Pengendalian Kualitas : Pengertian, Alat Bantu, Aspek, Jenis, Fungsi, Tujuan, Sistem Dan Metode Pengendalian Kualitas

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Pengendalian Kualitas. Istilah “pengendalian kualitas” terdiri dari dua kata, yaitu : “pengendalian” dan “kualitas”. Yang dimaksud dengan “pengendalian” atau “controlling” adalah suatu proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun serta mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Dengan kata lain, pengendalian adalah proses memastikan bahwa semua yang dijalankan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Pengendalian merupakan sebuah lingkaran yang mulai dan berakhir dengan perencanaan, yang di dalamnya terdiri dari berbagai kegiatan sebagai berikut :
  • menetapkan sebuah atau standar untuk mencapai sasaran.
  • melaksanakan rencana atau pekerjaan.
  • mengukur dan menganalisa hasilnya, yaitu pengecekan.
  • melakukan perbaikan yang diperlukan apabila hasilnya tidak sebagaimana direncanakan semula.

Sedangkan “kualitas” atau “quality” dapat diartikan dalam beberapa arti :
  • secara konvensional, kualitas merupakan segala hal yang menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, yang meliputi : performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan lain sebagainya.
  • secara strategik, kualitas merupakan segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the customers).
Istilah kualitas dikaitkan dengan tingkat kepuasan manusia terhadap sesuatu yang dibutuhkan, diharapkan, atau diinginkan dalam kehidupannya.

Berdasarkan pengertian “pengendalian” dan “kualitas” tersebut di atas, secara umum istilah “pengendalian kualitas” atau “pengendalian mutu” dapat diartikan sebagai suatu teknik dan tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan kualitas suatu produk barang dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Pengendalian kualitas juga dapat berarti suatu sistem yang diterapkan dalam proses produksi, mulai dari sebelum, pada saat, hingga berakhirnya proses produksi, sehingga menghasilkan suatu produk barang dan jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan.

Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk barang dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari konsumen maupun produsen sendiri. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. Standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu, misalnya :
  • TQM (Total Quality Management).
  • ISO 9001:2008.


Selain itu, pengertian pengendalian kualitas juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Douglas C. Montgomery, dalam “Design and Analysis of Experiments”, menyebutkan bahwa pengendalian kualitas adalah proses yang digunakan untuk menjamin tingkat kualitas dalam produk barang atau jasa.
  • Sofyan Assauri, dalam “Manajemen Operasi dan Produksi”, menyebutkan bahwa pengendalian kualitas adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.
  • Ahyari, dalam “Manajemen Produksi”, menyebutkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
  • Suharto T. Bakhtiar dan Asysyfa Hasni, dalam “Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC)”, yang dimuat dalam Malikussaleh Industrial Engineering Journal Volume : 2, Tahun 2013, menyebutkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya.


Alat Bantu Pengendalian Kualitas. Pelaksanaan pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu, yaitu untuk mendeteksi sebab-sebab terjadinya penyimpangan di luar kendali dalam proses produksi dan cara bagaimana untuk melakukan tindakan perbaikan. Douglas C. Montgomery menyebutkan bahwa terdapat tujuh alat bantu yang dapat digunakan dalam pengendalian kualitas, yaitu :
  • flow chart, adalah gambar yang menjelaskan langkah-langkah utama, cabang-cabang proses dan produk akhir dari proses.
  • pareto analysis, adalah pendekatan yang terkoordinasi untuk mengidentifikasikan, mengurutkan dan bekerja untuk menyisihkan ketidak-sesuaian secara permanen. Memfokuskan pada sumber kesalahan yang penting. Aturannya 80/20, yaitu : 80 % adalah masalah dan 20 % adalah penyebab.
  • histogram, adalah distribusi yang menunjukan frekuensi kejadian-kejadian di antara jajaran data yang tinggi dan yang rendah.
  • scatter diagram atau peta korelasi, adalah grafik dari nilai suatu karakteristik yang dibandingkan dengan nilai karakteristik yang lain.
  • check sheet, adalah alat pengumpul dan penganalisis data, disajikan dalam bentuk tabel yang berisi nama dan jumlah barang yang di produksi dan jenis ketidaksesuaian beserta jumlah yang dihasilkan.
  • control chart, adalah peta ukuran waktu yang menunjukan nilai-nilai statistika, termasuk garis pusat dan satu atau lebih batas kendali yang didapatkan secara statistika.
  • cause and effect diagram, adalah alat yang menggunakan secara grafik dari elemen-elemen proses untuk menganalisis sumber-sumber potensial dari variasi proses.


Aspek Pengendalian Kualitas. Beberapa aspek yang ditekankan pada pengendalian kualitas adalah :
  • unsur-unsur, seperti : kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan kinerja, serta identifikasi catatan.
  • kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kualifikasi.
  • elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.


Jenis Pengendalian Kualitas. Pengendalian kualitas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sofyan Assauri menyebutkan bahwa pengendalian kualitas dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
  • pengendalian selama pengolahan (proses). Pengendalian kualitas harus dilakukan secara beraturan dan teratur. Pengendalian yang dilakukan hanya terhadap bagian dari proses, mungkin tidak ada artinya apabila tidak diikuti dengan pengendalian pada bagian lain. Pengendalian selama pengolahan (proses) mencakup juga pengendalian atas bahan-bahan yang digunakan untuk proses.
  • pengendalian atas hasil yang telah diselesaikan (hasil produksi). Meskipun telah diadakan pengendalian kualitas selama pengolahan (proses), hal itu tidak menjamin bahwa tidak ada hasil produksi yang rusak atau kurang baik. Untuk menjaga agar hasil produksi cukup baik sampai ke konsumen maka diperlukan adanya pengendalian atas barang hasil produksi.


Fungsi Pengendalian Kualitas. Penerapan pengendalian kualitas dalam suatu perusahaan memiliki fungsi sebagai berikut :
  • mempercepat sosialisasi budaya produksi kompetitif melalui praktek nyata dalam kehidupan perusahaan, sehingga produksi yang dihasilkan akan jauh lebih efektif.
  • mendukung bagi kemajuan dan pertumbuhan perusahaan terutama oleh faktor pendorong knowledge based.


Tujuan Pengendalian Kualitas. Pada prinsipnya, tujuan dari diterapkannya pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin. Secara lebih terperinci, tujuan dari pengendalian kualitas adalah sebagai berikut :
  • peningkatan mutu dan peningkatan nilai tambah.
  • peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya.
  • peningkatan kemampuan penyelesaian pekerjaan sesuai target.
  • peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku.
  • peningkatan hubungan yang setara antara atasan dan bawahan.
  • peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja.
  • pengembangan tim.

Sofyan Assauri menyebutkan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas adalah:
  • agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.
  • mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
  • mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
  • mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Sedangkan Jay Heizer dan Barry Render, dalam “Manajemen Operasi”, menyebutkan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas adalah :
  • peningkatan kepuasan konsumen.
  • penggunaan biaya produksi yang serendah-rendahnya.
  • proses produksi dapat selesai tepat pada waktunya.


Sistem dan Metode Pengendalian Kualitas. Yang dimaksud dengan sistem pengendalian kualitas adalah struktur kerja operasi pada seluruh perusahaan yang disepakati, didokumentasi dalam prosedur-prosedur teknis manajerial yang terpadu dan efektif, untuk membimbing tindakan-tindakan yang terkoordinasi dari tenaga kerja, mesin, dan informasi perusahaan melalui cara yang terbaik dan paling praktis untuk menjamin kepuasan pelanggan akan mutu dan biaya mutu yang ekonomis. Secara umum, terdapat empat aspek yang berkaitan dengan sistem pengendalian, yaitu :
  • masukan atau input”, merupakan stimulus dari luar yang diterapkan ke sebuah sistem kendali untuk memperoleh tanggapan tertentu dari sistem pengaturan.
  • keluaran atau output”, merupakan tanggapan sebenarnya yang didapatkan dari suatu sistem kendali. Tanggapan ini dapat sama dengan masukan atau mungkin juga tidak sama dengan tanggapan pada masukannya.
  • sistem, merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
  • proses, merupakan suatu urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait yang bersama-sama mengubah masukan menjadi keluaran.

Sedangkan metode pengendalian kualitas meliputi :
  • jaminan kualitas, yang mencakup kegiatan seperti pengembangan, desain, produksi, servis, dan produksi. Jaminan kualitas juga dapat mencakup bidang manajemen produksi, inspeksi, bahan, perakitan, layanan, dan area lain yang terkait dengan kualitas produk atau layanan.
  • pengujian kegagalan, yang melibatkan pengujian suatu produk sampai gagal. Metode ini dapat ditempatkan di bawah tekanan yang berbeda seperti kelembaban, getaran, suhu, dan lain sebagainya. Metode ini akan memaparkan kelemahan-kelemahan produk yang dimaksud.
  • kontrol statistik, yang melibatkan pengambilan sampel secara acak dan menguji sebagian dari output.
  • kualitas perusahaan, yang berkaitan dengan manajemen yang memimpin proses peningkatan kualitas dan departemen lain mengikuti, produk atau layanan yang sukses akan muncul
  • total quality control, merupakan ukuran yang digunakan dalam kasus di mana penjualan menurun meskipun penerapan teknik kontrol kualitas statistik atau peningkatan kualitas.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pengendalian kualitas, alat bantu, aspek, jenis, fungsi, tujuan, sistem dan metode pengendalian kualitas.

Semoga bermanfaat.