Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi bangsa dan negara Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang, seiring dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Filsafat dan ideologi Pancasila merupakan dua hal yang berbeda, namun di antara keduanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat, terutama bagi bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Filsafat Pancasila merupakan hasil pemikiran yang paling mendalam dan dianggap telah dipercaya dan diyakini sebagai suatu kesatuan dari norma dan nilai yang paling dianggap benar, adil, bijaksana, paling baik, dan paling sesuai dengan kaidah didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Filsafat Pancasila merupakan norma-norma dan pedoman yang dipegang dalam kehidupan bernegara di Indonesia dengan dasar konsep hidup manusia dan etika yang senantiasa berubah seiring dengan perkembangan jaman dan didasari pada fakta atau kebenaran. Filsafat Pancasila berarti bahwa Pancasila mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi dalam pembentukan ideologi Pancasila.
Baca juga : Ideologi Pancasila
Dalam filsafat, terdapat pola tentang sistem kefilsafatan, yaitu pemikiran yang harus sistematis, tinjauan permasalahan yang sampai ke akar persoalan, ruang lingkup pemikiran yang universal, serta mengandung nilai obyektif, artinya adalah :
- Filsafat Pancasila memiliki sifat logis, obyektif, bisa mencakup segala hal yang terjadi di masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan filsafat Pancasila, berusaha dikemukakan hakikatnya secara manusiawi untuk kemudian disusun secara sistematis. Dasar pengembangan filsafat Pancasila juga dilandaskan pada hakikat kodrat manusia.
Ideologi Pancasila merupakan seperangkat ide atau cita-cita yang menentukan keyakinan dan cara berpikir untuk mewujudkan suatu tujuan dengan berlandaskan pada lima sila dalam Pancasila. Dalam kaitannya dengan bangsa Indonesia, berarti segala tindakan rakyat Indonesia sebagai warga negara dan bagian dari masyarakat Indonesia harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Ideologi Pancasila juga dapat diartikan sebagai nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Atau dengan kata lain, ideologi Pancasila merupakan kumpulan nilai-nilai atau norma-norma yang berdasarkan sila-sila yang ada pada Pancasila.
Pancasila juga merupakan ideologi terbuka dan tertutup, maksudnya adalah :
- Pancasila sebagai ideologi terbuka, artinya bahwa ideologi Pancasila tidak bersifat mutlak dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman tanpa mengubah esensi atau nilai dasar dari Pancasila itu sendiri. Nilai-nilai yang diusung oleh ideologi Pancasila masih bisa digali dan tidak dipaksakan dari luar.
- Pancasila sebagai ideologi tertutup, artinya bahwa Pancasila bertindak sebagai sebuah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial yang dianggap paling benar dan tidak dapat diganggu gugat. Pancasila sebagai ideologi tertutup juga menunjukkan bahwa Pancasila juga merupakan filsafat, yang akan dibahas selanjutnya, yang harus dipatuhi dan diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi.
Baca juga : Demokrasi Pancasila
Hubungan Pancasila Dipandang Sebagai Sistem Filsafat dan Ideologi. Filsafat adalah suatu pemikiran kritis untuk melogikakan sesuatu, sehingga filsafat menjadi akar dari setiap ilmu pengetahuan. Sedangkan ideologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang cita-cita. Hubungan antara filsafat dan ideologi sangatlah erat. Pada umumnya, ideologi terbentuk karena adanya sistem filsafat. Ideologi bersumber pada filsafat.
- Filsafat lahir dari perenungan dan pencarian jati diri sehingga lahirlah cita-cita dan tujuan yang menjadi landasan hidup seseorang atau kelompok sehingga hal tersebut menjadi identitas bagi pemilik ideologi tersebut.
- Ideologi merupakan hasil filsafat, ideologi adalah output dari struktur pemikiran yang sudah matang serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks. Filsafat, khususnya dalam ranah epistemologi, yang kemudian menentukan kecenderungan dari ideologi yang dihasilkan.
Sebagai suatu sistem filsafat dan ideologi, Pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Pancasila dikatakan sebagai filsafat karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dituangkan dalam suatu sistem. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat yang pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup bangsa.
Baca juga : Tujuan Mempelajari Pancasila
Perbedaan Antara Filsafat Pancasila dan Ideologi Pancasila. Terdapat beberapa hal yang membedakan antara filsafat Pancasila dan Ideologi Pancasila. Perbedaan dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Filsafat Pancasila.
Pancasila sebagai suatu filsafat :
- bersifat tetap dan harus diyakini kebenarannya yang tidak dapat diganggu gugat, yang merupakan pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
- mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
- memiliki sifat obyektif, logis, dan universal.
- menjelaskan secara logis dan terperinci mengenai isi dari ideologi itu sendiri.
2. Ideologi Pancasila.
Pancasila sebagai suatu ideologi :
- mengandung nilai-nilai yang masih dapat digali dan disesuaikan dengan jaman.
- memberikan pedoman tentang bagaimana bangsa Indonesia dapat mencapai cita-citanya, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
- bersifat subyektif, normatif, dan tertutup.
- memberi gambaran yang dari pandangan Indonesia sebagai negara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Baca juga : Pancasila Sebagai Way Of Life Bangsa Indonesia
Sedangkan, Driyarkarya membedakan Pancasila sebagai filsafat dan Pancasila sebagai pandangan hidup (weltanschauung) lebih bersifat teoritis dan abstrak, yaitu cara berpikir dan memandang realita dengan sedalam-dalamnya untuk memperoleh kebenaran. Beberapa perbedaan di antara keduanya adalah :
- filsafat berada dalam lingkup ilmu, sedangkan pandangan hidup (weltanschauung) berada dalam lingkungan hidup manusia.
- pandangan hidup (weltanschauung) lebih mengacu pada pandangan hidup yang bersifat praktis, sedangkan filsafat lebih ke sifat yang teoritis dan abstrak.
Demikian penjelasan berkaitan dengan hubungan dan perbedaan antara filsafat Pancasila dan Ideologi Pancasila.
Semoga bermanfaat.