Pembangunan : Pengertian, Ciri-Ciri, Komponen, Bentuk, Dan Tujuan Pembangunan, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pembangunan. Istilah pembangunan memiliki banyak pengertian. Pada awal pemikiran tentang pembangunan, sering ditemukan adanya pemikiran yang mengidentikkan pembangunan dengan perkembangan, modernisasi, industrialisasi, atau “westernisasi”. Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan atau mengandung unsur perubahan.

Hanya saja meskipun keempat hal tersebut mengandung aspek atau unsur yang sama yaitu perubahan, tetapi antara perkembangan, modernisasi, industrialisasi, dan “westernisasi” memiliki perbedaan yang cukup prinsipiil. Hal tersebut dikarenakan masing-masing mempunyai latar belakang, asas, dan hakikat yang berbeda, serta prinsip kontinuitas yang berbeda pula, meskipun keempatnya merupakan bentuk yang merefleksikan perubahan.

Secara umum, pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk melakukan perubahan, yaitu proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan juga dapat berarti suatu upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.


Selain itu, pengertian pembangunan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :

1. Sondang P. Siagian.
Sondang P. Siagian dalam “Administrasi Pembangunan”, menyebutkan bahwa pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang merencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Lebih lanjut, Sondang P. Siagian menjelaskan bahwa ide pokok pembangunan mengandung makna :
  • pembangunan merupakan suatu proses yang tanpa akhir.
  • pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan secara terus menerus.
  • pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaannya berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan.
  • pembangunan mengarah kepada modernitas.
  • modernitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multi dimensional.
  • proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha membina bangsa dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah ditentukan.

2. Deddy T. Tikson.
Deddy T. Tikson, dalam “Indikator-Indikator Pembangunan Ekonomi”, menyebutkan bahwa pembangunan (pembangunan nasional) adalah suatu transformasi ekonomi, sosial, dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Lebih lanjut, Deddy T. Tikson menjelaskan bahwa :
  • transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar.
  • transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik.
  • transformasi budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme.

3. Bintoro Tjokroamidjojo.
Bintoro Tjokroamidjojo, dalam “Pengantar Administrasi Pembangunan”, menyebutkan bahwa pembangunan adalah suatu proses atau usaha-usaha perubahan-perubahan sosial yang dilakukan untuk menuju kondisi masyarakat yang lebih baik. Bintoro Tjokroamidjojo memaknai pembangunan sebagai citra pembangunan dalam perspektif diakronis yaitu pembangunan menurut tahap pertumbuhan dan periode waktu yang dasarnya tidak jelas, sebagai berikut :
  • pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ke tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
  • pembangunan sebagai upaya manusia yang sadar, terncana dan melembaga.
  • pembangunan sebagai proses sosial yang bebas nilai (value free).
  • pembangunan memperoleh sifat dan konsep transendental, sebagai meta-diciplinary phenomenon, bahkan memperoleh bentuk sebagai ideologi (the ideologi of developmentalism).
  • pembangunan sebagai konsep yang syarat nilai (value loaded) menyangkut proses pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara makin meningkat.
  • pembangunan menjadi culture specific, situation specific, dan time specific.

4. I. Nugroho dn Rochimin Dahuri.
I. Nugroho dan Rochimin Dahuri, dalam “Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan”, menyebutkan bahwa pembangunan adalah suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi. I. Nugroho dan Rochimin Dahuri mengajukan tiga tema dalam mengartikan pembangunan, yaitu :
  • tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya.
  • tema kedua adalah terciptanya alternatif, yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan.
  • tema ketiga adalah mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.


Ciri-Ciri Pembangunan. Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri-ciri dari pembangunan, yaitu :

1. Pembangunan merupakan suatu proses.
Hal tersebut berarti bahwa pembangunan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang di satu pihak independen, akan tetapi di pihak lain merupakan “bagian” dari sesuatu yang bersifat tanpa akhir (never ending). Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan pentahapan tersebut, seperti berdasarkan jangka waktu, biaya, atau hasil tertentu yang diharapkan.

2. Pembangunan merupakan upaya yang dilaksanakan secara sadar.
Jika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara terdapat kegiatan yang kelihatannya seperti pembangunan, akan tetapi tidak ditetapkan secara sadar dan hanya terjadi secara sporadis atau insidental, maka kegiatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai pembangunan.

3. Pembangunan dilakukan secara terencana.
Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dilakukan pada jangka waktu tertentu di masa depan.

4. Pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan.
  • Pertumbuhan dimaksudkan sebagai peningkatan kemampuan suatu negara bangsa untuk berkembang dan tidak sekedar mampu mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, dan eksistensinya.
  • Perubahan mengandung makna bahwa suatu negara bangsa harus bersikap antisipatif dan proaktif dalam menghadapi tuntutan situasi yang berbeda dari jangka waktu tertentu ke jangka waktu yang lain, terlepas apakah situasi yang berbeda itu dapat diprediksikan sebelumnya atau tidak.

5. Pembangunan mengarah pada moderntias.
Modernitas dapat diartikan sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik daripada sebelumnya, cara berpikir yang rasional dan sistem budaya yang kuat. Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan bersifat multidimensional, artinya modernitas tersebut mencakup seluruh segi kehidupan berbangsa dan bernegara yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Sedangkan Rahardjo Adisasmita, dalam “Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan”, menyebutkan bahwa ciri-ciri yang dapat dijadikan sebagai indikator pembangunan adalah :
  • tingkat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan ekonomi.
  • tingkat kesejahteraan dan sosial masyarakat.
  • tingkat kelestarian lingkungan hidup.
  • tingkat keseimbangan pembangunan.
  • tingkat optimalisasi pemanfaatan ruang.


Komponen Pembangunan. Setidaknya terdapat tiga komponen dasar yang harus dijadikan sebagai basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami makna pembangunan yang paling hakiki. Ketiga komponen dasar dimaksud adalah :

1. Kecukupan (sustenance).
Maksud dari kecukupan adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, tidak hanya sekadar menyangkut makanan, melainkan mewakili semua hal yang merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik, yang meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan keamanan. Apabila salah satu dari sekian banyak kebutuhan dasar ini tida terpenuhi maka muncullah keterbelakangan absolut.

2. Jati diri (self-estem).
Maksud dari jati diri adalah harga diri sebagai manusia, yang ditandai dengan adanya dorongan dari dalam diri untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa dari pantas, dan layak untuk melakukan sesuatu.

3. Kebebasan (freedom).
Maksud dari kebebasan atau kemerdekaan adalah kemampuan untuk berdiri tegak, sehingga :
  • tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek materi dalam kehidupan serta bebas dari perasaan perbudakan sosial sebagai manusia terhadap alam.
  • bebas dari kebodohan dan ketergantungan terhadap pihak asing.
  • bebas merangkum pilihan-pilihan yang luas bagi masyarakat dan anggotanya secara bersama-sama untuk memperkecil paksaan atau tekanan dari luar.

Ketiga komponen tersebut di atas berkaitan secara langsung dengan kebutuhan manusia yang paling mendasar, yang terwujud dalam berbagai macam manifestasi di seluruh masyarakat dan budaya sepanjang jaman.


Bentuk Pembangunan. Secara garis besar pembangunan dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :

1. Pembangunan fisik.
Pembangunan fisik adalah pembangunan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat atau pembangunan yang tampak oleh mata. Misalnya : infrastruktur (bangunan, fasilitas umum, dan lain sebagainya), lembaga yang mempunyai kegiatan produksi, logistik dan pemasaran barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan dan keamanan.

2. Pembangunan non fisik.
Pembangunan non-fisik adalah jenis pembangunan yang tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan memiliki jangka waktu yang lama. Misalnya : peningkatan perekonomian masyarakat desa, peningkatan kesehatan masyarakat.


Tujuan Pembangunan. Pada hakekatnya, tujuan utama dari pembangunan suatu negara adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Zulkarimen Nasution, dalam “Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya”, menjelaskan bahwa tujuan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan suatu negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  • tujuan umum (goals) pembangunan, adalah proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-ide manusia, komponen-komponen dari yang terbaik yang mungkin, atau masyarakat ideal yang terbaik yang dapat dibayangkan.
  • tujuan khusus (objectives) pembangunan, adalah tujuan jangka pendek, biasanya yang dipilih sebagai tingkat pencapaian sasaran dari suatu program tertentu.


Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan. Pembangunan merupakan proses perubahan secara sengaja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisik dan non fisik dari suatu masyarakat, sehingga akselerasi (percepatan) pembangunan disetiap negara tidak sama. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan dan mempunyai relevansi dengan kondisi masyarakat adalah :
  • masyarakat yang masih tradisional.
  • masyarakat yang bersifat peralihan.
  • masyarakat maju (moderen).

Sedangkan Didin S. Damanhuri, dalam “Ekonomi Politik dan Pembangunan: Teori, Kritik, dan Solusi bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang”, menyebutkan bahwa berdasarkan problema empiris ekonomi politik dan pembangunan di negara-negara sedang berkembang, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi (menjadi tantangan, masalah, dan hambatan) dalam menjalankan agenda pembangunan adalah :
  • globalisasi.
  • kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
  • industrialisasi, pertanian, dan informalisasi ekonomi.
  • korupsi, kebocoran, dan inefisiensi.
  • utang luar negeri.
  • lingkungan (ekologi).
  • birokrasi.


Dalam ilmu sosial, “teori pembangunan” dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, yaitu :
  • modernisasi. Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan.
  • ketergantungan. Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development), ketergantungan (dependent development), dan sistem dunia (world system).

Sedangkan Deddy T. Tikson, dalam “Indikator-Indikator Pembangunan Ekonomi”, membagi “teori pembangunan” dalam tiga klasifikasi, yaitu :
  • modernisasi.
  • keterbelakangan.
  • ketergantungan.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pembangunan, ciri-ciri, komponen, bentuk, dan tujuan pembangunan, serta faktor yang mempengaruhi pembangunan.

Semoga bermanfaat.