Psikologi Massa : Pengertian Massa, Penyebab Timbulnya Massa Dan Bentuk Perilaku Kolektif

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Psikologi massa merupakan salah satu cabang dari psikologi yang mulai berkembang pada pertengahan abad ke-19. Istilah psikologi massa merupakan penggabungan dari istilah "psikologi" dan "massa". Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau prilaku manusia, sedangkan massa adalah sekelompok atau sekumpulan orang atau manusia. Sehingga psikologi massa dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang prilaku sekumpulan orang, baik yang tampak atau tidak tampak.

Dalam psikologi massa, dijelaskan bahwa perbuatan massa didasarkan pada faktor psikologis yang mendasarinya. Orang bertindak atau melakukan sesuatu dalam kerumunan massa adalah berdasarkan dorongan-dorongan keinginan yang muncul dari alam bahwa sadar yang semula ditekannya. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : massa merupakan sekumpulan orang atau manusia yang masing-masing memiliki kondisi psikologis yang berbeda. Kondisi psikologis tersebut berkaitan dengan struktur pribadi manusia, yang menurut Freud terdiri dari tiga bagian, yaitu :
  • das es atau the id, yaitu dorongan-dorongan yang pada dasarnya membutuhkan pemenuhan, ingin muncul, ingin keluar.
  • das ich atau the ego, yaitu sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan di sekitarnya, terutama dengan norma-norma yang ada, di sinilah berfungsinya pikiran.
  • das uber ich atau the super ego, yaitu kata hati yang berhubungan dengan moral baik atau buruk.
Jika das es mau keluar, tetapi tidak diperbolehkan oleh das ich karena tidak sesuai denghan norma-norma yang ada dalam masyarakat, maka dorongan-dorongan atau das es kemudian ditekan masuk ke dalam alam bawah sadar. Ia tidak akan hilang, dan suatu saat akan kembali muncul ke permukaan atau ke alam sadar. Kemunculan ke alam sadar tersebut terjadi apabila sensor, yaitu das ich dalam keadaan tidak aktif atau kurang berfungsi dengan baik.

Dalam suatu masyarakat, norma atau aturan merupakan pedoman yang membatasi perilaku anggota masyarakat. Norma atau aturan tersebut memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sesuatu yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Pada hakekatnya norma atau aturan tersebut mempunyai fungsi untuk menghalangi dorongan-dorongan yang ingin mendapat pemuasan, karena the ego yang berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu penyesuaian dengan norma atau aturan yang ada dalam masyarakat.

Pengertian Massa. Adalah Gustave Le Bon, yang dianggap sebagai pelopor psikologi massa, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan massa adalah sekumpulan orang atau manusia yang berada dalam waktu dan tempat yang sama, mempunyai ketertarikan yang sama dan bersifat sementara. Berbeda dari Gustave Le Bon, Mennicke membedakan massa menjadi dua, yaitu :
  • Massa abstrak, adalah sekumpulan orang yang didorong oleh adanya persamaan minat, perhatian, kepentingan, dan tujuan yang tidak terstruktur dengan jelas dan tidak terorganisir. 
  • Massa konkrit adalah sekumpulan orang yang ditandai dengan adanya ikatan batin yang sama dikarenakan adanya persamaan tujuan, kehendak, norma atau aturan, serta mempunyai struktur yang jelas dan didalamnya ada pimpinan tertentu.
Sedangkan Park dan Burgess mengelompokkan massa menjadi :
  • Massa aktif (Mob), yaitu kerumunan (crowd) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan dan tindakan destruktif.
  • Massa pasif, yaitu audience yang hanya berperan sebagai penonton saja, tidak berperan aktif dalam suatu kegiatan bersama.

Sifat-Sifat Massa. Sekumpulan orang yang membentuk kerumunan (massa) memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah :
  • Impulsif, yaitu mudah memberikan respons terhadap segala sesuatu yang terjadi atau diterimanya.
  • Sugestibel, yaitu mudah menerima sugesti dari luar.
  • Tidak rasional.
  • Mudah tersinggung.
  • Adanya social facilitation, yaitu suatu penguatan aktivitas yag disebabkan oleh karena adanya aktivitas individu lain.

Penyebab Timbulnya Massa. Neil Smelser mengidentifikasi ada beberapa hal yang dapat menimbulkan gerakan massa, yaitu :
  • kondusifitas struktural (structural conduciveness).
  • ketegangan struktural (structural strain).
  • tersebarnya kepercayaan atau keyakinan yang umum (generalized beliefs).
  • faktor-faktor yang mempercepat atau faktor pemicu (precipitating factors/triggering incidence).
  • mobilisasi partisipan untuk bertindak (mobilization for actions).
  • pelaksanaan kontrol sosial (failure of social control).

Macam-Macam Bentuk Perilaku Kolektif. Psikologi massa akan selalu berhubungan dengan perilaku yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang (prilaku massa). Terdapat beberapa teori yang menjelaskan kejadian perilaku massa, yaitu :
  • Social contagion theory (teori penularan sosial), menyebutkan bahwa orang akan mudah tertular perilaku orang lain dalam situasi sosial massa.
  • Emergency norm theory, menyebutkan bahwa perilaku didasari oleh norma kelompok.
  • Convergency theory, menyebutkan bahwa kerumunan massa akan terjadi pada suatu kejadian di mana ketika mereka berbagi pemikiran dalam menginterpretasikan suatu kejadian.
  • Deindivuation theory, menyebutkan bahwa ketika orang dalam kerumunan maka mereka akan menghilangkan jati dirinya dan kemudian menyatu dalam jiwa massa.

Fenomena kebersamaan tersebutlah yang kemudian dikenal sebagai perilaku kolektif (collective behavior). Perilaku kolektif yang berupa gerakan sosial seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial terjadi situasi yang tidak terstruktur, ambigious, dan tidak stabil. Perilaku kolektif  dapat terjadi dalam bentuk :

1. Crowd (Kerumunan). 
Milgram mendiskripsikan crowd atau kerumunan sebagai :
  • sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan).
  • jumlahnya semakin lama semakin meningkat.
  • orang-orang tersebut mulai membuat suatu bentuk yang baru.
  • memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas.
  • titik pusatnya permeable dan saling mendekat.
Crowd atau kerumunan yang terjadi dalam masyarakat dapat berbentuk :
  • temprary crowd, misalnya orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu tempat pada situasi sesaat.
  • casual crowd, misalnya sekelompok orang yang berada di ujung jalam dan tidak memiliki maksud apa-apa.
  • conventional crowd, misalnya audience yang sedang mendengarkan ceramah.
  • expressive crowd, misalnya sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik sambil menari-nari dan sesekali ikut melantunkan lagu.
  • acting crowd atau rioting crowd, misalnya sekelompok massa yang melakukan tindakan kekerasan. 
  • solidaristic crowd, misalnya kesatuan massa yang munculnya didasari oleh kesamaan ideologi.

2. MOB.
MOB adalah kerumunan massa yang emosional yang cenderung melakukan tindakan kekerasan atau penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Pada umumnya mereka melakukan tindakan melawan tekanan sosial yang ada secara langsung. MOB muncul karena adanya rasa ketidak-puasan, ketidak-adilan, frustasi, dan adanya perasaan dicederai.

3. Panic.
Panic adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman yang muncul dalam kelompok tersebut. Panic biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian bencana alam. Panic merupakan reaksi massa yang cenderng terjadi pada awal suatu kejadian.

4. Rumors.
Rumors adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, yang dikomunikasikan dan muncul dari satu orang kepada orang yang lain (isu sosial). Pada umumnya rumors terjadi pada kondisi saat orang kekurangan informasi atas sesuatu hal.

5. Opini Public.
Opini public adalah sekelompok orang yang mempunyai pendapat yang berbeda mengenai suatu hal dalam masyarakat. Dalam opini public, antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan pandangan.

6. Propaganda.
Propaganda adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau membentuk opini publik. Propaganda biasa dilakukan oleh sekelompok orang, organisasi, atau masyarakat yang ingin mencapai tujuannya.

Psikologi massa berhubungan erat dengan proses perilaku dan pemikiran baik dari anggota massa ataupun massa itu sendiri. Psikologi massa seringkali dipengaruhi oleh hilagnya tanggung jawab seseorang dan pandangan akan perilaku universal, yang keduanya akan bertambah sesuai dengan pertambahan jumlah massa.

Semoga bermanfaat.