Pengertian Metode Diskusi. Diskusi merupakan suatu proses pertukaran pikiran, gagasan, atau pendapat secara teratur dan terarah antara dua orang atau lebih, yang bertujuan untuk mencari kesepakatan pendapat atau mencari keputusan mengenai sesuatu persoalan. Dalam sebuah diskusi biasanya ada tema atau topik yang dibahas oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Berdasarkan hal tersebut, metode diskusi dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan, untuk kemudian dilakukan pembahasan untuk mendapatkan pemecahan terhadap permasalahan tersebut, menjawab pertanyaan dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode diskusi juga dapat berarti cara penyajian pelajaran dengan memperdebatkan masalah berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama melalui saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. Yang perlu dipahami bahwa diskusi yang terjadi dalam metode diskusi dalam proses pembelajaran tersebut bukanlah debat yang mengadu argumentasi, melainkan lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana, dalam “Strategi Pembelajaran”, menjelaskan bahwa pemilihan metode diskusi dalam proses pembelajaran dipilih dengan beberapa alasan sebagai berikut :
- topik bahasan bersifat bersifat problematis.
- menstimulus peserta didik untuk melibatkan secara aktif dalam perdebatan ilmiah.
- melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka.
- mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar.
- peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah yang dijadikan topik diskusi.
- peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang masalah yang akan didiskusikan.
- masalah yang didiskusikan akan berhubungan dengan persoalan yang lain pula.
Selain itu, pengertian metode diskusi dalam pembelajaran juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Wina Sanjaya, dalam “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”, menyebutkan bahwa metode diskusi adalah siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik permasalahan yang bersifat problematis.
- Basyiruddin Usman, dalam “Media Pendidikan”, menyebutkan bahwa metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. Metode diskusi dimaksudkan untuk dapat menstimulus peserta didik dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan obyektif dalam pemecahan suatu masalah.
- Jumada Hamdayama, dalam “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter”, menyebutkan bahwa metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
- J.J. Hasibuan dan Moedjiono, dalam “Proses Belajar Mengajar”, menyebutkan bahwa metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik (kelompok-kelompok peserta didik) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Jenis Metode Diskusi. Proses pembelajaran degan metode diskusi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Suryo Subroto, dalam “Proses Belajar Mengajar di Sekolah”, menjelaskan bahwa terdapat beberapa jenis model diskusi dalam pembelajaran adalah :
1. Diskusi kelas.
Diskusi kelas atau “diskusi kelompok” merupakan jenis metode diskusi yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu. Diskusi kelas dilakukan dengan : peserta duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin, dan topik sudah direncanakan. Sedangkan prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah :
- guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya : siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis.
- sumber masalah (guru, peserta didik, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10 - 15 menit.
- peserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator.
- sumber masalah memberi tanggapan.
- moderator menyimpulkan hasil diskusi.
2. Diskusi kelompok kecil.
Diskusi kelompok kecil merupakan jenis metode diskusi yang dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil, yang beranggotakan antara 3 - 5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan cara :
- guru menyajikan permasalahan secara umum.
- masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil.
- ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3. Symposium.
Symposium merupakan jenis metode diskusi di mana permasalahan yang didiskusikan dibahas dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Symposium dilakukan untuk memberi wawasan yang luas kepada peserta didik. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka symposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Diskusi panel.
Diskusi panel merupakan jenis metode diskusi di mana pembahasan suatu masalah dilakukan oleh beberapa orang panelis peninjau yang biasanya terdiri dari 4 - 5 orang dihadapan audiensi. Dalam diskusi panel audiensi tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya : dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
5. Buzz group.
Buzz group merupakan jenis metode diskusi di mana para peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 - 4 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para peserta didik dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam kerangka bahan pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
6. Syindicate group.
Syndicate group merupakan jenis metode diskusi di mana para peserta dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 - 6 orang, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer. Guru menjelaskan garis besar permasalahan, menggambarkan aspek-aspeknya, dan kemudian tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari aspek-aspek tertentu. Guru diharapkan dapat menyediakan sumber-sumber informasi atau referensi yang dijadikan rujukan oleh para peserta.
7. Informal debat.
Informal debat merupakan jenis metode debat di mana peserta dibagi dalam dua tim yang sama besarnya dan mendiskusikan subyek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal. Hal yang diperdebatkan bersifat problematik bukan bersifat faktual.
8. Fish bowl.
Fish bowl merupakan jenis metode diskusi yang terdiri dari beberapa orang peserta dan dipimpin oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan. Tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi yang kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkok. Selama diskusi kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pendapatnya dapat duduk di kursi yang kosong yang telah disediakan. Apabila ketua diskusi mempersilahkan bicara maka dia boleh bicara dan kemudian meninggalkan kursi tersebut setelah selesai berbicara.
9. The open discussin group.
The open discussin group merupakan jenis metode diskusi di mana peserta dibagi dalam beberapa kelompok, yang masing-masing beranggotakan 3 - 9 orang. Dengan model diskusi jenis ini diharapkan peserta didik dapat mengemukakan pendapat secara jelas, memecahkan masalah, memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain, dan dapat menilai kembali pendapatnya.
10. Brainstorming.
Brainstorming merupakan jenis metode diskusi di mana peserta dibagi dalam beberapa kelompok, yang masing-masing beranggotakan 8 - 12 orang. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat menyumbangkan ide dalam pemecahan masalah. Hasil belajar yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.
Manfaat Metode Diskusi. Metode diskusi merupakan salah satu cara alternatif yang dapat dipakai oleh guru di kelas untuk memecahkan masalah dari para peserta didik. Syaiful Sagala, dalam “Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar”, menjelaskan bahwa manfaat metode diskusi dalam pembelajaran adalah :
- peserta didik memperoleh kesempatan untuk berpikir.
- peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
- peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
- menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik.
- mengembangkan sikap demokratis, sehingga peserta didik dapat menghargai pendapat orang lain.
- dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca juga : Pengertian Peta Konsep Dan Cara Membuatnya
Tujuan Metode Diskusi. Metode diskusi digunakan dengan beberapa tujuan. Jumanta Hamdayama menjelaskan bahwa tujuan metode diskusi dalam pembelajaran adalah :
- memotivasi peserta didik agar berpikir kritis, berani mengeluarkan pendapatnya, menyumbangkan pikiran-pikirannya, serta dapat mengambil suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang saksama.
Soli Abimanyu, dalam “Strategi Pembelajaran”, menjelaskan bahwa tujuan dari metode diskusi dalam proses pembelajaran adalah :
- memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang sukar dilakukan oleh peserta didik secara perorangan.
- mengembangkan keberanian peserta didik dalam mengeluarkan pendapat.
- mengembangkan sikap toleran terhadap pendapat yang berbeda.
- melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional.
- melatih peserta didik dalam mengembangkan sikap demokratis, keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, serta menafsirkan dan menyimpulkan pendapat.
Baca juga : Teori Konstruktivisme Dalam Pembelajaran
Tahapan dalam Metode Diskusi. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui dalam metode diskusi. Jumanta Hamdayama menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui sehingga pelaksanaan metode diskusi dapat berjalan dengan efektif, yaitu :
1. Persiapan.
Tahapan pertama dalam metode diskusi adalah persiapan. Dalam tahap ini, akan ditentukan atau ditetapkan beberapa hal, seperti :
- merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
- jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
- masalah yang akan dibahas.
- mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya : ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis dan tim perumus manakala diperlukan.
2. Pelaksanaan diskusi.
Dalam tahap pelaksanaan diskusi, dilakukan kegiatan sebagai berikut :
- memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
- memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
- melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya : tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
- memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
- mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas, sehingga tidak melebar ke mana-mana dan tetap fokus.
3. Menutup diskusi.
Merupakan tahapan terakhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut :
- membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
- mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta diskusi sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi. Sebagaimana metode pembelajaran yang lain, metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Secara umum, kelebihan dan kekurangan metode diskusi dalam pembelajaran adalah :
1. Kelebihan metode diskusi :
- menstimulus peserta didik untuk menjadi kreatif memberikan gagasan atau ide.
- peserta didik berani mengungkapkan pendapat.
- peserta didik dapat bertukar pikiran.
- peserta didik dapat bekerja sama dengan baik.
- peserta didik dapat belajar menjadi seorang pemimpin.
2. Kekurangan metode diskusi :
- hanya beberapa peserta didik saja yang aktif.
- jika tidak diawasi, pembahasan dapat meluas dan keluar dari materi pembelajaran.
- memerlukan waktu yang cukup panjang.
- menimbulkan emosional yang tidak terkontrol.
Sedangkan Arief Armai, dalam “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam”, menjelaskan bahwa metode diskusi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut :
1. Kelebihan metode diskusi :
- suasana kelas lebih hidup sebab siswa menyerahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
- dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti sikap toleran, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan lain sebagainya.
- kesimpulan diskusi mudah dipahami peserta didik karena mereka mengikuti proses berpikir sampai pada proses kesimpulan.
- adanya kesadaran para peserta didik dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain.
- membantu peserta didik dalam mengambil keputusan yang lebih baik.
- tidak terjebak dalam pemikiran individu yang terkadang sudah penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi peserta didik dapat mempertimbangkan alasan-alasan atau pikiran-pikiran peserta didik yang lain.
2. Kekurangan metode diskusi :
- adanya sebagian peserta didik yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi.
- sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang.
- para peserta didik mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis.
Sedangkan hambatan yang mungkin timbul dari pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode diskusi, diantaranya adalah :
- peserta didik menginginkan segera dicapainya kesimpulan (hasil diskusi). Keinginan tersebut justru akan menghalangi perubahan sikap peserta didik oleh mereka sendiri, padahal perubahan sikap merupakan hal penting yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi. Perubahan sikap dimaksud adalah menjadikan peserta didik mau mendengarkan pendapat orang lain, sensitif, dan kritis terhadap pendapat yang berbeda, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru sehingga hasil diskusi dapat menjadi lebih baik, diantaranya adalah :
- pemimpin diskusi diberikan kepada peserta didik dan diatur secara bergantian, serta diberikan bimbingan oleh guru.
- guru mengupayakan agar seluruh peserta didik ikut berpartisipasi dalam diskusi.
- mengusahakan agar semua peserta didik dapat giliran bicara, sementara peserta didik yang lain belajar mendengarkan pendapat teman-temannya.
- mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan yang diinginkan.
Baca juga : Pembelajaran Remedial (Remedial Teaching)
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian model diskusi dalam pembelajaran, jenis, manfaat, tujuan, dan tahapan dalam model diskusi, serta kelebihan dan kekurangan metode diskusi dalam pembelajaran.
Semoga bermanfaat.