Sosiologi Budaya : Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Teori Sosiologi Budaya, Serta Hubungan Antara Sosiologi Dan Kebudayaan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Sosiologi Budaya. Kebudayaan berhubungan erat dengan masyarakat. Segala sesuatu yang ada di masyarakat ditentukan oleh kebudayaan masyarakat itu sendiri. Kebudayaan terwujud sebagai sesuatu yang turun temurun, dari satu generasi ke generasi yang lain, yang disebut sebagai “superorganic”. Untuk memahami “sosiologi budaya” tidak dapat dilepaskan dari pemahaman tentang sosiologi dan tentang budaya.

Kata “sosiologi” berasal dari bahasa Latin, yaitu “socius” dan “logos”. Socius berarti teman atau kawan, sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Pengertian “sosiologi” pertama kali dikemukakan oleh Aguste Comte, seorang filsuf berkebangsaan Perancis. Dalam bukunya yang berjudul “Cours de la Philosovie Positive”, Aguste Comte menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat merupakan sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Hingga sekarang Aguste Comte dikenal sebagai “Bapak Sosiologi”.

Sedangkan kata “budaya” yang juga dapat diidentikkan dengan kata “kultur” yang merupakan serapan dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu “culture” yang berasal dari bahasa Latin, yaitu “colere”, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Secara umum, budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya juga dapat berarti segala sesuatu yang mencakup semua hal yang didapat atau dipelajari serta diturunkan oleh manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat. Budaya berkaitan erat dengan budi dan akal manusia, maksudnya adalah budaya merupakan segala hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Sebagai satu disiplin ilmu, “sosial budaya” merupakan sub disiplin sosiologi yang fokus mempelajari aspek kebudayaan dalam kehidupan sosial masyarakat. Sosiologi budaya juga berarti suatu cabang ilmu sosiologi yang mempelajari budaya menurut pandangan kemasyarakatan (sosiologis). Budaya yang dipelajari dalam sosiologi budaya meliputi : seperangkat nilai, sistem keyakinan, bahasa, cara komunikasi, dan lain sebagainya sebagaimana dipraktikkan oleh kelompok masyarakat tertentu sebagai ekspresi keberadaannya.

Sosiologi budaya melihat budaya sebagai elemen penting yang membentuk interaksi dan relasi sosial masyarakat. Budaya meliputi segala aspek kehidupan sosial baik yang terlihat maupun yang tak terlihat. Budaya memiliki beragam ekspresi yang membentang dari artefak dan teknologi sampai sistem keyakinan, pola pikir, dan bahasa.

Baca juga : Antropologi Sastra

Ruang Lingkup Sosiologi Budaya. Ruang lingkup dari sosiologi budaya meiputi :
  • unsur-unsur budaya (kebudayaan).
  • wujud budaya (kebudayaan).
  • arah budaya (kebudayaan).


Teori Sosiologi Budaya. Terdapat beberapa teori yang digunakan dalam pendekatan disiplin ilmu sosial budaya. Secara struktural, terdapat dua teori besar yang dapat digunakan sebagai pendekatan sosiologis dalam memahami budaya. Teori dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Struktural Fungsional.
Pendekatan struktural fungsional dikemukakan oleh Emile Durkheim, seorang sosiolog berkebangsaan Perancis. Emile Durkheim menjelaskan bahwa :
  • budaya atau kultur, baik yang bersifat material maupun immaterial, berperan penting dalam menjaga solidaritas dan soliditas kelompok.
  • kesamaan nilai, keyakinan, ritual, dan lain sebagainya mengarahkan kelompok sosial yang mempraktikkannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menyandang identitas kolektif yang sama.

Lebih lanjut, Emile Durkheim menyebutkan bahwa ketika seorang individu berpartisipasi dalam ritual budaya atau ritual tertentu lainnya, berarti ia ikut mengarfirmasi dan mengakui eksistensi dari budaya tersebut, sehingga keberadaan budaya tersebut semakin kuat dan pada akhirnya menguatkan solidaritas kelompok.

2. Pendekatan Kritis.
Pendekatan kritis dikemukakan oleh Karl Marx, seorang pemikir sosial berkebangsaan Jerman. Karl Marx menjelaskan bahwa :
  • budaya atau kultur merupakan instrumen atau alat dominasi pihak berkuasa atau mayoritas terhadap pihak yang didominasi atau minoritas yang lemah.
  • budaya dapat menjadi sarana perlawanan fisik atau ideologis pihak yang didominasi kepada pihak yang mendominasi.

Lebih lanjut, Karl Marx menyebutkan bahwa pihak yang mendominasi cenderung disponsori oleh sistem ekonomi kapitalis. Sebagai contoh : ideologi mainstream mendoktrin bahwa sukses berarti kaya dan punya uang. Untuk sukses seseorang karyawan harus bekerja keras, dan mendedikasikan dirinya untuk bekerja agar bisa kaya seperti atasannya (pemilik usaha). Sedangkan pada kenyataannya pekerjaan yang dilakukannya tidak akan mendapatkan gaji yang setara dengan atasannya (pemilik usaha), justru sebaliknya, budaya kerja keras yang dilakukan oleh seorang karyawan malah akan membuat atasannya (pemilik usaha) tersebut semakin kaya. Sementara kebanyakan karyawan akan selalu tetap di bawah atasannya (pemilik usaha).


Hubungan Sosiologi dengan Kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa “sosiologi” merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat, di mana dalam suatu masyarakat terdapat suatu kebudayaan, tingkah laku, dan organisasi yang ada dalam masyarakat tersebut. Sedangkan “kebudayaan” merupakan daya cipta dari masyarakat yang kemudian melebur dalam wujud-wujud kebudayaan. Kebudayaan lahir dan berkembang di antara masyarakat, di mana antara kebudayaan dan masyarakat saling berkaitan erat dan terdapat hubungan timbal balik di dalamnya. Kebudayaan tidak akan berkembang tanpa masyarakat, dan masyarakatpun tidak akan berkembang tanpa adanya kebudayaan yang mendasarinya.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa antara sosiologi dan kebudayaan merupakan dua disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan kedua disiplin ilmu tersebut saling berkaitan dengan erat. Mempelajari sosiologi berarti mempelajari kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan, begitu juga sebaliknya mempelajari kebudayaan berarti juga mempelajari sosiologi, karena sosiologi mempelajari masyarakat.

Selain itu, hubungan antara sosiologi dan kebudayaan juga dikemukakan oleh beberapa hari, diantaranya :

1. Soerjono Soekanto.
Soerjono Soekanto, dalam “Sosiologi Suatu Pengantar” menjelaskan bahwa hubungan antara sosiologi dan budaya adalah sebagai berikut :
  • kerangka pemikiran sosiologis didasarkan pada konsepsi bahwa pergaulan hidup yang wadahnya adalah masyarakat, yang berintikan pada interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut merupakan suatu proses, di mana timbul hubungan timbal balik antar individu dan antar kelompok, serta antar individu dengan kelompok. Karena proses tersebut maka akan timbul kelompok sosial, kebudayaan, lembaga-lembaga sosial, stratifikasi sosial, dan kekuasaan dan wewenang.
  • secara sosiologis berarti tindakan-tindakan masyarakat dapat mempengaruhi kebudayaan. Kebudayaan datang dari masyarakat, berkembang atau tidaknya juga tergantung oleh masyarakat yang bersangkutan.
  • kebudayaan merupakan bagian dari lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Kebudayaan mencangkup semua unsur yang didapatkan oleh manusia dari kelompoknya, dengan jalan mempelajarinya secara sadar atau dengan suatu proses penciptaan keadaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, kebudayaan haruslah dilihat sebagai faktor yang dinamis dalam perubahan sosial. Terdapat hubungan yang erat antara kepercayaan dengan lembaga-lembaga, antara penilaian dengan hubungan sosial. Semua perubahan kebudayaan senantiasa berkaitan dengan perubahan sosial, oleh karena faktor sosial berkaitan erat dengan faktor budaya.

2. Elly M. Setiadi, H. Kama Abdul Hakam, dan Ridwan Effendi.
Elly M. Setiadi, H. Kama Abdul Hakam, dan Ridwan Effendi, dalam “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar”, menjelaskan bahwa hubungan antara sosiologi dan budaya adalah sebagai berikut :
  • manusia mempunyai kemampuan daya, antara lain : akal, intelegensia dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku. Dari sumber kemampuan tersebut nyatalah manusia menciptakan kebudayaan.
  • terdapat hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Kebudayaan ada karena ada manusia penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Manusia merupakan mahluk yang berbudaya, melalui akal manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian sosiologi budaya, ruang lingkup dan teori sosiologi budaya, serta hubungan antara sosiologi dan kebudayaan.

Semoga bermanfaat.