Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya yang berjudul "Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi" menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, teknik, dan perannya.
Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Filsafat melakukan kajian untuk mendapatkan kebenaran. Berfilsafat berarti berpangkal kepada suatu kebenaran yang fundamental atau pengalaman asasi. Dan kebenaran merupakan hakekat dari sebuah ilmu pengetahuan. Dalam kaitannya dengan komunikasi, sebagai suatu ilmu pengetahuan, filsafat melandasi ilmu komunikasi berdasarkan teori dari Aristolteles dan Plato, yaitu :
- Ethos, yaitu etika dalam keilmuan. Dalam hal ini maksudnya adalah adanya etika akan memberikan landasan dan batasan serta rambu-rambu kepada para ilmuwan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
- Phatos, yaitu suatu rasa atau emosi yang ada dalam diri manusia yang akan terus memiliki rasa terkait dengan keindahan dan penghargaan. Atas dasar rasa dan emosi inilah manusia memiliki kemampuan untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
- Logos, yaitu logika. Logika merupakan bagian dari filsafat yang memberikan pedoman kepada para ilmuwan untuk selalu mengambil keputusan secara rasional. Keputusan yang diambil oleh seorang ilmuwan haruslah berdasarkan pada kajian, pertimbangan, serta argumen-argumen logis yang dapat diuji kebenarannya.
Ilmu komunikasi mempelajari berbagai gejala komunikasi. Terdapat beberapa pendekatan untuk mempelajari komunikasi, yaitu :
- pendekatan sosiologis, yang mempelajari komunikasi dalam konteks interaksi sosial.
- pendekatan psikologi, yang mempelajari komunikasi dalam konteks perilaku individu komunikate (hakekat manusia komunikan).
- pendekatan filsafat, yang mempelajari komunikasi dalam konteks hubungan manusia dengan realitas lainnya.
Dalam pendekatan filsafat, gejala komunikasi dipelajari dengan menggunakan beberapa teori, yaitu :
1. Ontologi.
Ontologi terkait dengan pertanyaan what it is ? Ontologi adalah :
- teori yang membahas tentang hakekat dari suatu ilmu pengetahuan. Hakekat diartikan sebagai suatu realitas kenyataan yang utuh dan sebenarnya.
- kajian mengenai obyek materiil dan obyek formil dari ilmu pengetahuan, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang bersifat empiris. Obyek materiil dimaknai bahwa komunikasi sebagai sesuatu yang berada pada tingkat paling abstrak. Sedangkan obyek formil dimaknai bahwa komunikasi merupakan sebuah sudut pandang yang kemudian memberikan kerangka bagi dimensi studi itu sendiri.
Sementara Suparlan berpendapat bahwa ontologi merupakan telaah atau studi mengenai arti sesuatu yang "ada" dan "berada", tentang ciri-ciri yang mendasar yang ada padanya menurut bentuknya yang paling abstrak. Dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi, ontologi akan memberikan penjelasan tentang hakekat dari ilmu komunikasi.
2. Epistemologi.
Epistemologi terkait dengan pertanyaan how to get ? Epistemologi adalah teori yang mengkaji bagaimana suatu ilmu pengetahuan diperoleh. Perdebatan mengenai apakah ilmu komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan, sangat terkait dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu. Persoalan utama epistemologi ilmu komunikasi adalah mengenai persoalan apa yang dapat kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya.
Aspek epistemologi adalah suatu kebenaran. Epistemologi membahas bagaimana suatu pengetahuan dirangkai dari data-data yang diperoleh menggunakan metode ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi, sebagai ilmu pengetahuan kemunculan ilmu komunikasi tidak terlepas dari perkembangan ilmu sosial yang terlebih dahulu ada, yang memberikan sebuah landasan bagi terciptanya cabang keilmuan yang baru dan utuh. Pengaruh sosiologi dan psikologi sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu komunikasi. Epistemologi komunikasi dapat diartikan sebagai suatu penjelasan yang membahas metode, teori, serta proses komunikasi.
3. Aksiologi.
Aksiologi terkait dengan pertanyaan what for ? Aksiologi adalah teori yang mempelajari dan membahas tentang manfaat yang diperoleh dari suatu ilmu pengetahuan. Aksiologi juga menyelidiki hakekat nilai, baik etika maupun estetika. Hakekat ilmu pengetahuan yang bersifat etik sangat terkait dengan aspek kebermanfaatan dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan yang bersifat filosofis pragmatis, yaitu asas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu sendiri.
Menurut James A. Anderson, pendekatan filsafat menekankan pada teori komunikasi yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan teori, mendiskusikan bidang studi teori, dan mengeksplorasi apa yang membuat teori adalah teori komunikasi.
Dengan pendekatan filsafat dalam ilmu komunikasi, kita jadi mengetahui fungsi dari filsafat komunikasi, yaitu untuk melakukan komunikasi dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan adanya komunikasi. Sedangkan tujuan mempelajari filsafat komunikasi adalah :
- menjadikan manusia lebih terdidik dan dapat membangun diri sendiri.
- dapat bersikap obyektif dalam memandang berbagai komunikasi.
- membuka dan memperluas wawasan.
- menjadikan manusia mampu berpikir mandiri.
- memberikan petunjuk dengan metode pemikiran reflektif dan penelitian penalaran sehingga dapat menyerasikan antara logika, rasa, rasio, pengalaman, dan agama di dalam usaha manusia mencapai pemenuhan kebutuhannya.
Pengembangan dan penelitian suatu ilmu pengetahuan termasuk ilmu komunikasi, haruslah mempunyai dasar yang kokoh. Dasar tersebut dapat diperoleh melalui pendekatan filsafat. Dengan kata lain, filsafat komunikasi merupakan dasar bagi pengembangan dan penelitian ilmu komunikasi.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pendekatan filsafat dalam ilmu komunikasi.
Semoga bermanfaat.