Pengertian Cerita Rakyat. Cerita rakyat menjadi bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki setiap bangsa. Di Indonesia sendiri, banyak cerita rakyat yang menarik dan telah banyak diceritakan atau ditulis ulang dengan banyak cara dan banyak versi. Secara umum, cerita rakyat dapat diartikan sebagai cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas di setiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam, yang mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Pada umumnya cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia, atau dewa-dewi.
Menurut James Danandjaja, dalam "Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. ", menyebutkan bahwa cerita rakyat merupakan genre folklor lisan yang diceritakan secara turun temurun. Folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu "folklore", yang merupakan penggabungan dari kata "folk" yang berarti rakyat (sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang sama serta mempunyai kesadaran kepribadian sebagai kesatuan masyarakat), dan "lore" yang berarti pengetahuan, tradisi atau adat. Berdasarkan hal tersebut, folklore dapat berarti satu pengetahuan atau tradisi (adat) dari masyarakat (rakyat) yang diwariskan secara turun temurun, baik dalam bentuk lisan ataupun contoh yang disertai gerak isyarat atau alat bantu pengingat.
Baca juga : Pengertian Hikayat
Selain itu, pengertian cerita rakyat juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
- Suripan Sadi Hutomo, dalam "Mutiara yang Terlupakan : Pengantar Studi Sastra Lisan", menyebutkan bahwa cerita rakyat adalah ekspresi budaya suatu masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. Dahulu, cerita rakyat diwariskan secara turun- menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya secara lisan.
- Liaw Yock Fang, dalam "Sejarah Kesusatraan Melayu Klasik", menyebutkan bahwa cerita rakyat adalah karya sastra yang hidup di tengah masyarakat dan biasanya cerita rakyat disampaikan secara lisan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya, atau tokoh masyarakat menceritakan kepada masyarakat kampung yang belum bisa membaca dan menulis.
Baca juga : Pengertian Dongeng
Ciri-ciri Cerita Rakyat. Suatu cerita dapat dikatakan sebagai cerita rakyat apabila memenuhi beberapa ciri-ciri, diantaranya adalah :
- disampaikan secara lisan dan turun-temurun (berkembang dari mulut ke mulut).
- tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya (bersifat anonim).
- kaya dengan nilai-nilai luhur.
- bersifat tradisional.
- memiliki banyak versi dan variasi.
- memiliki bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapkannya.
Baca juga : Pengertian Mitos Dan Mitologi
Unsur Cerita Rakyat. Unsur cerita rakyat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Unsur Instrinsik.
Unsur instrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Unsur instrinsik cerita rakyat, meliputi :
1.1. Tema.
Tema merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh seorang pengarang melalui karyanya. Tema juga dapat berarti permasalahan yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita, sekaligus merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang dalam cerita yang dikarangnya.
1.2. Alur atau Plot.
Alur merupakan jalannya cerita. Alur juga dapat berarti rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dari awal hingga akhir, dengan dasar hubungan sebab akibat. Pada umumnya alur dapat dibedakan dalam tiga macam, yaitu :
- alur maju, merupakan peristiwa-peristiwa yang disajikan secara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
- alur mundur, merupakan peristiwa yang diceritakan kembali.
- alur gabungan, merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur.
1.3. Latar atau Setting.
Latar merupakan keterangan tentang :
- tempat, adalah tempat atau bangunan fisik lain yang menjadi tempat terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
- waktu, adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa cerita itu terjadi.
- suasana, adalah salah satu unsur instrinsik yang berkaitan dengan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalannya cerita, suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu.
terjadinya suatu peristiwa dalam suatu karya sastra.
1.4. Tokoh dan Penokohan.
Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa dimaksud mampu menjalin suatu cerita. Penokohan merupakan penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh yang membedakan dengan tokoh yang lain. Berdasarkan hal tersebut, istilah tokoh merujuk pada orangnya atau pelaku cerita, sedangkan penokohan merujuk pada sikap kualitas pribadi tokoh.
Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh utama dibedakan menjadi dua, yaitu.
- tokoh protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
- tokoh antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
1.5. Sudut Pandang.
Sudut pandang merupakan kedudukan pengarang dalam cerita, atau cara pandang pengarang. Setiap pengarang memiliki sudut pandang penceritaan yang berbeda, ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama (aku atau saya), ada yang menggunakan sudut pandang penceritaan orang kedua (kamu atau kau), dan ada juga yang menggunakan sudut pandang orang ketiga (ia, dia atau nama orang).
1.6. Amanat.
Amanat merupakan hal yang disampaikan pengarang. Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. Di dalam karya sastra modern amanat ini biasanya tersirat, di dalam karya sastra lama pada umumnya amanat tersurat. Jadi, amanat merupakan gagasan yang mendasari karya sastra baik tersirat maupun tersurat dalam karya sastra.
2. Unsur Ekstrinsik.
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan isi suatu karya/cerita, unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.
Baca juga : Sastra Melayu Klasik
Jenis Cerita Rakyat. Cerita rakyat dapat dibedakan dalam beberapa jenis. Menurut William R. Bascom, dalam "Four Function of Folklore", cerita rakyat dapat dikelompokkan dalam tiga golongan besar, yaitu :
- mitos (mite/myth), adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi setelah dianggap suci oleh empunya. Mite ditokohkan oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang sepertikita kenal sekarang ini dan terjadi di masa lampau.
- legenda (legend), adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia walaupun adakalanya sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya belum terlalu lama.
- dongeng (folktale), adalah prosa rakyat yang dianggap benar-benar oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terkait waktu maupun tempat.
Sedangkan menurut Muh. Nur Mustakim, dalam "Teori dan
Apresiasi Sastra Anak-anak", cerita rakyat dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yang didasarkan pada isi cerita dan tokoh cerita, sebagai berikut :
- fabel, adalah cerita yang pelakunya adalah binatang yang merupakan simbol perilaku manusia. Biasanya cerita itu memiliki ajaran moral yang sangat eksplisit dan bahasa yang sederhana, dan sesuai dengan perkembangan bahasa anak.
- legenda, adalah cerita tentang kejadian suatu tempat atau sesuatu nama tempat yang dianggap mempunyai makna bagi kehidupan manusia.
- mite, adalah jenis cerita yang tokoh-tokohnya dianggap keramat.
- sage, adalah cerita rakyat yang menceritakan sejarah kesuksesan para tokoh-tokohnya
Fungsi Cerita Rakyat. Secara umum, cerita rakyat memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
- sarana hiburan. Dengan mendengarkan cerita rakyat seperti dongeng, mite, atau legenda, pendengar sekan-akan diajak berkelana ke alam lain yang tidak mungkin dijumpai dalam pengalaman hidup sehari-hari.
- sarana pendidikan. Pada dasarnya cerita rakyat ingin menyampaikan pesan atau amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya.
- sarana penggalang rasa kesetiakawanan. Cerita rakyat merupakan sarana penggalang rasa kesetiakawanan di antara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut.
- pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan moral bisa dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat. Di samping itu di dalamnya juga terdapat larangan dan pantangan yang perlu dihindari. Cerita rakyat bagi warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial.
Menurut William R. Bascom, cerita rakyat memiliki empat fungsi, yaitu :
- sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai alat pencermin angan-angan suatu masyarakat.
- sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
- sebagai alat pendidikan anak.
- sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat selalu dipatuhi anggota masyarakatnya.
Baca juga : Asal Usul Aksara Jawa
Nilai yang Terkandung dalam Cerita Rakyat. Pada dasarnya, dalam cerita rakyat terkandung nilai-nilai penting yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai-nilai dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Nilai Moral.
Moral merupakan suatu ajaran berupa petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan. Dalam cerita rakyat, moral atau hikmah yang diperoleh pembaca selalu dalam pengertian baik. Jika dalam sebuah cerita rakyat ditampilkan sikap dan tingkah laku yang kurang terpuji oleh tokoh cerita tidak berarti pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap,mencontoh, dan bertindak seperti itu.
2. Nilai Adat atau Tradisi.
Adat merupakan wujud ideal dari kebudayaan. Secara lengkap, wujud tersebut disebut adat tata kelakuan. Adat berfungsi sebagai pengatur kelakuan.
3. Nilai Pendidikan Agama.
Agama memiliki beberapa fungsi sosial yang penting :
- agama merupakan sanksi untuk perilaku yang luas yang memberi pengertian tentang baik dan jahat.
- agama membebaskan manusia dan baban untuk perbuatan perbuatan yang direstui.
- agama membebaskan manusia dan beban untuk mengambil keputusan dan menempatkan tanggung jawabnya ditangan dewa-dewa.
- agama memegang penting dalam pemeliharaan solidaritas sosial.
4. Nilai Pendidikan Sejarah.
Melalui cerita rakyat setidaknya dapat dirunut kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau. Selain itu, juga dapat mengetahui :
- apa yang pernah dialami atau dilakukan seorang tokoh atau kelompok masyarakat pada masa tertentu.
- apa saja yang ditinggalkan seorang tokoh atau kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah.
sehingga dapat diketahui hubungan antara benda-benda peninggalan sejarah dengan perjalanan hidup seorang tokoh. Kejadian masa silam memang tidak mungkin terulang Kembali, tapi peristiwa masa lampau dapat ditemukan hikmah atau nilai pada kehidupan masa kini atau pada hari esok. Inilah bukti bahwa cerita rakyat dapat memberikan nilai sejarah (historis) kepada generasi berikutnya.
Baca juga : Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, Dan Bagong)
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian cerita rakyat, ciri-ciri, unsur, jenis, dan fungsi cerita rakyat, serta nilai yang terkandung dalam cerita rakyat.
Semoga bermanfaat.