Istilah propaganda berasal dari bahasa Latin, yaitu "propagare" yang berarti mengembangkan atau memekarkan. Secara umum, propaganda dapat diartikan sebagai suatu upaya yang disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, serta mempengaruhi langsung perilaku seseorang atau sekelompok orang agar memberikan respon sesuai dengan yang dikehendaki oleh propagandis (pelaku atau orang yang melakukan propaganda). Propaganda juga dapat berarti serangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.
- penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu.
- cak reklame (seperti menawarkan obat, barang dagangan, dan sebagainya).
Baca juga : Psikologi Massa : Pengertian Massa, Penyebab Timbulnya Massa, Dan Bentuk Perilaku Kolektif
Pengertian Propaganda Menurut Para Ahli. Selain pengertian tersebut, telah banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan propaganda, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Garth S. Jowett dan Victoria O'Donnell, dalam bukunya yang berjudul "Propaganda And Persuasion", menyebutkan bahwa propaganda adalah suatu usaha dengan sengaja dan sistematis, untuk membentuk persepsi, memanipulasi pikiran, dan mengarahkan kelakuan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan penyebar propaganda.
- Jacques Ellul, dalam bukunya yang berjudul "Propaganda : The Formation of Man's Attitudes", menyebutkan bahwa propaganda adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok yang terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis dan tergabung dalam suatu kumpulan atau organisasi.
- Budi Irawanto, dalam bukunya yang berjudul "Film Propaganda : Ikonografi Kekuasaan Dalam Ilmu Sosial dan Ilmu Politik", menyebutkan bahwa propaganda adalah seni permainan kata-kata dalam berkomunikasi yang rumusan pesannya dirangkai tanpa pertimbangan benar atau salah, yang disebarkan secara sistematis dengan metode dan teknik tertentu serta rencana yang matang melalui berbagai alat komunikasi untuk mempengaruhi pendapat, sikap, dan perilaku maayarakat atau massa.
- Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, dalam bukunya yang berjudul "Komunikasi Politik", menyebutkan bahwa propaganda adalah suatu bentuk komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi.
Unsur-Unsur Propaganda. Terdapat beberapa unsur dalam propaganda, yaitu sebagai berikut :
- adanya komunikator atau propagandis, yaitu orang atau lembaga/organisasi yang menyebarkan dan menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan tertentu.
- adanya komunikan atau target penerima pesan, yaitu pihak yang diharapkan menerima pesan dan kemudian melakukan sesuatu sesuai dengan pola yang ditentukan oleh komunikator.
- kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai .
- pesan tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai tujuannya secara efektif.
- sarana atau medium, yaitu tempat atau sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.
Pesan yang disampaikan dalam suatu propaganda haruslah :
- dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan dan mencapai tujuannya.
- disampaikan dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh komunikan.
- diusahakan dapat menimbulkan kebutuhan secara personal atau pribadi dan memberikan saran tentang bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
- memberikan saran untuk dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan yang serasi kepada situasi kelompok, sehingga yang bersangkutan dapat menentukan secara baik sikapnya untuk memberikan responnya.
Jenis Propaganda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa propaganda terdiri dari dua jenis, yaitu :
- propaganda terbuka, adalah propaganda yang mengungkapkan sumber, kegiatan, dan tujuannya secara terbuka.
- propaganda terselubung, adalah propaganda yang menyembunyikan sumber kegiatan dan tujuannya.
Jenis Propaganda Menurut Pendapat Para Ahli. Sedangkan jenis propaganda menurut pendapat dari beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Jacques Ellul.
Jacques Ellul menyebutkan bahwa propaganda dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- propaganda vertikal, adalah propaganda yang dilakukan oleh satu pihak kepada orang banyak dan biasanya mengandalkan media massa untuk menyebarkan pesan-pesannya.
- propaganda horizontal, adalah propaganda yang dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi atau kelompok kepada anggota organisasi atau kelompok tersebut melalui tatap muka/komunikasi antar personal dan biasanya tidak menggunakan media massa.
2. Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida.
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida menyebutkan bahwa propaganda dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
- propaganda sosial, adalah suatu bentuk propaganda yang biasanya berkaitan dengan suatu cara hidup atau ideologi, yang dilakukan secara bertahap, yang sifatnya merasuk ke dalam lembaga-lembaga ekonomi, sosial, dan politik. Propaganda sosial diharapkan akan menghasilkan suatu konsepsi umum tentang masyarakat yang dapat dipatuhi oleh setiap orang.
- propaganda politik, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik, dan kelompok-kelompok kepentingan untuk membentuk dan membina opini publik dalam mencapai tujuan politik, baik strategis maupun praktis, dengan pesan-pesan khas yang lebih berjangka pendek. Propaganda politik pada umumnya dilakukan dalam bentuk kegiatan komunikasi politik secara terencana dan sistematik untuk mempengaruhi, membentuk, serta membina opini publik.
- propaganda agitasi, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan agar orang-orang bersedia memberikan pengorbanan yang besar untuk suatu tujuan tertentu. Propaganda agitasi pada umumnya berisi sejumlah doktrin bahkan upaya cuci otak untuk mendapatkan loyalitas dari orang-orang yang menjadi sasaran propaganda.
- propaganda integrasi, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan untuk menggalang kesesuaian di dalam mewujudkan suatu tujuan dalam jangka panjang. Propaganda integrasi pada umumnya berorientasi pada loyalitas jangka panjang.
3. S. RA. Sastropoetro.
S. RA. Sastropoetro, dalam bukunya yang berjudul "Propaganda Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa", menyebutkan bahwa propaganda dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
- black propaganda, disebut juga sebagai propaganda secara terbuka di mana propaganda dilakukan secara terang-terangan dengan menyerang orang yang dikenai propaganda.
- white propaganda, disebut juga sebagai propaganda tertutup di mana propaganda dilakukan secara sembunyi-sembunyi untuk menyerang orang yang dikenai propaganda.
- grey propaganda, adalah suatu bentuk propaganda yang tidak diketahui dengan pasti dari mana sumbernya, sehingga dapat menimbulkan keraguan.
4. Mohammad Shoelhi, dalam bukunya yang berjudul "Propaganda Dalam Komunikasi Internasional", menyebutkan bahwa propaganda dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan :
a. Sumber Pesan.
Berdasarkan sumber isi pesannya, propaganda dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
- propaganda tertutup, adalah suatu bentuk propaganda yang tidak diketahui siapa atau dari mana sumbernya.
- propaganda terbuka, adalah suatu bentuk propaganda yang disebutkan dengan jelas siapa atau dari mana sumbernya.
- propaganda tertunda, adalah suatu bentuk propaganda yang semula dirahasiakan siapa atau dari mana sumbernya, tetapi pada akhirnya diketahui dengan jelas.
b. Metode Penyampaian.
Berdasarkan metode penyampaiannya, propaganda dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- coersive propaganda, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Target dari propaganda jenis ini adalah melakukan sesuatu sebagai akibat dari rasa rasa takut, rasa terancam, rasa terancam, atau perasaan lain yang timbul karena adanya sanksi-sanksi tertentu melalui pesan yang diterimanya.
- persuasive propaganda, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan dengan menggunakan metode penyampaian pesan-pesan yang dapat menimbulkan ketertarikan sehingga target propaganda senang dan rela untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.
c. Sistem.
Berdasarkan sistemnya, propaganda dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- symbolic interaction propaganda, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang-lambang komunikasi yang mempunyai arti, baik berupa bahasa lisan, tulisan, maupun gambar-gambar serta isyarat-isyarat yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik orang-orang yang menjadi target propaganda untuk menerima pesan dan kemudian memberikan respons seperti yang diharapkan oleh propagandis (orang yang melakukan propaganda).
- propaganda by the deed, adalah suatu bentuk propaganda yang dilakukan dengan melalui perbuatan nyata untuk memaksa target menerima pesan dan melakukan sebagaimana yang dikehendaki.
Tujuan Propaganda. Menurut Alo Liliweri dalam bukunya yang berjudul "Komunikasi : Serba Ada Serba Makna", menyebutkan bahwa propaganda yang dilakukan bertujuan untuk :
- mempengaruhi opini publik. Propaganda tidak saja bertujuan untuk dapat mengkomunikasikan berbagai fakta-fakta kepada publik, tetapi juga fakta-fakta yang akan mempengaruhi opini publik terhadap sebuah isu tertentu, sehingga menimbulkan perubahan dari pendapat publik tersebut, baik bersifat positif maupun negatif.
- memanipulasi emosi. Propaganda dapat dilakukan dengan beberapa teknik dengan memanipulasi emosi, bahkan seringkali dilakukan dengan berbagai cara yang cenderung membahayakan. Melalui berbagai teknik propaganda, propagandis memanipulasi kata, suara, simbol, serta pesan non verbal lainnya sehingga dapat membangkitkan emosi para audience.
Teknik Propaganda. Menurut Alfred Mc Clung Lee dan Elizabeth Briant Lee dalam bukunya yang berjudul "The Fine Art of Propaganda : A Study of Father Coughlin's Speeches", menyebutkan bahwa terdapat tujuh teknik dalam melakukan propaganda. Tujuh teknik dimaksud adalah :
1. Name Calling.
Name calling merupakan suatu teknik propaganda ini biasanya digunakan dalam kancah politik atau pada arena wacana publik secara umum, yaitu dilakukan dengan memberikan julukan atau label buruk pada seseorang, lembaga, atau organisasi supaya audiens tidak menyukai atau menolaknya.
2. Glittering Generalities.
Glittering generality merupakan suatu teknik propaganda dengan menghubungkan kata yang berkonotasi baik untuk membuat audiens menerima dan menyetujui sesuatu tanpa memerlukan atau memeriksa bukti-bukti.
3. Transfer.
Transfer merupakan suatu teknik propaganda dengan membawa otoritas dukungan, gengsi dari sesuatu yang dihargai dan disanjung dibandingkan dengan yang lain, dengan tujuan agar sesuatu tersebut dapat diterima.
4. Testimonial.
Testimoni merupakan suatu teknik propaganda ini umum digunakan dalam teknik periklanan maupun dalam kampanye politik, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada orang yang mengagumi (setuju) atau yang membenci (tidak setuju) untuk mengatakan bahwa suatu gagasan atau program atau produk dari pihak lain tersebut baik atau buruk.
5. Plain Folks.
Plain folks merupakan suatu teknik propaganda ini banyak digunakan oleh para peserta pemilihan umum atau pelaku politik, yaitu dengan menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya. Plain folks merupakan teknik propaganda yang digunakan oleh propagandis (pembicara/orang yang melakukan propaganda) dalam upayanya meyakinkan audiens bahwa ia dan gagasannya bagus karena ia adalah bagian dari rakyat.
6. Card Stacking.
Card stacking merupakan suatu teknik propaganda yang dilakukan dengan cara melakukan pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan, serta pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang, atau produk.
7. Band Wagon.
Bandwagon merupakan suatu teknik propaganda yang digunakan dalam rangka meyakinkan audiens bahwa semua anggota suatu kelompok (di mana audiens termasuk dalam kelompok tersebut) telah menerima gagasan atau programnya, dan oleh karena itu diharapkan audiens sasaran juga ikuti menerima gagasan atau program yang dikemukakan oleh propagandis (orang yang melakukan propaganda).
Baca juga : Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Komunikasi Dan Hubungan Antara Sosiologi Dan Komunikasi
Demikian penjelasan yang berkaitan dengan pengertian propaganda, unsur, jenis, tujuan, dan teknik propaganda.
Semoga bermanfaat.
1. Name Calling.
Name calling merupakan suatu teknik propaganda ini biasanya digunakan dalam kancah politik atau pada arena wacana publik secara umum, yaitu dilakukan dengan memberikan julukan atau label buruk pada seseorang, lembaga, atau organisasi supaya audiens tidak menyukai atau menolaknya.
2. Glittering Generalities.
Glittering generality merupakan suatu teknik propaganda dengan menghubungkan kata yang berkonotasi baik untuk membuat audiens menerima dan menyetujui sesuatu tanpa memerlukan atau memeriksa bukti-bukti.
3. Transfer.
Transfer merupakan suatu teknik propaganda dengan membawa otoritas dukungan, gengsi dari sesuatu yang dihargai dan disanjung dibandingkan dengan yang lain, dengan tujuan agar sesuatu tersebut dapat diterima.
4. Testimonial.
Testimoni merupakan suatu teknik propaganda ini umum digunakan dalam teknik periklanan maupun dalam kampanye politik, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada orang yang mengagumi (setuju) atau yang membenci (tidak setuju) untuk mengatakan bahwa suatu gagasan atau program atau produk dari pihak lain tersebut baik atau buruk.
5. Plain Folks.
Plain folks merupakan suatu teknik propaganda ini banyak digunakan oleh para peserta pemilihan umum atau pelaku politik, yaitu dengan menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan penduduk pada umumnya. Plain folks merupakan teknik propaganda yang digunakan oleh propagandis (pembicara/orang yang melakukan propaganda) dalam upayanya meyakinkan audiens bahwa ia dan gagasannya bagus karena ia adalah bagian dari rakyat.
6. Card Stacking.
Card stacking merupakan suatu teknik propaganda yang dilakukan dengan cara melakukan pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan, ilustrasi atau penyimpangan, serta pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program, orang, atau produk.
7. Band Wagon.
Bandwagon merupakan suatu teknik propaganda yang digunakan dalam rangka meyakinkan audiens bahwa semua anggota suatu kelompok (di mana audiens termasuk dalam kelompok tersebut) telah menerima gagasan atau programnya, dan oleh karena itu diharapkan audiens sasaran juga ikuti menerima gagasan atau program yang dikemukakan oleh propagandis (orang yang melakukan propaganda).
Baca juga : Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Komunikasi Dan Hubungan Antara Sosiologi Dan Komunikasi
Demikian penjelasan yang berkaitan dengan pengertian propaganda, unsur, jenis, tujuan, dan teknik propaganda.
Semoga bermanfaat.