Struktur Modal (Capital Structure) : Pengertian, Teori Dan Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal, Serta Perbedaan Antara Struktur Modal, Struktur Keuangan, Dan Struktur Aset

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Struktur Modal. Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan adalah modal. Secara umum, modal adalah seperangkat uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan istilah struktur dapat diartikan sebagai suatu pengaturan berbagai unsur atau bagian. Sehingga secara harfiah, struktur modal dapat berarti suatu komposisi modal, baik itu uang atau barang, yang digunakan oleh suatu perusahaan, yang terdiri dari modal sendiri maupun modal dari hutang. 

Struktur modal
juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi atau perimbangan antara hutang dan ekuitas yang digunakan untuk membiayai keseluruhan operasional dan ekspansi suatu perusahaan. Hutang dan ekuitas, berikut aset yang dibeli dengan utang ataupun ekuitas, dapat dilihat dalam neraca yang dibuat oleh perusahaan. Struktur modal dapat merupakan campuran dari hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, saham biasa dan saham preferen perusahaan. Di mana proporsi hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek perusahaan biasanya akan diperhitungkan saat menganalisis struktur modal dari suatu perusahaan.


Selain itu, pengertian struktur modal juga dapat dijumpai dalam berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Handono Mardiyanto, dalam bukunya yang berjudul "Inti Sari Manajemen Keuangan", menyebutkan bahwa struktur modal adalah komposisi dan proporsi hutang jangka panjang dan ekuitas (saham prefere dan saham biasa) yang ditetapkan oleh perusahaan.
  • Irham Fahmi, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Manajemen Keuangan", menyebutkan bahwa struktur modal adalah gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang jangka panjang (long term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.
  • Bambang Riyanto, dalam bukunya yang berjudul "Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan", menyebutkan bahwa struktur modal adalah pembelanjaan permanen di dalam mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri.
  • Agus Sartono, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi", menyebutkan bahwa struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa.


Teori Struktur Modal. Terdapat beberapa teori dalam struktur modal, yaitu :

1. Teori Pendekatan Tradisional.
Teori pendekatan tradisional menyatakan bahwa akan ada struktur modal dengan optimal. Dengan maksud, struktur modal memiliki pengaruh pada nilai perusahaan, di mana struktur modal dapat berubah-ubah agar dapat diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2. Teori Trade Off
Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, dalam bukunya yang berjudul "Manajemen Keuangan", menjelaskan bahwa teori trade off dari leverage menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyeimbangan antara manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak perseorang yang menguntungkan dari suku bunga dan biaya kebangkrutan dengan tinggi). Kenyataan bahwa bunga adalah beban yang bisa dikurangi sudah membuat hutang lebih murah dibanding saham biasa atau saham preferen. Sehingga pemakaian hutang akan menjadikan meningkatnya porsi laba operasi perusahaan yang mengalir pada investor.

3. Teori Modigliani - Miller.
Teori Modigliani - Miller mengusulkan dua proporsi, yaitu :
  • struktur modal tidak relevan dengan nilai perusahaan. Nilai dua perusahaan yang identik akan tetap sama dan nilai tidak akan mempengaruhi pilihan keuangan yang diadopsi untuk membiayai aset. Nilai suatu perusahaan tergantung pada pendapatan yang diharapkan di masa depan. Hal tersebut ketika tidak ada pajak.
  • penggunaan aset dan sumber dana meningkatkan nilai perusahaan dan mengurangi biaya modal tertimbang rata-rata. Hal tersebut ketika tersedia informasi pajak. 

4. Teori Pecking Order.
Teori pecking order merupakan urutan sumber pendanaan dari internal (laba ditahan) dan eksternal (penerbitan ekuitas baru). Myers dan Majluf menjelaskan bahwa teori pecking order memiliki dasar dari dua asumsi, yaitu :
  • para manajer lebih tahu prospek perusahaan mereka sendiri dibandingkan dengan investor luar.
  • manajer bertindak dalam kepentingan terbaik pemegang saham yang ada.
Teori pecking order memberikan prediksi bahwa perusahaan lebih memilih untuk memakai dana internal jika tersedia, dan memilih hutang atas ekuitas pada saat pembiayaan eksternal dibutuhkan.

5. Teori Keagenan (Agency Approach).
Teori keagenan dibangun sebagai usaha untuk menyelesaikan, memahami, dan memecahkan masalah yang timbul apabila ada ketidak-lengkapan informasi ketika melakukan kontrak. Teori keagenan berhubungan dengan penyelesaian dua masalah yang hsa saja terjadi dalam hubungan keagenan. 

6. Teori Asimetri Informasi dan Signaling.
Teori ini tersusun dari asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang saham. Karena terdapat asymmetric information maka manajer harus berupaya memberi sinyal kepada investor. Sinyal tersebut harus dalam bentuk sesuatu yang bisa dipercaya dan tidak mudah ditiru. Dalam kebijakan struktur modal, sinyal yang diberikan adalah dalam bentuk digunakannya porsi hutang yang lebih besar pada perusahaan. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung risiko mendapatkan kesulitan keuangan pada saat porsi hutang perusahaan tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi digunakan manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang handal.
Teori asimetri informasi dan signaling menyatakan bahwa pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama tentang prospek maupun risiko bisnis.


Komponen Struktur Modal. Menurut Bambang Riyanto, struktur modal tersusun atas beberapa komponen, yaitu :

1. Modal Asing.
Modal asing atau hutang merupakan modal suatu perusahaan yang berasal dari luar perusahaan yang bersangkutan yang sifatnya sementara atau berupa hutang yang dalam jangka waktu tertentu harus dibayar kembali. Dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan pemakaian modal asing atau hutang harus dipertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang dalam bentuk bunga yang akan menyebabkan semakin tingginya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal asing atau hutang dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
  • hutang jangka pendek (short term debt), adalah hutang atau modal asing dengan jangka waktu pengembalian paling lama satu tahun.
  • hutang jangka menengah (intermediate term debt), adalah hutang atau modal asing dengan jangka waktu pengembalian antara satu tahun atau kurang dari sepuluh tahun. 
  • hutang jangka panjang (long term debt), adalah hutang atau modal asing dengan jangka waktu pengembalian lebih dari sepuluh tahun.

2. Modal Sendiri.
Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal yang asalnya dari pemilik perusahaan dan ditaman dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak tentu lamanya. Modal sendiri atau akuitas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
  • modal saham, adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam sebuah perusahaan. Terdapat beberapa jenis saham, yaitu saham biasa (common stock), saham preferen (prefed stock), saham kumulatif (cummulative prefered stock), dan lain sebagainya.
  • cadangan, adalah modal yang diperoleh dari penyisihan keuntungan perusahaan selama rentang waktu yang lalu atau selama tahun berjalan. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri diantaranya cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, cadangan untuk menampung hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (cadangan umum). 
  • laba ditahan. Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan beberapa dapat dibayarkan sebagai dividen, dan beberapa lainnya ditahan oleh perusahaan berdasarkan tujuan tertentu. Jika perusahaan belum mempunyai suatu tujuan tertentu untuk pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan dimaksud adalah keuntungan yang ditahan. 


Fungsi Struktur Modal. Fungsi struktur modal bagi suatu perusahaan diantaranya adalah :
  • memaksimalkan pengembalian. Struktur modal yang dirancang dengan baik, akan memberikan ruang lingkup untuk meningkatkan laba persaham, yang pada akhirnya akan memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan memulihkan biaya pinjaman.
  • fleksibilitas. Struktur modal yang baik akan memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal hutang agar sesuai dengan strategi dan kondisi bisnis.
  • solvabilitas. Struktur modal yang baik akan membantu menjaga likuiditas di perusahaan karena modal hutang yang tidak direncanakan menyebabkan beban pembayaran bunga, yang pada akhirnya akan mengurangi kas perusahaan.
  • meminimalkan biaya modal. Struktur modal yang baik akan mempermudah perusahaan dalam merencanakan modal hutang jangka panjang perusahaan secara strategis sehingga akan mengurangi biaya modal.
  • pemanfaatan dana yang optimal. Struktur modal yang baik, dirancang secara strategis dan tersusun secara sistematis sehingga membantu perusahaan dalam menghasilkan output maksimal dari dana yang tersedia.
  • mengurangi risiko keuangan. Struktur modal yang baik adalah dengan menyeimbangkan proporsi hutang dan ekuitas sehingga akan membantu perusahaan dalam mengelola bisnis dan meminimalkan risiko.
  • alat perencanaan pajak. Struktur modal yang baik memberikan pengusaha, terutama yang memilih dana hutang, dalam mendapatkan pengurangan pajak manfaat dan tabungan, serta mengurangi biaya pinjaman.
  • meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Investor lebih suka menempatkan uang mereka di perusahaan yang memiliki struktur modal yang sehat, yang mengarah pada peningkatan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan. 


Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal diantaranya adalah sebagai berikut :
  • ukuran perusahaan (firm size). Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh karenanya kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau mengalami kebangkrutan akan lebih kecil. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, menerima peringkat kredit yang lebih tinggi untuk masalah hutang serta dapat membayar tingkat bunga yang lebih rendah pada modal hutang.
  • struktur aktiva (tangibility). Struktur aktiva adalah perimbangan antara total aktiva dan aktiva tetap. Dalam suatu perusahaan industri lebih mengutamakan modal permanen dari pada modal sendiri, sedangkan hutang pada perusahaan industri sifatnya sebagai pelengkap. 
  • growt opportunity. Growt opportunity adalah peluang suatu perusahaan untuk tumbuh di masa yang akan datang. Suatu perusahaan cenderung melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaan. 
  • resiko bisnis. Ada hubungan negatif antara struktur modal dan resiko bisnis. Resiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan. Peluang kegagalan bisnis lebih besar apabila perusahaan memiliki pendapatan yang tidak stabil. Demikian juga, saat probabilitas kebangkrutan meningkat, masalah perusahaan yang terkait dengan hutang menjadi semakin memburuk. Dengan demikian, ketika resiko bisnis meningkat, tingkat hutang dalam struktur modal perusahaan harus menurun.
  • leverage operasi. Leverage operasi adalah kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan biaya tetap untuk menghasilkan laba yang lebih baik bagi peusahaan. Penggunaan biaya tetap dalam proses produksi juga akan ikut mempengaruhi struktur modal sebuah perusahaan. Leverage operasi yang tinggi atau penggunaan proporsi biaya tetap yang lebih tinggi dalam total biaya selama periode waktu tertentu akan dapat memperbesar variabilitas penghasilan di masa depan. Ada hubungan negatif antara leverage operasi dan tingkat utang dalam struktur modal. Semakin tinggi leverage operasi, semakin besar kemungkinan kegagalan bisnis dan semakin besar akan menjadi beban biaya kebangkrutan pada keputusan pembiayaan perusahaan. 
  • profitabilitas. Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima.
  • stabilitas dalam arus kas. Stabilitas arus kas perusahaan juga mempengaruhi struktur modal. Apabila arus kas perusahaan relatif stabil, maka kemungkinan tidak akan menemukan kesulitan dalam memenuhi kewajiban biaya tetapnya. Akibatnya, perusahaan dapat mencoba mengambil manfaat dengan menggunakan leverage sampai batas tertentu.
  • sifat industri. Struktur modal suatu perusahaan juga tergantung pada sifat industri di mana perusahaan tersebut beroperasi. Semakin banyak perusahaan pesaing maka akan semakin mempengaruhi laba suatu perusahaan. Akibatnya, perusahaan tersebut akan lebih berisiko jika menggunakan sekuritas dengan biaya tetap. 

Baca juga : Pengertian Ekuitas

Perbedaan Antara Struktur Modal, Struktur Keuangan, dan Struktur Aset. Struktur modal berbeda dengan struktur keuangan atau struktur aset. Perbedaan pokok antara struktur modal, struktur keuangan, dan struktur aset adalah sebagai berikut :

1. Struktur modal :
  • struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan, yang mengacu pada proporsi hutang jangka panjang dan ekuitas dalam total struktur modal. Struktur modal terdiri dari hutang jangka panjang dan dana pemegang saham. (Beberapa ahli manajemen keuangan memasukkan hutang jangka pendek dalam komposisi struktur modal. Dalam hal demikian, maka tidak ada perbedaan antara struktur modal dan struktur keuangan).

2. Struktur keuangan :
  • mengacu pada kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dan semua kewajiban, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Struktur keuangan terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan dana pemegang saham yaitu seluruh sisi kiri neraca perusahaan.

3. Struktur aset :
  • komposisi total aset yang digunakan oleh perusahaan yaitu peningkatan sisi aset neraca suatu perusahaan, yang menunjukkan aplikasi dana dalam berbagai jenis aset tetap dan lancar. 


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian struktur modal, teori, komponen, fungsi, dan faktor yang mempengaruhi struktur modal, serta perbedaan antara struktur modal, struktur keuangan dan struktur aset.

Semoga bermanfaat.