Konsentrasi Belajar : Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Konsentrasi Belajar. Dalam belajar diperlukan pemusatan perhatian atau konsentrasi. Tanpa adanya konsentrasi, aktivitas belajar akan menghasilkan kesia-siaan. Ketidak-mampuan seseorang berkonsentrasi dalam belajar akan mengakibatkan buyarnya perhatian terhadap suatu objek pembelajaran.

Istilah “konsentrasi belajar” terdiri dari dua suku kata, yaitu : “konsentrasi” dan “belajar”. Dalam ilmu psikologi, yang dimaksud dengan “konsentrasiadalah memusatkan pikiran, perasaan, dan kemauan pada satu objek. Hal tersebut, menurut Romlah, dalam “Psikologi Pendidikan”, mengandung makna bahwa perhatian seseorang yang hanya ditujukan pada satu objek, dengan sifat agak tetap, kukuh, kuat, dan tidak mudah memindahkan perhatiannya pada objek lain. Sedangkan “belajarberarti suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan suatu perubahan di dalam kehidupannya baik tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan, pola atau daya pikir, nilai kehidupan, dan berbagai kemampuan lainnya yang diperlukan didalam kehidupan.

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap proses belajar dan mengajar. Dampak konsentrasi terhadap prestasi belajar, diantaranya adalah :
  • mudah menerima pembelajaran ke dalam memori otak, dan dapat dikeluarkan pada saat dibutuhkan.
  • meningkatkan kemampuan berfikir kritis dalam proses belajar.
  • meningkatkan prestasi belajar.
  • meningkatkan kemampuan kognitif seperti mengaplikasi, analisis, dan evaluasi pembelajaran.

Sebaliknya, apabila peserta didik tidak memiliki konsentrasi belajar yang baik, maka akan mengakibatkan proses belajar yang tidak optimal, membuang banyak waktu, tenaga, dan juga biaya.

Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum “konsentrasi belajar” dapat diartikan sebagai terpusatnya perhatian peserta didik pada proses pembelajaran yang berlangsung tanpa melakukan hal-hal lain. Konsentrasi belajar juga dapat berarti suatu proses memusatkan segenap perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, yang artinya peserta didik memperhatikan guru, mendengarkan, melihat, dan memusatkan pikiran terhadap apa yang disampaikan guru, dan merespon stimulus yang diberikan guru dan menyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.


Selain itu, konsentrasi belajar juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Slameto, dalam “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, menyebutkan bahwa konsentrasi belajar adalah memfokuskan pikiran terhadap suatu objek tertentu dengan menyampingkan hal hal yang tidak berhubungan dengan proses belajar dan mengajar yang dilakukan.
  • Hendra Surya, dalam “Percaya Diri itu Penting”, konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan siswa pada suatu objek yang dipelajari dengan menghalau atau memisahkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari.
  • Dimyati dan Mudjiono, dalam “Belajar dan Pembelajaran”, menyebutkan bahwa konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.


Ciri-Ciri Konsentrasi Belajar. Konsentrasi belajar pada peserta didik ditandai dengan beberapa hal. Secara umum, beberapa hal yang merupakan ciri-ciri dari konsentrasi belajar adalah :

1. Perhatian terpusat.
Perhatian terhadap objek yang akan dipelajari dan membuang hal hal yang tidak diperlukan pada saat konsentrasi.

2. Antusias dalam belajar.
Antusias yang tinggi dalam belajar akan meningkatkan semangat berkonsentrasi untuk belajar. Antusias dapat membuat informasi baru dapat diterima mahasiswa. Antusias juga berperan penting untuk menumbuhkan minat dan bakat pada saat belajar.

3. Tenang dalam belajar.
Tenang dalam belajar merupakan faktor eksternal. Lingkungan yang kondusif akan menimbulkan kenyamanan pada saat belajar. Seperti suasana yang tidak ramai atau bising, pencahayaan yang baik dan kondisi ruang kelas yang tidak sempit sehingga mahasiswa mudah mempertahankan konsentrasinya.

4. Mengemukakan suatu ide
Kebiasaan mempunyai konsentrasi yang baik akan menimbulkan kemudahan untuk mengungkapkan ide ide yang baru didapat pada saat proses belajar dan mengajar. Bagi yang sudah biasa berkonsentrasi mengemukakan ide bisa dilakukan di mana pun dan kapanpun.

5. Aktif pada saat proses belajar dan mengajar.
Pembelajaran akan merubah perilaku seseorang untuk menjadi lebih baik dan lebih aktif pada saat belajar. Perubahan yang bersifat aktif tidak bisa diperoleh secara langsung melainkan harus tetap ada usaha dari individu masing masing. Berperan aktif dapat membuat proses belajar dan mengajar menjadi optimal.

6. Daya serap baik terhadap pelajaran.
Konsentrasi yang baik menyangkut perilaku kognitif dan intelektual seseorang seperti daya serap yang baik, mengaplikasikan pengetahuan dan mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh.

Abin Syamsuddin Makmum, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa konsentrasi belajar pada peserta didik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • perhatian. Memperhatikan sumber informasi dengan saksama (guru atau buku), fokus pandangan tertuju pada guru atau papan tulis, dan memperhatikan hal yang lain (menengok ke arah teman yang bertanya atau menanggapi jawaban).
  • sambutan lisan (verbal response). Seperti : bertanya, mencari informasi tambahan penguji, pendapat hipotetiknya, menjadi pembicara, dan lain sebagainya.
  • memberikan pernyataan. Seperti : menguatkan, menyetujui, menentang dan menyanggah, atau membandingkan (dengan alasan, tanpa alasan), dan lain sebagainya.
  • menjawab. Menjawab jawaban hasil diskusi atau jawaban teman sesuai dengan masalah atau menyimpang dari masalah (ragu-ragu).
  • sambutan psikomotorik. Dengan membuat catatan atau menulis informasi, membuat jawaban atau mengerjakan tugas.

Sedangkan Engkoswara, dalam “Ciri-Ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi Belajar”, menyebutkan bahwa klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri peserta didik yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut :

1. Perilaku kognitif.
Perilaku kognitif merupakan perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui :
  • kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila ditemukan.
  • komprehensif dalam penafsiran informasi.
  • mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
  • mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.

2.Perilaku efektif.
Perilaku efektif merupakan perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, peserta didik yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui :
  • adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu.
  • respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan.
  • mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

3. Perilaku psikomotor.
Perilaku psikomotor peserta didik dapat dilihat melalui :
  • adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru.
  • komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakangerakan yang penuh arti.

4. Perilaku berbahasa.
Pada perilaku berbahasa, peserta didik yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.


Manfaat Konsentrasi Belajar. Konsentrasi belajar memiliki beberapa manfaat. Ahmad Rohani HM, dalam “Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional”, menyebutkan bahwa konsentrasi belajar bermanfaat dalam :
  • membangkitkan minat peserta didik untuk menaruh perhatian dalam pengajaran dan menimbulkan daya konsentrasi itu sendiri.
  • mengorganisasikan bahan pelajaran yang menjadi suatu problem yang mendorong peserta didik selalu aktif dalam hal mengamati, menyelidiki, memecahkan, dan menentukan jalan penyelesaiannya sekaligus bertanggung jawab atas tugas yang diserahkan keadaannya.
  • memberikan struktur bahan pelajaran sehingga merupakan totalitas yang bermakna bagi peserta didik yang dapat digunakan untuk menghadapi lingkungan tempat ia hidup.


Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar. Terdapat banyak cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar. Secara umum, untuk dapat meningkatkan konsentrasi belajar dapat dilakukan melalui :
  • kesiapan belajar (ready learning).
  • menanamkan minat dan motivasi belajar dengan cara mengembangkan “imajinasi berpikir”.
  • cara belajar yang baik dengan metode belajar yang baik dan sesuai .
  • lingkungan belajar harus kondusif.
  • belajar aktif.
  • perlu disediakan waktu untuk menyegarkan pikiran atau “resfreshing”, diantaranya dapat dilakukan dengan meditasi. Meditasi dapat dilakukan dengan cara duduk diam, mengatur pernafasan, disertai dengan konsentrasi. Meditasi bertujuan untuk mengontrol aspek jasmani dan rohani agar tetap seimbang.
  • penerapan konseling kognitif dengan teknik pembuatan kontrak atau “contingency contracting”.


Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar. Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Pada prinsipnya, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Faktor Internal.
Faktor internal merupakan segala hal yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang berasal dari dalam diri peserta didik, seperti : kondisi jasmani, bakat, minat, perhatian, motivasi, dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal merupakan segala hal yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, seperti : keluarga, sarana dan prasarana, lingkungan, media pembelajaran, serta metode mengajar yang kurang tepat.

Slameto menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar peserta didik, diantaranya adalah :
  • kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.
  • perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci, dan dendam.
  • suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.
  • kondisi kesehatan jasmani.
  • kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah.

Hendra Surya, menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi rendahnya konsentrasi belajar peserta didik, diantaranya adalah :
  • lemahnya minat dan motivasi peserta didik pada pelajaran.
  • timbulnya perasaan negatif pada diri peserta, seperti gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci, dan dendam.
  • suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.
  • bersifat pasif dalam belajar.
  • tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik.
  • gangguan kebugaran jasmani.

Tonie Nase, dalam “Strategi Pembelajaran di Kelas”, menyebutkan bahwa konsentrasi belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah :
  • lingkungan. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, seperti : suara, pencahayaan, temperature, dan desain belajar.
  • modalitas belajar. Modalitas belajar akan menentukan peserta didik dalam memproses setiap informasi yang diterimanya.
  • pergaulan. Pergaulan dan perilaku peserta didik yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, seperti : faktor teknologi (televisi, internet, hand phone, dan lain sebagainya.
  • psikologi. Faktor psikologi yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, misalnya adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga.

Sedangkan W. Nugroho, dalam “Belajar Mengatasi Hambatan Belajar”, menyebutkan bahwa terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, yaitu :
  • pemusatan pikiran. Suatu keadaan yang memerlukan ketenangan, kenyamanan, dan juga perhatian dalam proses belajar agar dapat memahami pelajaran yang sedang dipelajari.
  • motivasi. Suatu dorongan atau keinginan yang muncul dari dalam diri individu yang berusaha untuk mengubah tingkah laku agar lebih baik dari sebelumnya.
  • rasa khawatir. Merupakan suatu perasaan tidak tenang karena merasa kurang optimal dalam melakukan suatu pekerjaan.
  • perasaan tertekan. Merupakan suatu dorongan atau tuntutan dari orang lain ataupun dari lingkungan.
  • gangguan pemikiran. Merupakan suatu hambatan dari dalam diri individu ataupun dari orang lain. Misalnya: masalah keluarga, ekonomi, dan masalah pribadi dari individunya.
  • gangguan kepanikan. Merupakan suatu hambatan berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was yang dapat mengganggu hasil yang sudah dilakukan maupun hasil yang akan dilakukan.
  • kesiapan belajar. Suatu keadaan atau kondisi dimana seseorang sudah siap untuk menerima pelajaran, sehingga individu tersebut dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian konsentrasi belajar, ciri-ciri, manfaat, dan cara meningkatkan konsentrasi belajar, serta faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar.

Semoga bermanfaat.