Belajar : Pengertian, Jenis, Tujuan, Dan Tahapan Belajar, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Belajar. Secara umum, istilah belajar dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk mendapatkan suatu perubahan didalam kehidupannya baik tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan, pola atau daya pikir, nilai kehidupan, dan berbagai kemampuan lainnya yang diperlukan didalam kehidupan. Belajar juga dapat berarti suatu perubahan tingkah laku individu, baik fisik (jasmani) maupun psikis (rohani) yang relatif menetap atau permanen, sebagai hasil dari pengalaman dan latihan serta interaksi dengan lingkungan yang terlibat proses kognitif.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Belajar sudah seharusnya mengarah kepada hal-hal yang positif dan bersifat membangun. Setiap individu dapat belajar dari lingkungan sekitarnya seperti di sekolah, rumah, lingkungan pergaulan atau masyarakat, laboratorium, museum, dan lain sebagainya.

Selain itu, pengertian belajar juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Oemar Hamalik, dalam ”Proses Belajar Mengajar”, menyebutkan bahwa belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
  • Slameto, dalam “Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi”, menyebutkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
  • Robert M. Gagne, dalam “Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran”, menyebutkan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari hasil pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan. Robert M. Gagne menjelaskan bahwa pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkugan, baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.
  • Ernest R. Hilgard dan Bower, dalam “Theories of Learning“, menyebutkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut, di mana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, pematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).


Ciri-Ciri Perubahan Sebagai Akibat dari Belajar. Berdasarkan pengertian belajar tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau usaha proses adaptasi yang dilakukan oleh manusia secara sadar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Lebih lanjut, dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan perubahan sebagai akibat dari belajar berdasarkan pengertian belajar di atas, adalah sebagai berikut :
  • perubahan terjadi pada tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran), baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.
  • perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap atau permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula.
  • proses perubahan tingkah laku dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai pengetahuan yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan.
  • perubahan yang terjadi tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tetapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
  • perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman, praktik, atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.
  • perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima, hadiah atau hukuman, sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
  • proses perubahan dalam belajar menuju ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
  • perasaan bangga dalam diri karena dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari.
  • sarana untuk menyerap informasi dan norma yang ada.

Sedangkan Slameto menyebutkan bahwa ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar adalah :
  • perubahan terjadi secara sadar.
  • bersifat menetap atau kontinu, dan fungsional.
  • bersifat positif dan aktif.
  • memiliki tujuan dan terarah.
  • meliputi segala aspek tingkah laku individu.

Baca juga : Peta Konsep

Jenis Belajar. Belajar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
  • belajar rasional, yaitu belajar menggunakan kemampuan berpikir sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan masalah.
  • belajar abstrak, yaitu belajar menggunakan berbagai cara berpikir abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.
  • belajar keterampilan, yaitu belajar menggunakan kemampuan gerak motorik dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
  • belajar sosial, yaitu belajar memahami berbagai masalah dan cara penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan, organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat.
  • belajar kebiasaan, yaitu pembentukan atau perbaikan kebiasaan ke arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).
  • belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis, teratur, dan teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah.
  • belajar apresiasi, yaitu kemampuan dalam mempertimbangkan arti atau nilai suatu objek sehingga individu dapat menghargai berbagai objek tertentu.
  • belajar pengetahuan, yaitu belajar berbagai pengetahuan baru secara terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui kegiatan eksperimen dan investigasi.


Tujuan Belajar. Belajar memiliki beberapa tujuan. A.M. Sadirman, dalam “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar“, menyebutkan bahwa tujuan belajar adalah :

1. Memperoleh Pengetahuan.
Peningkatan kemampuan berpikir didalam diri seseorang merupakan hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh orang tersebut. Bukan hanya menambah pengetahuan saja, proses belajar juga akan membuat daya pikir seseorang menjadi lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya dan begitu pula sebaliknya dimana kemampuan berpikir akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan yang dipelajari dan dipahami. Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan.
Keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu tidaklah datang secara tiba-tiba tetapi melalui proses belajar. Adapun, penanaman konsep itu sendiri membutuhkan keterampilan baik keterampilan jasmani maupun rohani.
  • keterampilan jasmani, adalah kemampuan didalam penampilan dan gerakan pada individu yang dapat diamati dan berhubungan dengan hal-hal teknis.
  • keterampilan rohani, adalah kemampuan yang berkaitan dengan cara berpikir, penghayatan, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep pada diri seseorang yang cenderung bersifat lebih kompleks dan abstrak.

3. Membentuk Sikap.
Proses belajar dapat membentuk sikap mental seseorang melalui penanaman nilai-nilai yang mampu menumbuhkan kesadaran didalam diri seseorang tersebut. Untuk dapat menumbukan sikap mental, tingkah laku, dan kepribadian peserta didik, seorang guru harus melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Seorang guru harus mampu menjadi teladan atau contoh bagi peserta didiknya serta memilii kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan cara atau pola berpikir peserta didik.


Tahapan Belajar. Terdapat empat tahapan belajar, yaitu :
  • Inkompetensi bawah sadar. Inkompetensi bawah sadar, maksudnya adalah tidak sadar bahwa ia tidak tahu, yaitu kondisi di saat kita tidak mengetahui kalau ternyata kita tidak tahu.
  • Inkompetensi sadar. Inkompetensi sadar, maksudnya adalah sadar bahwa ia tidak tahu, yaitu pengakuan sadar pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu, dan penerimaan penuh atas kebodohan kita semua yang telah dilakukan.
  • Kompetensi sadar. Kompetensi sadar, maksudnya adalah sadar bahwa ia tahu, yaitu ketika kita mulai memiliki keahlian atas sebuah subjek, tetapi tindakan kita belum berjalan otomatis. Pada belajar yang ini, kita harus melaksanakan semua tindakan dalam level sadar.
  • Kompetensi bawah sadar. Kompetensi bawah sadar, maksudnya adalah tidak sadar bahwa ia tahu, yaitu tahapan seorang ahli yang sekadar melakukannya, dan bahkan mungkin tidak tahu bagaimana ia melakukannya secara terperinci. Hal tersebut terjadi karena ia telah membangun pengalaman dan mencapai kompetensi bawah sadar pada aktivitas itu selama beberapa tahun.


Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Secara umum, proses belajar seorang siswa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
  • faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
  • faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa.
  • faktor pendekatan belajar atau approach to learning”, merupakan bentuk upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono, dalam “Belajar dan Pembelajaran“,  menyebutkan bahwa proses belajar seorang siswa dipengaruhi oleh :
  • cita-cita atau aspirasi siswa dalam belajar, merupakan tujuan belajar yang diharapkan yaitu memperoleh hasil belajar yang memuaskan.,
  • kemampuan siswa dalam mempelajari atau menguasai sesuatu hal yang dipelajari.
  • kondisi siswa, yang meliputi kondisi jasmani maupun rohani.
  • kondisi lingkungan, yaitu kondisi yang berasal dari luar diri siswa dapat mempengaruhi motivasi belajarnya, seperti tempat tinggal, kondisi lingkungan atau keadaan alam, pergaulan sebaya atau kehidupan masyarakat, dan lain sebagainya.
  • unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, yang berupa keadaan pribadi siswa seperti : perasaan, perhatian, kemauan, pikiran, dan keadaan lingkungan di luar diri siswa yang mendukung, serta dinamika guru dalam pembelajaran yang bersifat dinamis dan terus berkembang.
  • upaya guru dalam membelajarkan siswa, yaitu menciptakan perubahan tingkah laku yang baik pada diri siswa.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian belajar, jenis, tujuan, dan tahapan belajar, serta faktor yang dapat mempengaruhi belajar.

Semoga bermanfaat.