Shalat Witir : Pengertian, Jumlah Rakaat, Waktu Pelaksanaan, Hukum, Dan Keutamaan Shalat Witir, Serta Doa Setelah Shalat Witir

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Shalat Witir. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Ahmad, yang artinya :

Dari Abu Bashroh Al-Ghiffari r.a, bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah swt telah memberikan tambahkan satu shalat kepada kalian. Oleh karena itu, jagalah selalu shalat tersebut. Yaitu shalat witir.

Dalam satu riwayat yang lain, dijelaskan dalam HR. Bukhari dan Muslim, yang artinya :

Abu Hurairah r.a berkata: “Kekasihku, Nabi SAW memberikan wasiat kepadaku dengan tiga hal, agar aku tidak meninggalkannya sampai aku mati. Ketiganya adalah puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha, dan tidur malam dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.


Secara umum, shalat witir atau “sholatul witr” dapat diartikan sebagai shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari antara setelah waktu shalat isya’ dan sebelum waktu shalat subuh, dengan rakaat ganjil. Shalat witir juga dapat berarti shalat sunnah dengan jumlah rakaat ganjil yang dikerjakan untuk menutup ibadah shalat sunnah yang dikerjakan di hari itu. Shalat witir dilaksanakan setelah shalat sunnah lainnya, seperti tarawih, tahajjud, dan shalat sunnah lainnya, yang dimaksudkan sebagai pamungkas waktu malam untuk "mengganjili" shalat-shalat yang genap. Oleh karena itu, shalat witir dianjurkan untuk menjadikannya akhir dari shalat malam.


Jumlah Rakaat Shalat Witir. Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa arti “witir” adalah ganjil. Sehingga jumlah rakaat dalam shalat witir haruslah ganjil. Shalat witir dapat dilaksanakan satu, tiga, atau lima rakaat atau jumlah lain yang ganjil. 

Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith, dalam “Kitab Taqrirat as-Sadidah”, menjelaskan bahwa jumlah rakaat paling sedikit dalam shalat witir adalah satu rakaat. Hanya saja, makruh hukumnya jika hal ini dilakukan secara terus-menerus tanpa disertai dengan adanya udzur. Melakukan shalat witir dengan jumlah tiga rakaat lebih baik dari satu rakaat, sedangkan paling sempurna adalah dilakukan sampai sebelas rakaat.

Sedangkan berkaitan dengan pelaksanaan shalat witir terdapat dua pendapat, yaitu sebagian ulama berpendapat bahwa shalat witir dilakukan dengan sekali salam, sedangkan sebagian ulama yang lain berpendapat shalat witir dilaksanakan dengan satu kali salam setiap dua rakaat, ditambah satu rakaat satu salam. Misalnya, apabila shalat witir satu rakaat saja maka satu rakaat satu kali salam, apabila shalat witir tiga rakaat maka dilaksanakan dua rakaat satu kali salam ditambah satu rakaat satu kali salam, apabila shalat witir lima rakaat maka dilaksanakan empat rakaat dua kali salam ditambah satu rakaat satu sekali salam, dan seterusnya.

Aisyah r.a menerangkan tentang salatnya Rasulullah SAW di bulan Ramadhan, sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhari, yang artinya :

Rasul tidak pernah shalat malam lebih dari 11 raka’at, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, yaitu beliau shalat 4 raka’at, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama shalatnya, kemudian beliau shalat 4 raka’at lagi, maka jangan engkau tanya tentang bagus dan lama shalatnya, kemudian beliau shalat witir 3 raka’at.”


Baca juga : Doa Dalam Islam

Lafadz Niat Shalat Witir. Niat shalat witir dapat dilafadzkan secara lisan maupun dalam hati. Berikut lafadz niat shalat witir :

1. Niat shalat witir 1 rakaat sendiri :

Ushalli sunnatal witri rak‘atan lillahi ta’alaa.”

yang artinya :

Saya niat shalat witir satu rakaat karena Allah ta’ala.”


2. Niat shalat witir 3 rakaat sendiri :

Ushalli sunnatal witri tsalaasa raka’aatian lillahi ta’alaa.”

yang artinya :

Saya berniat shalat witir tiga rakaat karena Allah ta’ala.”


3. Niat shalat witir berjamaah :

Ushalli sunnatal witri rak’atan (imaaman/makmuuman) lilahi ta’alaa.”

yang artinya :

Saya berniat shalat sunnah witir satu rakaat (menjadi imam/makmum) karena Allah ta’ala.”

Begitu seterusnya, tergantung berapa raka’at shalat witir yang dilaksanakan, sesuaikan niatnya dengan raka’at yang akan dilaksanakan.


Waktu Pelaksanaan Shalat Witir. Waktu pelaksanaan shalat witir adalah sepanjang malam, di mulai setelah selesai shalat isya’ hingga sebelum waktu pelaksanaan shalat subuh. Hal tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam beberapa hadits berikut :

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a, bahwa Nabi SAW bersabda: “Kerjakan shalat witir sebelum kalian memasuki waktu pagi (shalat subuh)”.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa ia berkata: “Dari sepanjang malam, Nabi SAW pernah mengerjakan shalat witir di awal malam (setelah shalat isya’), di tengah malam dan di akhir malam. Waktu shalat witir beliau berakhir hingga waktu sahur (menjelang shalat subuh)”.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’I, Tirmidzi, dan Abu Dawud)


Shalat witir hanya dilakukan satu kali dalam satu malam, baik sebelum tidur maupun setelah bangun tidur. Dalam sebuh hadits diriwayatkan, yang artinya :

Dari Qais bin Thalk berkata suatu hari aku kedatangan ayahnya Thalq bin Ali pada hari Ramadhan, lalu dia bersama kita hingga malam dan shalat (tarawih) bersama kita dan berwitir juga. Lalu dia pulang ke kampungnya dan mengimam shalat lagi dengan penduduk kampung hingga sampailah shalat witir, lalu dia meminta seseorang untuk mengimami shalat witir, “berwitirlah bersama makmum”, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada witir dua kali dalam semalam”.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasai, dan Ahmad)



Hukum Shalat Witir. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Abu Dawud, Nasa’i. Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yang artinya :

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a, bahwa Nabi SAW bersabda: “Shalat witir adalah haq (disyariatkan, sangat dianjurkan). Siapa saja boleh mengerjakan dalam lima rakaat, atau tiga rakaat, atau bahkan satu rakaat.”


Berdasarkan hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa hukum shalat witir adalah sunnah muakad.


Keutamaan Shalat Witir. Dalam sebuah riwayat sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Muslim, yang artinya :

Diriwayatkan dari Aisyah r.a, bahwa Nabi SAW mengerjakan shalat di malam hari, sementara itu Aisyah tidur melintang di hadapan beliau. Ketika tinggal mengerjakan shalat witir, maka beliau membangunkannya, lalu iapun mengerjakan shalat witir.”


Hadits tersebut di atas menggambarkan betapa pentingnya shalat witir untuk dilaksanakan, dikarenakan banyaknya keutamaan shalat witir. Keutamaan shalat witir adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penyempurna shalat malam.
Shalat witir merupakan penutup dari shalat malam, yang dapat dilaksanakan baik sebelum tidur atau setelah bangun tidur. Shalat witir merupakan penyempurna shalat malam atau qiyamul lail seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam salah satu hadits, yang berarti :

Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan shalat witir.”


2. Dicintai oleh Allah swt.
Witir berarti ganjil. Allah swt sangat menyukai sesuatu yang ganjil karena Allah swt adalah satu. Shalat witir merupakan salah satu ibadah yang dicintai Allah swt. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits, yang artinya :

Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai orang-orang yang melakukan shalat witir, maka shalat witirlah, wahai para ahli Al Quran.”


3. Dikabulkan doanya.
Shalat witir dilaksanakan pada malah hari yang merupakan waktu yang tepat untuk berdoa. Doa yang dipanjatkan setelah shalat witir bisa jadi merupakan salah satu doa yang akan dikabulkan oleh Allah swt.

4. Didoakan oleh para malaikat.
Shalat witir yang dilaksanakan pada penghujung malam akan disaksikan oleh malaikat. Mereka akan ikut mendoakan kepada Allah swt dan keberkahan akan menyertai siapa saja yang melaksanakan shalat witir.

5. Diberi hidayah dan keselamatan Allah swt.
Orang yang melaksanakan shalat witir akan semakin kuat dalam menghadapi cobaan dunia dan doanya akan selalu didengar oleh Allah swt. Petunjuk akan selalu menyertai mereka yang menjalankan perintah serta melakukan apa yang Allah swt cintai.

6. Lebih utama dari unta merah.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, yang artinya :

Telah menceritakan kepada Kami (Abul Walid Ath Thayalisi) dan (Qutaibah bin Sa’id) dari (Kharijah bin Hudzafah), Abu Al Walid Al Adawi berkata, bahwa Rasulullah SAW keluar menemui Kami dan berkata: “Sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi kalian sebuah shalat yang dia lebih baik bagi kalian dari pada unta merah, yaitu shalat witir, dan telah menjadikannya berada di antara shalat isya hingga terbit fajar.” (HR. Abu Dawud)



Tata Cara Melaksanakan Shalat Witir. Sama halnya dengan shalat fardhu, shalat witir juga dilaksanakan dengan gerakan yang sama. Yang membedakan adalah terletak pada bacaan niat, jumlah rakaat, dan doa setelahnya. Berikut tata cara pelaksanaan shalat witir yang dapat diamalkan :
  • membaca niat shalat witir.
  • takbiratul ikhram.
  • membaca doa iftitah.
  • membaca surat Al Fatihah dan surat pendek lainnya (diutamakan untuk membaca surat Al ‘Ala).
  • ruku’ dan tumakninah
  • i’tidal dengan tumakninah.
  • sujud dan tumakninah.
  • duduk di antara dua sujud.
  • sujud kedua.
  • (Berdiri dan melakukan rakaat kedua, membaca Al Fatihah dan surat pendek (diutamakan membaca surat Al Kafirun). Pada rakaat ketiga, setelah membaca Al Fatihah, diutamakan untuk membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas).
  • takhiyat akhir dan diakhiri dengan salam.


Doa Setelah Shalat Witir. Doa yang dapat dipanjatkan setelah melaksanakan shalat witir adalah sebagai berikut :

1. Doa setelah shalat witir sendiri :

Allahumma innaa nas'aluka iimaanan daaimaan, wan'asaluka qalban khaasyi'an, wanas'aluka 'ilman naafi'an, wanas'aluka yaqiinan shaadiqon, wanas'aluka 'amalan shaalihan, wanas'aluka diinan qayyiman, wanas'aluka khairan katsiran, wanas'alukal 'afwa wal'aafiyata, wanas'aluka tamaamal 'aafiyati, wanas'alukasyukra 'alal 'aafiyati, anas'alukal ghinaa'a'aninnaasi.
Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhusy-syu'anaa watadhorru'anaa wata'abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar raahimiin. Washallallaahu 'alaa khairi khalqihi muhammadin wa'alaa aalihi washahbihiajma'iina, walhamdulillaahirabbil'aalamiina.

yang artinya :

Wahai Allah. Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia.
Wahai Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami. Wahai Allah, Dzat yang paling penyayang di antara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”


2. Doa setelah shalat witir berjamaah :

Subhanal malikil qudduus (3x), subbuhun quddusun rabbunaa wa rabbul malaa-ikati warruuh, allahumma inni a'udzu bi ridhaoka min sakhotik wa bi mu'afaatika min 'uqubatik, wa a'udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an 'alaik, anta kamaa atsnaita 'ala nafsik.”

yang artinya :

Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan, Maha suci lagi Quddus Tuhan kami, Tuhan para malaikat, dan malaikat Jibril, Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diri-Mu sendiri.”



Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian shalat witir, jumlah rakaat, lafadz niat, waktu pelaksanaan, hukum, keutamaan, dan tata cara melaksanakan shalat witir, serta doa setelah shalat witir.

Semoga bermanfaat.