Banyak orang beranggapan bahwa antara nabi dan rasul adalah sama, padahal di antara keduanya adalah berbeda. Namun demikian, sebagai umat Islam, kita harus percaya kepada nabi dan rasul, karena hal tersebut merupakan salah satu dari Rukun Iman. Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj : 52, sebagai berikut :
- Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, kecuali apabila ia mempunyai sebuah keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Terdapat beberapa pendapat mengenai jumlah nabi dan rasul. Dalam Al Quran sebagaimana disebutkan QS. Al-Ghafir : 787, menjelaskan sebagai berikut :
- Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mu'jizat meainkan dengan seizin Allah.
Baca juga : Pengertian Kiamat, Penggolongan Dan Tanda-Tanda Kiamat, Serta Pandangan Beberapa Agama Tentang Kiamat
Sedangkan dari beberapa hadits disebutkan bahwa jumlah nabi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah rasul. Jumlah nabi adalah sebanyak 124.000 orang, sedangkan jumlah rasul sebanyak 315 orang. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, dari Abu Umamah bahwa :
- Abu Dzar radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : Berapa jumlah para nabi. Beliau menjawab, "Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 di antara mereka adalah rasul."
Dari sejumlah nabi dan rasul tersebut, terdapat 25 nabi dan rasul yang tercatat dalam Al Quran yang wajib diimani oleh setiap muslim, yaitu :
- Adam as, Idris as, Nuh as, Hud as, Saleh as, Ibrahim as, Luth as, Ismail as, Ishak as, Yaqub as, Yusuf as, Syu'aib as, Ayyub as, Dzulkifli as, Musa as, Harun as, Daud as, Sulaiman as, Ilyas as, Ilyasa' as, Yunus as, Zakaria as, Yahya as, Isa as, Muhammad SAW.
Pengertian Nabi. Secara etimologi, kata nabi berasal dari bahasa Arab yaitu "naba" yang berarti "dari tempat yang tinggi". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nabi diartikan sebagai orang yang menjadi pilihan Allah untuk menerima wahyu-Nya. Secara umum, nabi dapat diartikan sebagai seorang hamba Allah yang diberikan kepercayaan berupa wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri, tidak ada kewajiban kepadanya untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya tersebut kepada umat atau kaumnya.
Nabi yang pertama adalah Adam 'alaihissalam dan nabi terakhir adalah Muhammad SAW. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab : 40, sebagai berikut :
Nabi yang pertama adalah Adam 'alaihissalam dan nabi terakhir adalah Muhammad SAW. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab : 40, sebagai berikut :
- Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup nabi-nabi, dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Baca juga : Pengertian Hukum Islam
Pengertian Rasul. Secara etimologi, kata rasul berasal bahasa Arab yaitu "risala" yang berarti "penyampaian". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rasul diartikan sebagai orang yang menerima wahyu Allah untuk disampaikan kepada manusia. Secara umum, rasul dapat diartikan sebagai seseorang (nabi) yang diberikan wahyu dan kepercayaan oleh Allah yang kemudian diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya atau umat manusia.
Rasul pertama adalah Nuh 'alaihissalam. Hal tersebut sebagaimana dimaksud dalam :
- Firman Allah dalam QS. An-Nisa : 163, sebagai berikut : "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadmu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya".
- Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik : Rasulullah SAW bersabda bahwa Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafaat kepadanya di padang mahsyar, "Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah kepada penduduk bumi".
Sedangkan rasul terakhir adalah Muhammad SAW.
Baca juga : Tujuan Hukum Islam
Rasul yang Mendapat Gelar Ulul 'Azmi. Istilah "ulul 'azmi" berasal dari dua kata, yaitu "ulul" yang berarti "memiliki atau mempunyai" dan "'azmi" yang berarti "tekad atau keteguhan hati yang kuat". "Ulul 'azmi" merupakan gelar yang diberikan kepada nabi dan rasul yang memiliki keteguhan hati, ketabahan yang luar bisa, serta kesabaran yang tidak terbatas meskipun mereka mendapatkan berbagai macam cobaan dari Allah, namun mereka tetap teguh, sabar, dan senantiasa bertawakal dalam menyampaikan ajaran dari Allah kepada umatnya. Ciri-ciri ulul 'azmi adalah sebagai berikut :
- mendapatkan wahyu dari Allah.
- memperoleh pengiktirafan dari Allah.
- memiliki seruan dakwah yang bersifat universal, baik untuk umat manusia maupun jin.
- menyampaikan syariat dan agama Allah.
- menerima dan menyampaikan kitab samawi.
- menerima perjanjian serta wasiat dari Allah.
Terdapat lima orang nabi dan rasul yang mendapat gelar ulul 'azmi, mereka adalah :
- Nabi Nuh as.
- Nabi Ibrahim as.
- Nabi Musa as.
- Nabi Isa as.
- Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Azhab : 7, sebagai berikut :
- Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.
Baca juga : Salah Paham Terhadap Islam Dan Hukum Islam
Sifat Nabi dan Rasul. Seorang nabi dan rasul memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Siddiq (jujur), maksudnya adalah nabi dan rasul adalah seorang yang jujur dalam berkata dan berbuat.
- Amanah (dapat dipercaya), maksudnya adalah nabi dan rasul adalah seorang yang dapat dipercaya untuk mengemban suatu perintah tidak berkhianat.
- Fathanah (cerdas), maksudnya adalah nabi dan rasul adalah seorang yang pintar, cerdas, serta pandai dalam segala hal.
- Tabligh (menyampaikan apa yang semestinya disampaikan), maksudnya adalah nabi dan rasul diutus Allah untuk menyampaikan seluruh wahyu yang diterimanya kepada umatnya tanpa ada yang disembunyikan.
Baca juga : Perbedaan Hukum Syari'at Dan Hukum Fikih
Perbedaan Antara Nabi dan Rasul. Seperti telah disebutkan di atas bahwa antara nabi dan rasul adalah berbeda. Perbedaan antara nabi dan rasul adalah sebagai berikut :
- tingkat kerasulan lebih tinggi dari tingkat kenabian.
- setiap rasul adalah nabi, namun tidak setiap nabi adalah rasul.
- rasul menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya melalui mimpi atau melalui malaikat (ia dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat), sedangkan nabi menerima wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri hanya melalui mimpi.
- rasul dikirim ke orang-orang kafir, sedangkan nabi dikirim ke orang-orang yang percaya (sudah beriman).
- para rasul diutus untuk membawa syari'at baru, sedangkan nabi hanya mengikuti hukum sebelumnya.
- semua rasul diselamatkan dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh kaumnya (umatnya), sedangkan sebagian nabi berhasil dibunuh oleh kaumnya (umatnya).
Baca juga : Pengertian Riba, Dasar Hukum Pelarangan, Dan Jenis Riba, Serta Perbedaan Antara Bunga (Riba) Dan Bagi Hasil
Perbedaan Antara Nabi dan Rasul Menurut Beberapa Ulama. Banyak pendapat dari para ulama tentang perbedaan antara nabi dan rasul, yang pada prinsipnya pendapat mereka adalah sama. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyebutkan bahwa antara nabi dan rasul memiliki perbedaan sebagai berikut :
- nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syari'at namun tidak diperintahkan untuk menyampaikannya, akan tetapi mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya. Sedangkan rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dengan suatu syari'at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya.
- Setiap rasul mesti nabi, namun tidak setiap nabi itu rasul. Jadi para nabi itu jauh lebih banyak ketimbang para rasul.
2. Syeikh 'Athiyah Saqar.
Syeikh 'Athiyah Saqar menyebutkan bahwa perbedaan antara nabi dan rasul adalah :
- nabi merupakan seorang manusia yang diberikan wahyu oleh Allah kepadanya untuk diamalkan akan tetapi dia tidak diperintahkan untuk menyampaikannya (menyebarkannya). Sedangkan rasul merupakan seorang manusia yang diberikan wahyu oleh Allah untuk diamalkan atau dilakukan dan dia juga diperintahkan untuk menyampaikannya kepada segenap umatnya.
- seorang rasul merupakan nabi, namun tidak semua nabi merupakan seorang rasul.
3. Ibnu Abil 'Izz al Hanafi.
Ibnu Abil 'Izz al Hanafi menyebutkan perbedaan antara nabi dan rasul adalah :
- bahwa orang yang diberikan perintah (wahyu) dari Allah, jika dia diperintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain maka dia disebut sebagai seorang nabi dan rasul, sedangkan jika dia tidak diperintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain maka dia adalah seorang nabi bukan rasul.
- setiap rasul merupakan nabi, namun tidak setiap nabi merupakan seorang rasul.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian, sifat, dan perbedaan antara nabi dan rasul.
Semoga bermanfaat.