Komunikasi persuasif bukanlah suatu hal yang mudah. Dibutuhkan teknik-teknik atau metode-metode tertentu untuk dapat mewujudkan suatu komunikasi persuasif yang efektif. Selain itu, terdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar komunikan mau mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :
- kejelasan tujuan. Komunikasi persuasif dilakukan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan dari komunikasi persuasif adalah untuk mempengaruhi dan mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan.
- memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi. Sasaran komunikasi persuasif sangat beragam dan kompleks, yang tercermin dalam karakteristik demografis, seperti umur, gender, status sosial, status ekonomi, status pernikahan, status pendidikan, dan lain-lain. Oleh karena itu, sebelum melakukan komunikasi persuasif, komunikator terlebih dahulu mesti mengklasifikasikan calon komunikan atau audiens-nya.
- memilih strategi-strategi yang tepat, sehubungan dengan komunikasi. Efektivitas komunikasi persuasif, selain ditentukan oleh kedua faktor tersebut di atas, juga ditentukan oleh strategi yang direncanakan. Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan, yaitu mempengaruhi atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan.
Cara Penyampaian Komunikasi Yang Bersifat Persuasif. Model penyampaian pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan. Oleh karena itu, penyampaian pesan persuasif yang dilakukan oleh komunikator haruslah dapat diterima dan dipahami oleh komunikan, sehingga tujuan komunikasi persuasif dapat tercapai. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyampaian pesan dengan menggunakan teknik persuasif, yaitu :
- fear appeal, yaitu cara penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada komunikan.
- emotional appeal, yaitu cara penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emosional komunikan. Bentuk umum dari emotional appeal adalah propaganda.
- reward appeal, yaitu cara penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji kepada komunikan.
- motivational appeal, yaitu cara penyampaian pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis komunikan sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan yang disampaikan.
- humorius appeal, yaitu cara penyampaian pesan yang disertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan komunikan tidak merasa jenuh.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Persuasif. Menurut Devito, terdapat beberapa prinsip dalam komunikasi persuasif agar dapat memperkokoh atau mengubah perilaku atau keyakinan dan menggerakkan komunikan (audiens) untuk melakukan sesuatu, yaitu :
- Anticipate Selective Exposure. Prinsip ini memiliki dua bagian, yaitu : 1. komunikan secara aktif mencari informasi yang mendukung opini-opini mereka, keyakinan, nilai, keputusan, dan tingkah laku. 2. komunikan secara aktif menghindari informasi yang bertentangan dengan opini, keyakinan, nilai, keputusan, dan tingkah laku yang sudah ada.
- Ask for Reasonable Amounts of Change. Menurut prinsip ini, semakin besar dan penting perubahan yang diinginkan untuk komunikan, semakin sulit tugas yang akan dikerjakan.
- Indentify with Your Audience. Prinsip ini mengajarkan untuk menghindari menyiratkan persamaan-persamaan yang tidak ada dengan komunikan. Dalam banyak kasus, persamaan budaya, edukasi, atau latar belakang sosialdapat membantu untuk mengidentifikasi komunikan.
- Use Logical Appeals. Persuasi dari argumen yang logis membuktikan bahwa hal tersebut adalah yang paling efektif. Ketika komunikator mempersuasi komunikan, komunikan akan lebih mengingat persuasi tersebut dalam jangka waktu yang lama dan akan menolak argumen kontra yang mungkin akan muncul di masa depan.
- Use Emotional Appeals. Prinsip ini membandingkan perasaan, kebutuhan, hasrat, dan keinginan. Salah satu analisis yang berguna adalah hierarki Abraham Maslow tentang kebutuhan manusia, di mana Abraham Maslow mengusulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat terendah dan jika kebutuhan telah terpenuhi, lakukan kebutuhan tersebut ditingkat berikutnya dengan mulai memberikan pengaruh pada perilaku. Implikasi untuk seorang komunikator adalah harus mengetahui kebutuhan komunikan tentang apa yang belum dipenuhi.
- Use Credibility Appeals. Menurut prinsip ini, kredibilitas merupakan hal yang menjadi tolak ukur kepercayaan komunikan dalam melihat seorang komunikator. Jika komunikan melihat komunikator yang kompeten, memiliki banyak wawasan, berkarakter baik, karismatik, dan dinamis maka komunikan akan berpikir bahwa komunikator tersebut dapat dipercaya. Dengan demikian, hasil komunikasi persuasif akan lebih efektif dalam mengubah tingkah laku komunikan.
- Motivate Your Listeners. Menurut prinsip ini, jika ingin mempersuasi komunikan, maka komunikator harus memotivasi komunikan untuk percaya atau untuk bertindak dalam beberapa hal.
Pendekatan Komunikasi Persuasif. Komunikasi persuasif merupakan kajian khusus dari ilmu komunikasi yang menekankan pada aspek tujuan. Bertolak dari tujuan komunikasi persuasif tersebut, maka pendekatan yang digunakan dalam mengkaji komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Sementara itu, menurut pendapat para ahli pendekatan komunikasi persuasif, adalah :
- Charles Larson, menyatakan bahwa pendekatan terhadap studi persuasi kontemporer dilakukan melalui teori-teori perubahan sikap, konsistensi, belajar, social judgment involvement, dan teori efek media massa.
- Simons, menjelaskan bahwa mengkaji komunikasi persuasif dapat didekati melalui teori-teori behavioristik, seperti teori-teori belajar, persepsi, fungsional, dan teori keseimbangan.
- Applebaum dan Anatol, menyebutkan bahwa pendekatan yang biasa digunakan dalam mengkaji komunikasi persuasif adalah melalui teori-teori belajar, konsistensi kognitif, social judgment involment, dan pendekatan fungsional.
Komunikasi persuasif sudah dikenal sejak lama. Studi tentang persuasi berasal dari jaman Yunani Kuno, di mana saat itu persuasi digunakan orang untuk berbagai kepentingan, seperti untuk pidato, pengaduan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat di pengadilan, perdebatan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan umum, dan lain-lain.
Demikian penjelasan berkaitan dengan prinsip-prinsip komunikasi persuasif serta pendekatan komunikasi persuasif.
Semoga bermanfaat.