Pengertian Pidato. Secara umum, pidato dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan berbicara di depan khalayak ramai atau berorasi dalam menyatakan pendapatnya atau memberikan sebuah gambaran tentang sesuatu hal. Pidato juga dapat berarti mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Pidato umumnya dilakukan oleh seseorang yang dianggap penting untuk menyampaikan pernyataan atau pandangan mengenai suatu hal.
- pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.
- wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.
Selain itu, pengertian pidato juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Karomani, dalam "Keterampilan Berbicara", menyebutkan bahwa pidato adalah wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau sekumpulan orang untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar tertentu dan lain sebagainya.
- Mukti Arsjad Maidar, dalam "Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia", menyebutkan bahwa pidato adalah menyampaikan dan menanamkan pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai dan bermaksud meyakinkan pendengarnya.
- Emha Abdurrahman, dalam "Tehnik dan Pedoman Berpidato", menyebutkan bahwa pidato kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan uraian atau pendapat yang dilakukan oleh seseorang secara lisan mengenai sesuatu hal atau masalah dengan menggunakan kalimat yang jelas di hadapan orang banyak pada waktu tertentu.
- Nur Syam, dalam "Metode Penelitian Dakwah, Sketsa Pemikiran dan Pengembangan Dakwah", menyebutkan bahwa pidato adalah teknik berbicara yang menggunakan kata-kata atau bahasa secara efektif, yaitu dengan menampilkan keterampilan atau kemahiran seseorang dalam melakukan pemilihan kata yang dapat mempengaruhi pendengar.
Baca juga : Pengertian Retorika
Ciri-ciri Pidato. Berbicara di depan khalayak umum dapat dikatakan sebagai pidato, apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
- mempunyai tujuan yang jelas.
- isinya tentang kebenaran.
- cara penyampaian sesuai dengan para pendengar.
- menciptakan suasana efektif pada pendengar.
- penyampaiannya jelas serta menarik.
- memakai intonasi, artikulasi, dan volume yang jelas.
Baca juga : Pengertian Public Speaking (Pembicara Publik)
Jenis dan Tujuan Pidato. Pidato dapat dibedakan dalam beberapa jenis dan tujuan, yaitu sebagai berikut :
1. Pidato yang bersifat persuasif.
Tujuan dari pidato yang bersifat persuasif adalah :
- agar pendengar melakukan sesuatu tindakan.
- agar pendengar termotivasi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.
- mempengaruhi pendengar, dalam arti yang positif.
2. Pidato yang bersifat rekreatif.
Tujuan dari pidato yang bersifat rekreatif adalah :
- untuk memberikan hiburan bagi pendengar.
- agar pendengar merasa senang atau bahagia terhadap informasi yang disampaikan oleh orang yang berpidato.
3. Pidato yang bersifat informatif.
Tujuan pidato yang bersifat informatif adalah :
- untuk memberikan suatu informasi pada pendengar.
- memberikan wawasan yang baru pada pendengar, sehingga pendengar memiliki pemahaman yang lebih terhadap topik yang dipidatokan.
Baca juga : Model Komunikasi Politik, Distorsi Yang Terjadi Serta Faktor Yang Mempengaruhi Pola Komunikasi Politik
Fungsi Pidato. Pidato memiliki beberapa fungsi. Menurut Karomani, fungsi pidato adalah :
- menyampaikan informasi kepada pendengarnya.
- mendidik.
- mempengaruhi pendengar.
- menghibur khalayak.
- membuat propaganda.
- menyambung lidah orang lain.
Baca juga : Pengertian Keterampilan Berbicara
Metode Pidato. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan dalam berpidato. Metode dimaksud adalah :
- metode membaca naskah, yaitu berpidato dengan membaca sebuah naskah yang dirancang terlebih dahulu. Di dalam naskah tersebut terdapat informasi yang akan disampaikan dengan susunan yang tertata rapih dan detail.
- metode hafalan (memoriter), yaitu berpidato dengan tanpa naskah dan mengandalkan ingatan pembicaranya mengenai informasi-informasi yang akan disampaikan kepada khalayak.
- metode impromptu, yaitu berpidato dengan cara spontan tanpa adanya persiapan. Pada umumnya, metode pidato ini dilakukan pada situasi darurat atau spontanitas dimana pembicaranya hanya menyampaikan informasi berdasarkan pengalaman atau pengetahuannya.
- metode ekstemporan, yaitu berpidato dengan tanpa naskah namun pembicara masih memiliki kesempatan untuk mempersiapkan konsep pidato yang akan disampaikan.
Baca juga : Pengertian Tindak Tutur (Speech Act)
Persiapan Pidato. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan sebelum berpidato. Menurut Karomani, untuk dapat berpidato dengan baik, seorang pembicara harus memperhatikan dua unsur, yaitu :
- kebahasaan.
- non kebahasaan, seperti : ketenangan sikap, keberanian, gerak-gerik mimik yang wajar, dan lain sebagainya.
- menentukan topik.
- menganalisis pendengar dan situasi.
- memilih dan menyempitkan topik.
- mengumpulkan bahan.
- membuat garis besar.
- menguraikan secara mendetail.
- melatih vokalisasi.
Sedangkan menurut Gentasri Anwar, dalam "Teknik dan Seni Berpidato", disebutkan bahwa ada tiga langkah dalam persiapan pidato, yaitu :
- persiapan fisik.
- persiapan mental.
- persiapan materi yang dapat menunjang keberhasilan berpidato seseorang.
Selain persiapan tersebut di atas, untuk keberhasilan dalam pidato, pembicara juga harus :
- memahami latar belakang dari pendengar pada umumnya.
- menguasai isi dari pidato yang disampaikan.
- mampu mengungkapkan pikirannya secara lisan dengan lancar.
- memiliki wawasan pengetahuan yang luas, berkaitan dengan topik pidato.
- mampu mengatur suara dengan menggunakan lafal, intonasi, jeda, volume, dan artikulasi yang baik.
- mampu membangun komunikasi yang baik dengan pendengar atau komunikatif.
- memiliki keberanian untuk tampil di depan umum. Tanpa keberanian, tujuan dari pidato yang disampaikan, tidak akan dapat terealisasikan.
- belajar untuk menghayati suasana dan audiens yang akan dihadapi, ketika menyampaikan pidato.
Baca juga : Pengertian Presentasi
Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Pidato. Menurut Mukti Arsjad Maidar, agar seseorang dapat berpidato dengan baik, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Harus mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu meyakinkan orang lain. Dengan memiliki tekad ini maka akan tumbuh keberanian dan sikap percaya diri sehingga pembicara tidak akan ragu-ragu mengucapkan pidatonya.
- Harus memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat menguasai materi dengan baik.
- Harus memiliki perbendaharaan kata yang cukup, sehingga pembicara mampu mengungkapkan pidato dengan lancar dan meyakinkan.
- Harus melakukan kebiasaan atau latihan yang intensif. Persiapan yang matang dan latihan yang intensif akan sangat membantu kelancaran berpidato.
Baca juga : Prinsip Dan Pendekatan Komunikasi Persuasif
Menyusun Teks Pidato. Salah satu hal yang harus dipersiapkan sebelum pidato adalah menyusun teks pidato, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa melakukan pidato. Tujuan dari menyusun (penulisan) teks pidato adalah agar pesan yang ingin disampaikan di dalam pidato tersebut dapat diterima pendengar dengan baik. Sebelum menulis teks pidato, hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah :
- membuat kerangka tulisan.
- mengetahui bagian dari teks pidato dan fungsi bagian-bagian tersebut dalam kesatuan teks yang terdapat pada sebuah pidato.
Secara umum, terdapat tiga bagian yang penting dalam teks pidato, yaitu :
- Pembuka, merupakan bagian dari pidato yang berisikan tentang salam pembuka, rasa syukur, memberikan sapaan pada pendengar, menyampaikan tujuan pidato, dan menegaskan konteks dalam pertemuan atau acara.
- Isi, merupakan bagian dari pidato yang menguraikan tentang pokok-pokok permasalahan yang disesuaikan dengan topik pidato. Selain itu, untuk menguraikan hal-hal yang telah direncanakan atau hal-hal yang ingin disampaikan.
- Penutup, merupakan bagian dari pidato yang berisikan tentang imbauan, ajakan, kesimpulan, ucapan terima kasih dan permohonan maaf, dan salam penutup.
Menurut Dawud dkk, dalam "Bahasa dan Sastra Indonesia", menjelaskan bahwa teks pidato harus jelas gagasannya, organisasi isinya, tata bahasa, kosakata, serta penggunaan ejaannya harus sesuai dengan pedoman EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Berikut penjelasan dari unsur-unsur tersebut :
- Isi Gagasan. Isi gagasan yang dimaksud dalam tulisan ini, adalah gagasan atau ide siswa yang berkenaan dengan tema pidato, yakni perpisahan sekolah. Gagasan ini harus relevan dengan suasana atau tema pidato yang ditentukan guru.
- Organisasi Isi. Pengorganisasian ide atau gagasan adalah penempatan dalam teks pidato akan bagian-bagian teks pidato yang dimulai dari pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan selayaknya diletakkan diawal teks pidato yang disusun, kemudian isi, dan terakhir adalah penutup.
- Tata Bahasa. Tata bahasa dalam teks pidato dimaksudkan sebagai susunan kata-kata menjadi kalimat, paragraf, dan teks secara utuh. Susunan bahasa harus jelas dan logis, sehingga makna dalam teks pidato dapat ditangkap dengan mudah.
- Kosa Kata. Kata-kata yang menyambung kalimat harus selaras dengan maksud penulis. Kosa kata yang digunakan juga harus tepat, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dari pendengar. Kosa kata harus baku dan tidak menggunakan kosa kata dari daerah masing-masing siswa, tetapi harus menggunakan bahasa Indonesia.
- EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Teks pidato yang ditulis siswa harus memperhatikan unsur EYD, sehingga tidak terjadi kesalahan, yang mengakibatkan pemaknaan terhadap teks menjadi rancu.
Baca juga : Berbagai Bentuk Komunikasi
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pidato, ciri-ciri, jenis dan tujuan, fungsi, metode, persiapan, dan faktor yang harus diperhatikan dalam pidato, serta menyusun teks pidato.
Semoga bermanfaat.