Mobilitas sosial merupakan suatu dinamika dalam struktur sosial masyarakat. Secara umum, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan status sosial yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang ke status sosial yang lain dalam masyarakat. Hasil perpindahan status sosial tersebut dapat menjadikan status seseorang atau sekelompok orang tersebut menjadi lebih tinggi, lebih rendah, atau tetap (sederajat).
Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli. Selain pengertian tersebut, banyak ahli juga telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kamanto Sunarto, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Sosiologi", menyebutkan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan individu, keluarga, atau kelompok sosial dari lapisan ke lapisan sosial lainnya. Perpindahan yang dilakukan tersebut dapat mempengaruhi status sosial yang dimiliki yaitu bisa naik atau turun, atau bahkan tetap pada tingkat yang sama tetapi dalam pekerjaan yang berbeda.
- J. D. Narwoko dan Bagong Suyanto, dalam bukunya yang berjudul "Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan", menyebutkan bahwa mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya baik itu berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan, yang dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.
- I. B. Mantra dan A. J. Pitoyo, dalam bukunya yang berjudul "Kumpulan Beberapa Teori Penduduk Buku I", menyebutkan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.
Karakteristik Mobilitas Sosial. Sebagai suatu proses yang berkesinambungan, mobilitas sosial mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya adalah :
- mobilitas sosial dapat melibatkan individu atau kelompok individu dalam masyarakat.
- mudah atau tidaknya individu atau sekelompok individu melakukan suatu mobilitas sosial tergantung pada struktur sosial masyarakatnya.
- mobilitas sosial menyebabkan kecemasan dan ketegangan, terutama pada masyarakat dengan struktur sosial yang terbuka, di mana individu akan senantiasa merasa cemas akan kehilangan hak-hak yang dipunyainya apabila terjadi penurunan status sosial.
- perubahan dalam mobilitas sosial ditandai dengan suatu perubahan struktur sosial yang meliputi hubungan antar individu dalam kelompok dan antar individu dengan kelompok.
Jenis Mobilitas Sosial. Terdapat beberapa jenis mobilitas sosial yang dapat dibedakan berdasarkan sebagai berikut :
1. Tipe.
Berdasarkan tipe-nya, mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
- mobilitas sosial vertikal, adalah suatu perpindahan status yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas sosial vertikal terdiri dari mobilitas sosial yang meningkat (social climbing) dan mobilitas sosial yang menurun (social sinking). Misalnya : staf administrasi diangkat sebagai kepala personalia dalam suatu kantor.
- mobilitas sosial horizontal, adalah suatu perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sederajat. Misalnya : seseorang sopir angkutan kota pindah pekerjaan menjadi sopir bus.
- mobilitas sosial lateral, adalah suatu perpindahan sekelompok orang dari unit wilayah satu ke unit wilayah yang lainnya yang berpengaruh terhadap kedudukan sosialnya. Mobilitas sosial lateral disebut juga dengan istilah mobilitas geografis. Misalnya : relokasi penduduk satu desa karena adanya bencana alam.
- mobilitas sosial struktural, meliputi kesatuan yang luas dan kompleks yang disebabkan oleh hal-hal yang positif maupun negatif.
2. Ruang Lingkup.
Berdasarkan ruang lingkup-nya, mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- mobilitas sosial intragenerasi, adalah perpindahan kedudukan sosial seseorang atau anggota masyarakat yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mobilitas sosial intragenerasi terdiri dari mobilitas intragenerasi naik dan mobilitasi intragenerasi turun. Misalnya : kenaikan pangkat atau golongan dalam pekerjaan.
- mobilitas sosial antar generasi, adalah perpindahan kedudukan sosial yang terjadi di antara beberapa generasi dalam satu garis keturunan. Mobilitas sosial antar generasi terdiri dari mobilitas sosial antar generasi naik dan mobilitas sosial antar generasi turun. Misalnya : seorang anak menjadi direktur perusahaan, sementara orang tuanya dahulu bekerja sebagai tukang sapu jalan.
J. D. Narwoko dan Bagong Suyanto, berpendapat bahwa mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Mobilitas Sosial Horizontal.
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilisasi sosial horizontal tidak terjadi perubahan dalam derajat status seseorang ataupun obyek sosial lainnya. Mobilitas sosial horizontal dapat terjadi secara sukarela atau dapat juga terjadi karena terpaksa yang disebabkan oleh suatu hal.
2. Mobilitas Sosial Vertikal.
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau obyek-obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut :
- gerak sosial yang meningkat (social climbing), yaitu gerak perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial yang rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi.
- gerak sosial yang menurun (social sinking), yaitu gerak perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial tertentu ke kelas sosial lain yang lebih rendah posisinya.
3. Mobilitas Antar Generasi.
Mobilitas antar generasi adalah perpindahan status sosial dari satu generasi ke generasi lainnya. Monilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi.
4. Mobilitas Intra Generasi.
Mobilitas intra generasi adalah perpindahan status sosial yang dialami orang seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Mobilitas intra generasi dapat mengacu pada mobilitas sosial yang dialami seseorang dalam masa hidupnya.
Dimensi Mobilitas Sosial. Menurut Indera Ratna Irawati Pattinasarany dalam bukunya yang berjudul "Stratifikasi dan Mobilitas Sosial", disebutkan bahwa mobilitas sosial terdiri dari beberapa dimensi, yaitu :
- Peringkat okupasi. Okupasi merupakan indikator yang bersifat umum dalam stratifikasi sosial, misalnya pekerjaan seseorang.
- Peningkatan konsumsi yang merujuk pada gaya hidup. Gaya hidup dan prestise yang kurang lebih sama dapat dikatakan berada dalam kelas ekonomi yang sama.
- Kelas sosial. Seseorang dikatakan berada dalam kelas sosial yang sama dengan individu lain jika mereka menerima individu lain secara sama dan mempunyai kedekatan hubungan.
- Peringkat kekuasaan. Dimensi ini berkaitan dengan hubungan peran berupa hubungan otoritas dan kekuasaan yang melibatkan posisi subordinat di satu sisi dan super ordinat di sisi lain. Mereka meyakini kekuasaan merupakan kendaraan mobilitas sosial.
Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial. Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pendorong maupun penghambat bagi berlangsungnya mobilitas sosial. Faktor-Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial.
Beberapa faktor pendorong mobilitas sosial adalah sebagai berikut :- struktural. Faktor struktural terkait dengan kesempatan seseorang dalam menempati kedudukan serta kemudahan dalam memperolehnya. Kemudahan dalam mendapatkan sebuah kedudukan atau jabatan akan mendorong terjadinya mobilitas sosial.
- individu. Faktor individu terkait dengan kualitas seseorang dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas seseorang, akan membuat orang tidak puas dengan kondisinya. Keadaan tersebut akan mendorong terjadinya mobilitas sosial.
- ekonomi. Faktor ekonomi terkait dengan kondisi dan situasi ekonomi masyarakat. Jika kondisi dan situasi ekonomi dalam masyarakat cenderung baik maka mobilitas sosialpun dapat terwujud.
- politik. Faktor politik sangat terkait dengan situasi politik suatu negara. Keadaan negara yang stabil akan membuat stabil juga kondisi keamanannya, sehingga roda pembangunan dapat berjalan dengan baik, yang berakibat lapangan pekerjaan akan tersedia dengan luas dan mobilitas sosial akan terjadi.
- kependudukan. Faktor kependudukan sangat terkait dengan jumlah angka kelahiran. Angka kelahiran yang tinggi di suatu daerah akan berakibat semakin padatnya daerah tersebut. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk mengarahkan masyarakat agar bermigrasi ke daerah lain sehingga mobilitas sosial pun terjadi.
2. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial.
Beberapa faktor penghambat mobilitas sosial adalah sebagai berikut :
- kemiskinan. Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan kesulitan dalam mencapai status sosial tertentu. Salah satu penyebab kemiskinan adalah taraf pendidikan yang rendah, sehingga hal tersebut membuat kualitas sumber daya manusia juga rendah. Kondisi seperti itu menjadi penghambat terjadinya mobilitas sosial.
- diskriminasi. Diskriminasi adalah membedakan perlakuan terhadap sesama karena alasan beda bangsa, suku, ras, agama, dan golongan. Perlakuan tersebut seringkali menimbulkan konflik sosial yang akibatnya akan menghambat mobilitas sosial.
- perbedaan gender. Membedakan gender, antara laki-laki dan perempuan dengan anggapan bahwa laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dapat menjadi faktor penghambat mobilitas sosial.
Sedangkan menurut Bagong Suyanto, faktor-faktor yang dapat menjadi pendorong maupun penghambat mobilitas sosial adalah sebagai berikut :
A. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial.
Faktor-faktor pendorong mobilitas sosial adalah sebagai berikut :
1. Faktor Struktural.
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Faktor struktural terdiri dari :
- struktur pekerjaan. Masyarakat yang mengandalkan kehidupan ekonominya pada bidang pertanian dan bahan baku, cenderung memperluas lapangan kerja di tingkat bawah dan membatasi di tingkat menengah ke atas. Hal tersebut mengakibatkan mobilitas sosial dalam masyarakat agraris cenderung rendah. Demikian sebaliknya masyarakat yang mengandalkan kehidupan ekonominya pada industri cenderung memperluas lapangan kerja di tingkat menengah dan atas. Hal tersebut mengakibatkan mobilitas sosial dalam masyarakat industri cenderung tinggi.
- struktur fertilitas. Tingkat kelahiran pada masyarakat berstatus sosial rendah umumnya lebih tinggi dibandingkan tingkat kelahiran pada masyarakat berstatus sosial menengah sampai atas.
2. Faktor Individu.
Faktor individu adalah kualitas orang perorang baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor individu terdiri dari :
- perubahan kemampuan. Pendidikan dan keterampilan akan mempengaruhi perubahan kemampuan seseorang, sehingga secara otomatis akan berpengaruh terhadap mobilitas sosial-nya.
- orientasi sikap terhadap mobilitas. Perubahan sikap dapat mendukung dan menghambat terjadinya mobilitas sosial. Sikap yang mendukung mobilitas sosial seperti keinginan untuk maju, sedangkan sikap yang menghambat mobilitas sosial seperti sikap masa bodoh.
3. Status Sosial.
Setiap orang dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya. Ketidak-puasan terhadap status sosial yang diwarisi dari orang tuanya tersebut dapat menjadi dorongan untuk berusaha mendapatkan status sosial yang lebih baik dari status sosial orang tuanya.
4. Faktor Keadaan Ekonomi.
Keadaan ekonomi yang tidak atau kurang menguntungkan dapat menjadikan faktor pendorong bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan mobilisasi sosial guna meningkatkan taraf kehidupan mereka.
5. Faktor Situasi Politik.
Situasi politik dalam suatu negara, misalnya tidak adanya jaminan keamanan di satu daerah tertentu, dapat menjadi faktor pendorong seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain yang lebih aman.
6. Faktor Kependudukan (Demografi).
Kepadatan penduduk dan semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu tempat akan berimplikasi pada banyak hal, seperti kualitas lingkungan yang buruk, pemukiman yang sempit dan padat, kesempatan kerja yang semakin terbatas, dan lain-lain. Oleh karenanya faktor kependudukan dapat menjadi faktor pendorong terjadinya mobilitasi sosial.
7. Faktor Keinginan Melihat Daerah Lain.
Faktor ini terlihat pada fenomena tourisme, di mana orang atau sekelompok orang datang dan mengunjungi suatu daerah tertentu dengan tujuan sekedar melihat sehingga menambah pengalaman yang bersifat reaksional.
B. Faktor Penghambat Mobilisasi Sosial.
Faktor-faktor penghambat mobilitas sosial adalah sebagai berikut :
1. Faktor Kemiskinan.
Kondisi kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk berkembang dan mencapai suatu kondisi sosial tertentu.
2. Faktor Diskriminasi Kelas.
Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas sosial ke atas. Sebagai contoh, adanya pembatasan anggota dalam suatu organisasi tertentu, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
3. Faktor Perbedaan Ras dan Agama.
Perbedaan ras dapat menghambat terjadinya mobilitas sosial. Misalnya, perbedaan rasial yang terjadi dalam suatu negara tertentu, mengakibatkan golongan ras minoritas kesulitan mendapatkan pekerjaan. Demikian juga yang terjadi pada perbedaan agama.
Baca juga : Teori Perubahan Sosial
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian mobilitas sosial, karakteristik, jenis, dimensi, serta faktor pendorong dan faktor penghambat mobilitas sosial.
Semoga bermanfaat.