Berbagai Macam Dan Pembagian Term

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Term. Yang dimaksud dengan term adalah ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata, baik berupa istilah-istilah dalam bahasa buatan maupun kata-kata biasa dalam bahasa sehari-hari. Term banyak sekali macamnya, demikian juga pembagiannya.

Berbagai Macam dan Pembagian Term. Berikut berbagai macam dan pembagian term, di antaranya adalah :

1. Term Berdasarkan Konotasi.
Berdasarkan konotasi term atau isi yang dikandung oleh term itu, maka dapat dibedakan antara term konkret dan term abstrak. Di samping itu keduanya ada yang berada dalam lingkungan hakekat dan ada yang berada dalam lingkungan sifat. Dalam logika perlu diperhatikan, bagaimana memandang suatu realitas dengan menggunakan term yang mengandung konsep konkrit dan term yang mengandung konsep abstrak. Suatu realitas merupakan keseluruhan, realitas berdiri sebagai subyek dan mempunyai berbagai sifat. Contoh :
  • Term konkrit : wanita cantik. Hal tersebut menunjukkan suatu realitas, yaitu wanita dengan sifat wajahnya yang cantik. Konsep atau pengertian yang terkandung dalam term 'wanita cantik' ini konkret, artinya dengan langsung dengan langsung memperlihatkan realitas sebagai subyek yang mempunyai diri. Namun begitu, menurut logika bukan setiap sesuatu yang berjasad saja, tetapi yang tidak berjasadpun dapat disebut diri jika memiliki kepribadian dengan sifat-sifat tertentu.
  • Term abstrak : kecantikan. Dengan memberikan perhatian dan minat yang istimewa pada sifat cantik secara terpisah dari wanita, yang disendirikan dan dipandang seolah-olah sebagai suatu substansia. hal ini menunjuk sifat tanpa subyeknya yang merupakan salah satu ciri term abstrak.

Baca juga : Pengertian Dan Hubungan Antara Konotasi Dan Denotasi Term

Secara garis besar konotasi term dapat dibedakan antara lingkungan hakekat dan lingkungan sifat, yang masing-masing terdiri dari term konkrit dan term abstrak.

a. Lingkungan hakekat, yaitu term yang mempunyai persamaan satuan dalam satu makna tanpa ada perbedaan tingkatan tingkatan menurut hakekat. Term dalam lingkungan hakekat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  • Konkret, yaitu menunjuk ke 'hal' nya suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas dan bereksistensi tertentu. Berkualitas meliputi bentuk, berat, rupa, dan lain sebagainya. Bereksistensi meliputi waktu tertentu, tempat tertentu, mempunyai hubungan dengan obyek lain, dan lain sebagainya. Misalnya : manusia, kera, dan lain sebagainya.
  • Abstrak, yaitu menyatakan kualitas yang terlepas dari eksistensi tertentu. Misalnya : kemanusiaan, kebenaran, dan lain sebagainya.

b. Lingkungan sifat, yaitu term yang di dalam hal-nya ada beberapa tingkatan. Misalnya : berbadan, artinya yang dikandung dalam term ini terdapat suatu perbedaan kekuatan dan kelemahan, yaitu berbadannya manusia lain dengan berbadannya binatang, tumbuhan, dan lain pula dengan berbadannya benda mati. Term dalam lingkungan sifat terbagi menjadi dua macam, yaitu :
  • Konkrit, yaitu menunjuk pen-'sifatan'-nya suatu kenyataan atau apa saja yang berkualitas dan bereksistensi. Misalnya : berbadan, merah, persegi, berindera, dan lain sebagainya.
  • Abstrak, yaitu menyatakan pensifatan yang terlepas dari eksistensi tertentu. Misal : kerasionalan, kebijaksanaan, dan lain sebagainya.
2. Term Berdasarkan Denotasi.
Berdasarkan denotasi term dapat dibedakan menjadi term yang bersifat umum atau term umum dan term yang bersifat khusus atau term khusus.

a. Term umum.
Term umum yaitu dapat mencakup keseluruhan hal-hal yang ditunjuk tiada terkecualinya. Term umum dibedakan menjadi :
  • Universal, yaitu sifat umum yang berlaku di dalamnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Misalnya : manusia, bangsa, hewan, dan lain sebagainya.
  • Kolektif, yaitu sifat umum yang berlaku di dalamnya menunjuk pada suatu kelompok tertentu sebagai kesatuan. Misalnya : rakyat Indonesia, bangsa Indonesia, dan lain sebagainya.

b. Term khusus.
Term khusus yaitu hanya menunjuk sebagian dari keseluruhan sekurang-kurangnya satu bagian atau satu hal. Term khusus dibedakan menjadi :
  • Partikular, yaitu sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjuk sebagian tidak tertentu dari suatu keseluruhan. Misalnya : sebagian manusia, sebagian mahasiswa, dan lain sebagainya. 
  • Singular, yaitu sifat khusus yang berlaku di dalamnya hanya menunjuk pada satu hal atau suatu himpunan yang mempunyai hanya satu anggota. Misalnya : Presiden pertama Republik Indonesia, Rektor Universitas Indonesia, dan lain sebagainya.

Baca juga : Pembagian Prinsip-Prinsip Penalaran

Antara term umum dan term khusus, atau antara term umum dengan term umum, jika keduanya berhubungan maka sifatnya relatif, maksudnya term umum dapat dinyatakan khusus dan term khusus dapat dinyatakan umum. Term umum dapat menjadi khusus jika dibandingkan dengan term-term keseluruhan yang mencakupnya. Misalnya :
  • Term 'manusia' yang bersifat umum, dibandingkan dengan term 'organisme', maka term manusia ini menjadi khusus. 
  • Term 'manusia' tersebut, dibandingkan dengan term 'bangsa Indonesia', maka term manusia ini menjadi umum.
3. Term Berdasarkan Predikamen.
Predikamen yang dimaksud adalah cara beradanya sesuatu. Dalam menghadapi sesuatu yang masih asing dan mengetahui lebih dalam lagi, maka pertama yang perlu ditempuh adalah mengadakan penguraian secara kategoris. Penguraian secara kategoris adalah pemerincian menurut cara beradanya sesuatu, yang pembagiannya ada sepuluh kategori yang merupakan pembagian term universal yang melingkupi keseluruhan aspek sesuatu.

Pembagian sepuluh kategori atau predikamen yang dimaksudkan dan menunjukkan cara beradanya yang paling umum, yang pembagiannya secara terperinci adalah sebagai berikut :

a. Predikamen substansi.
Predikamen substansi yaitu hakekat zat terdapat dalam diri yang dapat berdiri sendiri.
  • Substansi, hakekat zat sesuatu yang adanya terdapat di dalam dirinya sendiri sebagai pendukung sifat-sifat. Misalnya : manusia, hewan, pohon, yaitu semua pengertian atau predikat yang dinyatakan dalam kata yang dalam gramatika umumnya disebut kata-kata substantif.

b. Predikamen aksidensia.
Predikamen aksidensia yaitu peserta zat sebagai pemberi bentuk yang tidak dapat berdiri sendiri.
  1. Kuantitas, jumlah atas sekian banyak diri ataupun satu diri yang mempunyai besaran. Misalnya : besar, kecil, panjang, pendek, dan lain sebagainya.
  2. Kualitas, sifat perwujudan sebagai ciri atau yang ada pengenal. Misalnya : putih, panas, dingin, bagus, cantik, dan lain sebagainya.
  3. Aksi, tindakan yang mempengaruhi dalam perbuatan. Misalnya : membangun, mengajar, dan lain sebagainya.
  4. Passi, kesan yang dipengaruhi dari perbuatan. Misalnya : dibangun, diajar, dan lain sebagainya.
  5. Relasi, hubungan dengan berbagai hal lain. Misalnya : mirip, sama, bawahan, atasan, guru, murid, dan lain sebagainya.
  6. Ruang, tempat yang menyertai di mana sesuatu itu ada. Misalnya : di sini, di situ, di rumah, dan lain sebagainya.
  7. Waktu, tempo yang menyertai kapan sesuatu itu ada. Misalnya : sekarang, kemarin, besok, dan lain sebagainya.
  8. Posisi, kedudukan sesuatu itu berada dalam suatu tempat. Misalnya : duduk, berdiri, berlutut, dan lain sebagainya.
  9. Keadaan, kepunyaan khusus yang menyertai kedudukan. Misalnya : bersenjata, berpakaian, dan lain sebagainya.
4. Term Berdasarkan Predikabel.
Yang dimaksud dengan Predikabel adalah cara menerangkan sesuatu. Predikabel juga merupakan cara untuk menyatakan diri yang dapat terlepas dari beradanya sesuatu, atau cara tertinggi yang dipergunakan oleh predikamen-predikamen untuk menyatakan diri.

Predikabel tersebut terbagi dalam lima macam, yaitu :

a. Genus.
Genus yaitu himpunan golongan-golongan menunjukkan hakekat yang berbeda bentuk tetapi terpadu oleh persamaan sifat. Genus juga merupakan suatu konsep predikat yang menyatakan hakekat dari sesuatu hal tetapi belum mengungkapkan secara lengkap hanya menunjuk sebagian. Genus terbagi menjadi :
  • Genus jauh, yaitu genus yang tidak ada genus lain di atasnya dan memuat genus-genus di bawahnya. Misalnya : ada yang fana, substansi, dan lain sebagainya. Genus ini disebut juga summum genus atau genus hakiki.
  • Genus tengah, yaitu genus yang di atasnya ada genus yang lebih umum, dan di bawahnya ada genus yang lebih khusus. Misalnya : organisme, badan. Genus di atasnya adalah substansi, dan genus di bawahnya adalah hewan.
  • Genus dekat, yaitu genus yang langsung berada di atas golongan. Misalnya : hewan dalam hubungannya dengan term manusia, binatang melata dalam hubungannya dengan ular, buaya, dan lain-lain yang sejenis.

b. Spisies.
Spisies yaitu himpunan sesuatu yang menunjukkan hakekat bersamaan bentuk maupun sifatnya sehingga dapat memisahkan dari lain-lain golongan. Spesies juga merupakan suatu konsep predikat yang menyatakan hakekat dari suatu hal secara lengkap dan utuh. Spesies ada tiga macam, yaitu :
  • Spesies jauh, spesies ini sama dengan genus tengah yaitu term universal yang menghimpun golongan-golongan yang dapat berlaku sebagai genus. Misalnya : organisme.
  • Spesies tengah, spesies ini sama dengan genus dekat yaitu term universal yang langsung menghimpun golongan-golongan yang tidak dapat berlaku sebagai genus. Misalnya : hewan.
  • Spesies dekat, spesies ini disebut infima spesies atau spesies hakiki, yaitu term universal yang di bawahnya hanya ada satuan khusus saja yang sangat sempit denotasinya, sehingga tidak mungkin menjadi suatu genus. Misalnya : manusia di bawahnya terdapat Umar, Ali, dan lain sebagainya.
Yang perlu diperhatikan adalah genus dan spesies adalah nama-nama himpunan sebagai term universal yang berhubungan. Denotasi spesies merupakan bagian dari denotasi genus.

c. Diferensia.
Diferensia yaitu sifat pembeda yang menunjukkan hakekat suatu golongan sehingga terwujud kelompok diri. Diferensia merupakan konsep predikat yang menentukan dalam menyatakan hakekat sehingga dapat membatasi dan memisahkan suatu spesies dengan spesies lainnya dalam genus yang sama. Diferensia disebut juga sebagai ciri pembeda, dibedakan menjadi :
  • Diferensia generik, yaitu ciri pembeda yang membuat genus lebih tinggi menjadi lebih rendah. Misalnya : subatansi material, badan berjiwa, organisme berperasa, dan lain sebagainya.
  • Deferensia spesifik, yaitu ciri pembeda yang membuat genus terdekat menjadi spesies. misalnya hewan berakal budi, hewan menyalak, dan lain sebagainya.

d. Propium.
Propium yaitu sifat khusus sebagai predikat yang niscaya terletak pada hakekat sesuatu diri sehingga dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Propium terbagi menjadi dua macam, yaitu :
  • Propium generik, yaitu sifat khusus yang berakar dalam jenis sesuatu. Misalnya : sifat 'dapat mati' yang dihubungkan dengan manusia, maka disebut sifat khusus jenis, karena secara langsung timbul dari suatu jenis dari pengertian manusia, yaitu benda hidup atau organisme. Dengan demikian seorang dapat mati, bukan karena dia berakal budi, bukan karena dia berindera, melainkan karena dia merupakan suatu organisme yang hidup.
  • Propium spesifik, yaitu sifat khusus yang berakar dalam hakekat yang utuh dari sesuatu. Misalnya : sifat 'berpolitik' yang dihubungkan dengan manusia, maka disebut sifat khusus spesies, karena secara langsung timbul dari spesies manusia, yaitu manusia itu sendiri sebagai spesies. Dengan demikian seseorang berpolitik, karena dia berakal budi, sesuatu tidak dapat berpolitik jika tidak berakal budi, dan yang berakal budi adalah manusia.

e. Aksidens.
Aksiden yaitu sifat kebetulan sebagai predikat yang tidak bertalian dengan hakekat sesuatu diri sehingga tidak dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Aksidens terbagi menjadi dua macam, yaitu :
  • Aksidens predikamental, yaitu sifat kebetulan yang menyertai cara beradanya sesuatu dan yang melekat pada subyek. Sifat ini sama dengan yang melekat pada predikamen aksidensia yang merupakan pasangan predikamen substansi tersebut di atas. Misalnya : sifat terpelajar, pendidik, tinggi besar untuk manusia, panas dan dingin untuk udara, dan lain sebagainya. Sifat seperti ini adalah ada dengan yang lain.
  • Aksidens predikabel, yaitu sifat kebetulan yang menyertai cara menyatakan sesuatu yang tidak mutlak. Sifat ini berlawanan dengan sifat khusus. Misalnya : berambut pirang untuk manusia, persegi untuk badan benda. Sifat seperti ini adalah tidak mutlak.

Lima predikabel di atas ditinjau dari segi lingkungan zat dan lingkungan sifat, maka yang masuk dalam :
  • lingkungan zat adalah genus dan spesies. 
  • lingkungan sifat adalah diferensia, propium, dan aksidens. 

Baca juga : Pengertian Fallacy (Kesesatan Berpikir) Dalam Logika

Sementara berdasarkan uraian pengertian tiap-tiap predikabel dapat ditinjau dari segi substansi dan aksidensia atau sering disebut juga esensia dan aksidensia, maka yang masuk dalam :
  • esensia adalah genus, spesies, dan ferensia karena ketiganya menyatakan tentang hakekat sesuatu. 
  • aksidensia adalah propium dan aksidens. 

Antara propium dan aksidensia jika merupakan satu kesatuan cukup dinyatakan aksidensia saja, karena mengikuti penyebutan yang terlemah. 

Demikian penjelasan berkaitan dengan berbagai macam dan pembagian term. Tulisan tersebut bersumber dari buku Logika Praktis, karangan Noor Ms Bakry.

Semoga bermanfaat.