Pengertian Takabur. Allah berfirman dalam QS. Al A’raf : 12, yang artinya :
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis, "Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Apa yang dilakukan oleh iblis dalam QS. Al A’raf : 12 tersebut merupakan bentuk dari sifat takabur. Berawal dari sifat takabur inilah, kemudian iblis dilaknat oleh Allah.
Secara etimologi, istilah takabur berasal dari bahasa Arab, yaitu takabbara - yatakabbaru yang artinya sombong atau membanggakan diri. Dalam kitab "Lisanul Arab", antara lain disebutkan at-takabur wal istikbar yang berarti at-ta’azzhum (sombong). Sedangkan secara terminologi, takabur dapat diartikan sebagai sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinya yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain. Syeikh Muhammad Nawawi al Bantani, dalam "Maroqil ‘Ubudiyah Syarah Bidayah al-Hidayah", menyebutkan bahwa takabur adalah pandangan hamba kepada dirinya sebagai orang mulia dan pandangannya kepada orang lain dengan penghinaan.
Dalam istilah yang lain, takabur dapat disamakan dengan ta’azum, yaitu menampakan keagungan dan kebesaranya. Takabur merupakan satu penyakit hati yang dapat menutup jalannya hidayah Allah kepada seorang manusia.
Baca juga : Akhlak Dalam Islam
Ciri-Ciri Takabur. Seseorang dapat dikatakan takabur atau sombong apabila memiliki ciri-ciri diantaranya adalah sebagai berikut :
- suka memuji diri dan membanggakan kemuliaan diri, harta, ilmu, dan lain sebagainya.
- suka mencela dan mengkritik orang lain dengan kritik yang menjatuhkan.
- meremehkan orang lain.
- memalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain.
- berlagak dalam berbicara.
- berlebih lebihan dalam berpakaian dan berhias.
- boros dalam harta benda.
Baca juga : Iman Kepada Qada Dan Qadar
Bentuk Takabur. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat takabur sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Takabur adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”.” (HR. Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, Rasulullah membedakan sifat takabur menjadi dua bentuk, yaitu :
- menolak kebenaran.
- meremehkan orang lain.
Selain itu, secara umum takabur dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
1. Takabur Batiniah.
Takabur batiniah atau takabur dalam sikap merupakan sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang sehingga tidak tampak secara lahir. Misalnya :
- mengingkari kebenaran yang datang dari Allah, padahal dia mengetahui kebenaran tersebut.
- tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah, padahal semua persoalan yang dihadapi manusia tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa pertolongan Allah.
2. Takabur Zahiriah.
Takabur Zahiriah atau takabur dalam perbuatan merupakan sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca indera, baik dalam bentuk ucapan maupun gerakan anggota tubuh. Misalnya : riya’, angkuh, memalingkan muka terhadap orang lain, dan lain sebagainya.
Sedangkan berdasarkan objek atau sasarannya, takabur dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
- takabur kepada Allah, merupakan bentuk takabur yang paling buruk. Takabur kepada Allah sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Namrud dan Fir’aun.
- takabur kepada Rasul, merupakan sikap tinggi hati, menolakmengikuti, dan mematuhi risalah yang dibawa dan disampaikan oleh Nabi, karena menganggap Nabi sebagai manusia biasa. Takabur kepada Nabi sebagaimana yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.
- takabur kepada sesama manusia, merupakan sikap membanggakan diri dan meremehkan orang lain.
Baca juga : Pengertian Nifaq
Dampak Negatif dari Takabur. Berikut beberapa dampak negative dari sifat takabur, diantaranya adalah :
1. Tidak disukai Allah.
Allah tidak menyukai sifat takabur. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An Nahl : 23, yang artinya :
“Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.”
2. Tidak akan masuk surga.
Karena Allah tidak menyukai sifat takabur, maka orang yang memiliki sifat takabur tidak akan masuk ke dalam surga Allah. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :
“Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada sebiji sawi kesombongan.” (HR. Muslim)
3. Menjadi penghuni neraka Jahannam.
Orang dengan sifat takabur diancam Allah akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam. Allah berfirman dalam QS. Al Mu’min : 60, yang artinya :
“Dan Tuhanmu berfirman : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".”
4. Jauh dari kebenaran.
Sifat takabur akan menjauhkan manusia dari kebenaran. Allah berfirman dalam QS. Al A’raf : 146, yang artinya :
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.”
5. Terkunci mati hatinya.
Allah berfirman dalam QS. Al Mu’min : 35, yang artinya :
"(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang."
Baca juga : Pengertian Istiqamah
Faktor Penyebab Takabur. Pada umumnya, sifat takabur atau sombong muncul karena merasa memiliki sesuatu hal yang lebih dibandingkan orang lain, merasa dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan pihak lain, kebanggaan diri, dan lain sebagainya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan munculnya sifat takabur pada manusia adalah :
1. Ilmu.
Takabbur karena ilmu muncul karena merasa lebih pandai dari orang lain, ia lebih mengkhawatirkan orang lain daripada diri sendiri. Takabur karena ilmu terjadi karena dua hal, yaitu :
- ilmu yang dipelajari bukan ilmu hakiki. Karena hakekat ilmu adalah yang mampu memperkenalkan manusia akan Rabb-nya, keadaan ketika bertemu Allah dan hijab yang menghalanginya dari Allah.
- keadaan hati yang kotor saat menuntut ilmu, sehingga salah niatnya dan jadilah takabur dengan ilmu yang didapatnya.
2. Amal Ibadah.
Takabur karena amal ibadah muncul karena merasa amal ibadah yang telah dilakukan telah cukup banyak atau melebihi orang lain, sehingga ia merasa pantas masuk surga dibandingkan orang lain.
3. Hasab dan Nasab (Kedudukan dan Keturunan).
Takabur karena hasab dan nasab muncul karena merasa memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari orang lain, dan merasa berasal dari keturanan orang yang terhormat, sehingga ia menuntut orang lain untuk lebih menghormatinya dan meremehkan orang lain.
4. Al Jamal (Ketampanan atau Kecantikan).
Takabur karena al jamal muncul karena merasa memiliki wajah yang tampan atau cantik dibandingkan dengan orang lain, sehinga ia mencela atau menggunjing kekurangan fisik orang lain.
5. Al Maal (Kekayaan).
Takabur karena al maal muncul karena harta yang mereka miliki, sehingga ia meremehkan orang lain karena memandang orang lain tidak cukup kaya dibandingkan dirinya.
6. Al Quwwah (Kekuatan).
Takabur karena al quwwah muncul karena merasa memiliki kekuatan dan kegagahan dibandingkan orang lain yang lebih lemah dan tidak berdaya.
7. Al Atba’ (Pengikut atau Pendukung).
Takabur al atba’ muncul karena merasa memiliki pengikut, murid, kerabat, dan lain sebagainya dalam jumlah yang banyak.
Baca juga : Pengertian Riya'
Cara Menghindari Sifat Takabur. Sifat takabur sangat merugikan manusia dan membawa manusia lebih dekat ke api neraka. Terdapat banyak cara untuk menghindari sikap takabur, diantaranya adalah :
- selalu mendekatkan diri kepada Allah.
- perbanyak ibadah.
- selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah.
- menyadari akibat dr sifat takabur.
- jauhi perbuatan maksiat.
- beramal dengan ikhlas hanya karena Allah bukan karena mengharpkan pujian manusia.
- berpegang teguh pada Al Quran dan hadits.
Baca juga : Aqidah Dalam Islam
Perbedaan Antara Takabur dan Ujub. Sifat takabur hampir sama dengan sifat ujub. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang membedakan antara takabur dan ujub, yaitu :
1. Takabur :
- merupakan sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinya yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain.
- membesarkan dirinya melebihi kapasitas orang lain.
- sifat takabur muncul karena ada orang lain sebagai pembanding.
2. Ujub :
- merupakan bentuk sikap yang menganggap kelebihan yang ada pada dirinya adalah atas usahanya sendiri.
- memandang dirinya banyak memiliki kelebihan.
- sifat ujub dapat terjadi walaupun tidak ada orang lain sebagai pembandingnya.
Baca juga : Pengertian Qanaah
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian takabur, ciri-ciri, bentuk, dampak negatif, faktor penyebab, dan cara menghindari sifat takabur, serta perbedaan antara takabur dan ujub.
Semoga bermanfaat.