Tujuh Alat Pengendalian Kualitas (Quality Control Seven Tools)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Istilah kualitas seringkali dikaitkan dengan tingkat kepuasan manusia terhadap sesuatu yang dibutuhkan, diharapkan, atau diinginkan dalam kehidupannya. Secara sederhana, kualitas atau mutu dapat diartikan sebagaimana disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu :
  1. tingkat baik buruknya sesuatu; kadar.
  2. derajat atau taraf.

Sedangkan menurut International Organization for Standarization (ISO), kualitas diartikan dengan totalitas karakteristik suatu produk baik barang atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan.

Untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang berkualitas, selain dibutuhkan manajemen produksi yang baik, juga dibutuhkan manajemen kualitas, yaitu segala aspek dari keseluruhan fungsi manajemen yang menetapkan dan menjalankan kebijakan kualitas (mutu) suatu perusahaan. Menurut pendapat dari Kaoru Ishikawa, dalam bukunya yang berjudul "Teknik Penuntun Pengendalian Mutu", yang dimaksud dengan manajemen kualitas atau manajemen mutu adalah gabungan dari semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan, dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.


Sedangkan untuk mengendalikan kualitas (termasuk di dalamnya mengurangi cacat pada produk) pada suatu sistem produksi, digunakan alat yang dikenal dengan alat pengendalian kualitas atau quality management tools yang terdiri dari tujuh alat atau biasa disebut sebagai 7 alat pengendalian kualitas (quality control seven tools). 7 alat pengendalian kualitas atau quality control seven tools pertama kali dikenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada sekitar tahun 1968. Yang dimaksud dengan 7 alat pengendalian kualitas adalah tujuh alat dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh produksi, terutama yang berkaitan dengan kualitas atau mutu. 


Dengan kata lain, penggunaan 7 alat pengendalian kualitas secara umum bertujuan untuk :
  • menekan jumlah produk barang atau jasa yang cacat.
  • menjaga agar produk barang atau jasa yang diberikan sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

7 alat pengendalian kualitas merupakan suatu alat statistika untuk mencari akar permasalahan dari kualitas, yang dapat digunakan oleh manajemen kualitas untuk mengetahui permasalahan terhadap produk yang mengalami cacat. Alat bantu ini telah banyak digunakan oleh semua manajer di berbagai tingkatan, karena 7 alat pengendalian kualitas tersebut dapat berfungsi untuk membantu manajer dalam menganalisa, menginterprestasikan data, serta memetakan masalah guna membantu kelancaran kerja dari sebuah tim. Selain mempunyai fungsi tersebut, penggunaan 7 alat pengendalian kualitas bertujuan untuk :
  • menekan jumlah produk barang atau jasa yang cacat.
  • menjaga agar produk barang atau jasa yang diberikan sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.


7 alat pengendalian kualitas atau quality control seven tools dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Check Sheet (Lembar Periksa).
Check sheet
atau lembar periksa merupakan lembar pengumpulan data yang digunakan untuk memantau atau memonitoring suatu kegiatan dalam periode tertentu. Check sheet berbentuk dokumen yang disediakan untuk mengumpulkan data  secara real time pada lokasi di mana data tersebut dihasilkan. Data dimaksud dapat berupa data kuantitatif maupun data kualitatif. Bentuk dokumen (format) dari lembar pemantauan atau monitoring berisikan diantaranya :
  • data yang hendak diamati.
  • tanggal dan tempat pencatatan.
  • jumlah atau frekuensi data.
  • identitas pencatat data.

Tujuan penggunaan check sheet adalah :
  • memudahkan para pengamat dalam mengevaluasi suatu peristiwa dalam waktu tertentu.
  • menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat oleh pengamat atau karyawan untuk diadakan pengendalian proses dan penyelesaian masalah.
  • mendapatkan sejumlah informasi seperti distribusi proses produksi, jumlah produksi yang cacat, tempat atau lokasi bagian yang cacat, dan penyebab kecacatan.

Kapan check sheet digunakan ? Check sheet atau lembar periksa digunakan pada saat :
  • data dapat diamati dan dikumpulkan berulang kali oleh orang yang sama atau di lokasi yang sama.
  • mengumpulkan data mengenai frekuensi atau pola kajian, masalah, cacat, lokasi cacat, penyebab cacat, dan lain sebagainya.
  • mengumpulkan data proses produksi.

2. Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan).
Disebut dengan fishbone diagram karena bentuk diagramya menyerupai tulang ikan.  Fishbone diagram (diagram tulang ikan) atau disebut juga dengan cause and effect diagram (diagram sebab akibat) merupakan alat untuk mengidentifikasikan berbagai sebab potensial dari suatu efek atau masalah, serta menganalisa masalah tersebut melalui sesi "brainstorming". Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, yaitu mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan lain sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi "brainstorming". 

Manfaat fishbone diagram adalah :
  • menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.
  • mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidak-sesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.
  • membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan.
  • memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.

Kapan fishbone diagram digunakan ? Fisbone diagram digunakan pada saat mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah, terutama saat sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas.

3. Control Chart (Grafik Pengendali).
Contro chart
 merupakan grafik yang digunakan untuk mempelajari bagaimana proses perubahan terjadi dari waktu ke waktu. Data yang digunakan di-plot dalam urutan waktu. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu :
  • center line (garis pusat), adalah garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada control chart.
  • upper control limit, adalah garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.
  • lower control limit, adalah garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali bawah.

Garis-garis tersebut ditentukan berdasarkan data historis, sedangkan besarnya upper control limit dan lower control limit terkadang ditentukan oleh confidence interval dari kurva-kurva normal.

Fungsi control chart adalah untuk pengambilan kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali) atau tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh special cause of variation, yaitu variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem).
  • variasi  adalah fenomena alami. Variasi mungkin cukup besar dan mudah dikenali atau mungkin juga sangat kecil dan susah dikenali dengan inspeksi visual. Ketika variasinya sangat kecil, bendanya mungkin terlihat identik, tetapi instrumen yang presisi akan menunjukkan perbedaannya.

4. Histogram.
Histogram
merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Data dalam histogram dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas, nilai pengamatan dari setiap kelas ditunjukkan dengan sumbu . Bentuk dai histogram adalah seperti grafik batang.

Berdasarkan data yang disajikan dalam histogram akan diketahui bahwa :
  • distribusi yang normal ditunjukkan oleh kebanyakan datanya mendekati nilai rata-rata, yang ditunjukkan oleh histogram yang berbentuk lonceng. 
  • jika histogram serong ke kiri atau ke kanan, berarti kebanyakan data terkumpul dekat batas toleransi  suatu pengukuran, sehingga ada kemungkinan data tidak normal atau kemungkinan ada masalah ketika pengukuran, atau bahkan ada masalah dalam proses. 

Untuk dapat memastikan data normal atau tidak, dapat dilakukan dengan metode uji kenormalan data, seperti  Kolmogorov - Smirnov Test atau Anderson - Darling Normality Test.

Fungsi histogram adalah :
  • menunjukkan data dalam jumlah besar yang susah diinterpretasikan dalam bentuk tabular.
  • menampilkan frekuensi relatif terhadap kejadian berbagai nilai data.
  • menunjukkan pemusatan, variasi, dan bentuk data.
  • menggambarkan secara cepat distribusi data.
  • menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi performa masa depan dari suatu proses.
  • membantu mengindikasi jika terjadi perubahan dalam proses.
  • membantu menjawab pertanyaan "apakah proses mampu memenuhi persyaratan ?"

Interpretasi histogram. Ketika digabungkan dengan konsep kurva normal dan pengetahuan terhadap suatu proses tertentu, histogram menjadi alat yang efektif dan praktis dalam tahapan awal analisis data. Histogram dapat diinterpretasikan dengan menanyakan tiga pertanyaan sebagai berikut :
  • apakah proses yang dilakukan dalam batas spesifikasi ?
  • apakah proses kelihatannya menghasilkan variasi yang luas ?
  • jika tindakan perlu diambil dalam proses, tindakan apa yang pantas ?

Jawaban dari tiga pertanyaan tersebut berada dalam analisis tiga karakteristik histogram sebagai berikut :
  • seberapa terpusat histogram ? Pemusatan data menyediakan informasi mengenai proses yang ditujukan dalam suatu arti atau nilai nominal.
  • seberapa luas histogram ? Melihat luas histogram mendefinisikan variasi proses mengenai tujuan.
  • apa bentuk histogram ? Ingat bahwa data diharapkan berbentuk normal atau kurva lonceng. Perubahan signifikan apapun atau anomali biasanya mengindikasikan adanya sesuatu yang terjadi dalam proses yang menyebabkan masalah kualitas.

5. Pareto Diagram.
Pareto diagram
 merupakan bentuk diagram yang berisikan grafik batang dan grafik garis. 
  • grafik batang menunjukkan klasifikasi dan nilai data.
  • grafik garis menunjukkan total data kumulatif.
Pareto diagram menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya jumlah kejadian. Urutannya mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi hingga pada permasalahan yang frekuensi terjadinya paling sedikit. Dalam grafik ditunjukkan dengan batang grafik yang tertinggi (paling kiri) hingga batang grafik yang terendah (paling kanan). 

Prinsip pareto diagram sesuai dengan hukum pareto  yang menyatakan bahwa :

"sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20 %) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%)".

Pareto diagram mengidentifikasi 20 % penyebab masalah vital untuk mewujudkan 80 % improvement secara keseluruhan.

Fungsi pareto diagram adalah :
  • membantu satu tim untuk terpusat pada penyebab yang akan menghasilkan dampak terbesar jika diselesaikan.
  • menampilkan kepentingan relatif dari problem dalam format visual yang sederhana dan dapat diinterpretasikan dengan cepat.
  • membantu mencegah mengalihkan pemasalahan di mana solusi menghilangkan beberapa penyebab tetapi memperburuk yang lain.
  • kemajuan diukur dalam format yang sangat terlihat yang menyebabkan insentif untuk mendorong lebih banyak peningkatan.
  • analisis pareto dapat digunakan dalam penerapan peningkatan kualitas menufaktur atau non manufaktur. 

6. Scatter Diagram (Diagram Tebar)
Scatter diagram
 merupakan grafik yang menampilkan sepasang data numerik pada sistem koordinat cartesian, dengan satu variabel pada masing-masing sumbu untuk melihat hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika kedua variabel tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di sepanjang garis atau kurva. Semakin baik korelasi-nya, maka akan semakin ketat titik-titik tersebut mendekati garis.

Kapan scatter diagram digunakan ? Scatter diagram digunakan pada saat :
  • memiliki pasangan data numerik.
  • variabel terikat mungkin memiliki beberapa nilai untuk setiap nilai variabel bebas.
  • ingin menetapkan apakah kedua variabel berhubungan.

7. Stratification (Stratifikasi).
Stratification
 atau stratifikasi merupakan pembagian dan pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan mempunyai karakteristik yang sama. Stratification adalah suatu teknik yang digunakan dengan kombinasi alat analisis data lainnya. Tujuan dari penggunaan stratifikasi adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab pada suatu permasalahan.

Kapan stratification digunakan ? Stratification digunakan pada saat :
  • sebelum mengumpulkan data.
  • data berasal dari beberapa sumber atau kondisi.
  • analisis data memerlukan pemisahan sumber atau kondisi.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian tujuh alat pengendali kualitas (quality control seven tools), tujuan dan jenis tujuh alat pengendali kualitas (quality control seven tools).

Semoga bermanfaat.