang tua yang kelak mempengaruhi tingkah laku anak cucunya.

4. Lingkungan atau Milieu.
Lingkungan adalah apa yang ada di sekitar manusia, seperti orang-orang di sekitarnya (masyarakat), daerah tempat tinggal, dan lain sebagainya. Sedangkan milieu adalah suatu yang melingkupi tubuh yang hidup, yang terbagi atas dua hal, yaitu :
  • milieu alam. Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang.
  • milieu sosial atau rohani. Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat, dan tingkah laku. Yang termasuk dalam lingkungan pergaulan adalah : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan organisasai jamaah, lingkungan kehidupan ekonomi, dan lingkungan pergaulan yang bersifat umum dan bebas.


Hubungan Antara Akhlak, Moral, dan Etika. Dalam pengertian sehari-hari, antara akhlak, moral, dan etika seringkali diartikan sama, yaitu seputar budi pekerti, kesusilaan, dan sopan santun. Yang membedakan di antara ketiganya adalah :
  • Akhlak, merupakan istilah yang identik dalam agama Islam, atau dapat dikatakan akhlak adalah konsep moral dalam Islam. Oleh karenanya, untuk menentukan baik-buruknya perilaku manusia (akhlak) digunakan Al Quran dan hadist.
  • Moral, merupakan suatu hal yang identik dengan akhlak. Hanya saja, yang digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan baik buruknya perilaku manusia dalam moral adalah adat istiadat.
  • Etika, merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Untuk menentukan nilai perbuatan baik atau buruk seseorang digunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian akhlak, ciri-ciri, ruang lingkup, jenis, tujuan, keutamaan, dan faktor yang mempengaruhi akhlak, serta hubungan antara akhlak, moral, dan etika.

Semoga bermanfaat.