Pengertian Pembelajaran Tematik. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, karena dalam sistem pembelajaran tematik siswa dituntut untuk aktif dalam mempelajari konsep-konsep dari materi yang diajarkan. Secara umum, pembelajaran tematik dapat diartikan sebagai suatu bentuk pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik juga dapat berarti suatu bentuk model pembelajaran terpadu yang menggabungkan beberapa materi, mata pelajaran atau bidang studi menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu yang terintegrasi, yang memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Selain itu, pengertian pengajaran tematik juga dapat ditemui dalam pendapat para ahli, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Abdul Majid, dalam bukunya yang berjudul "Strategi Pembelajaran", menyebutkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih baik dan bermakna.
- Suryosubroto, dalam bukunya yang berjudul "Proses Belajar Mengajar di Sekolah", menyebutkan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
- S. B. Mamat, dkk, dalam bukunya yang berjudul "Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik", menyebutkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam dalam tema-tema tertentu.
Landasan Pembelajaran Tematik. Landasan pembelajaran tematik meliputi :
1. Landasan Filosofis.
Dalam pembelajaran tematik dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat, yaitu :
- aliran progresivisme, yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa.
- aliran konstruktivisme, yang memandang pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.
- aliran humanisme, yang memandang siswa dari sisi keunikannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis.
Pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologi perkembangan siswa dan psikologi belajar.
- Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
- Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya.
3. Landasan Yuridis.
Pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah. Landasan yuridis tersebut diantaranya adalah :
- Pasal 9 Undang-Undang Nomor : 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menyebutkan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
- Bab V Pasal 1.b Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik. Pembelajar tematik mempunyai beberapa ciri khas yang menjadi karakteristiknya, yang membedakannya dengan sistem pembelajaran yang lain. Ciri khas dari pembelajaran tematik tersebut diutarakan oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1. Firdaus.
Menurut Firdaus, dalam bukunya yang berjudul "Reformasi Pembelajaran Menuju Kualitas Insan Bertaraf Dunia", menyebutkan bahwa pembelajaran tematik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- aktif dan berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal tersebut sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, maksudnya memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
- memberikan pengalaman langsung. Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga siswa dihadapkan kepada sesuatu yang nyata atau konkrit sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
- pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat yang berkaitan dengan kehidupan siswa.
- menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, sehingga siswa mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
- bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat fleksibel di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
- hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Dalam pembelajaran tematik, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
- menggunakan prinsip belajar sambil bermain. Pembelajaran tematik dilakukan dengan prinsip belajar sambil bermain sehingga dapat menyenangkan siswa (joyfull learning).
2. Abdul Majid.
Menurut Abdul Majid, ciri-ciri atau prinsip dari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
- holistik. Pembelajaran tematik menitik-beratkan pengamatan dan pengkajian suatu peristiwa melalui beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
- bermakna. Pengkajian suatu peristiwa dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skema yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
- otentik. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
- aktif. Pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.
Model Pembelajaran Tematik. Pembelajaran tematik merupakan bentuk pembelajaran terpadu. Menurut Rusman, dalam bukunya yang berjudul "Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru", menyebutkan bahwa pembelajaran tematik mempunyai sepuluh model, yaitu :
- fragmented (penggalan), merupakan model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin juga ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran mempunyai ranahnya sendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Siswa mempelajari mata pelajaran tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain.
- connected (keterhubungan), merupakan model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahkan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu mata pelajaran.
- nested (sarang), merupakan model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisasi, yaitu memadukan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja, tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada perioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan yang lain.
- sequenced (pengurutan), merupakan model pembelajaran yang topik atau unit disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subyek saling mendukung.
- shared (irisan), merupakan model pembelajaran terpadu, gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema.
- webbed (jaring laba-laba). merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya di mulai dengan menentukan tema tertentu, kemudian dikembangkan menjadi sub tema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan mata pelajaran yang lain. Selanjutnya dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang mendukung.
- threaded (bergalur), merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada meta kurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
- integrated (keterpaduan), merupakan model pembelajaran dari konsep beberapa mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran dalam satu paket pembelajaran bertema. Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru. Jika dapat diterapkan dengan baik, maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah integrated day.
- immersed (terbenam), merupakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dala satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran, maka selain mempelajari biologi, kimia, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya.
- networked (jaringan kerja), merupakan model pembelajaran dalam bentuk kerja sama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang dimintanya sehingga siswa secara tidak langsung akan mencari tahu dari berbagai sumber, seperti buku bacaan, internet, guru, dan lain sebagainya.
Manfaat Pembelajaran Tematik. Sistem pembelajaran tematik mempunyai beberapa manfaat, diataranya adalah sebagai berikut :
- guru lebih efisien dalam hal waktu karena materi yang dipresentasikan dengan menggunakan pembelajaran tematik bisa dirancang sesuai dengan kebutuhannya.
- menghindari tumpang tindih dalam pelajaran, karena beberapa kompetensi dasar, indikator, dan isi mata pelajaran digabungkan menjadi satu.
- materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan sebagai tujuan akhir.
- pembelajaran yang diterima utuh, sehingga siswa mendapatkan pengertian tentang proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
- penguasaan siswa akan konsep menjadi semakin baik.
Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik. Beberapa langkah yang harus diterapkan oleh guru dalam pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
- memahami kompetensi dasar setiap kelas dalam memperoleh kompetensi yang ditargetkan pada setiap mata pelajaran.
- seleksi tema yang bisa mempersatukan kompetensi yang ada pada kelas.
- ciptakan landasan kompetensi dengan tema. Proses ini membuat guru bisa merancang dan memprediksi landasan kompetensi dari sebuah mata pelajaran yang baik untuk ditingkatkan dengan tema.
- ciptakan mind mapping dari pembelajaran tematik. Mind mapping diciptakan ke jenis sub topik, Mind mapping berguna untuk mengkoneksikan tema dengan landasan kompetensi.
- rancang silabus berlandaskan kerangka pembelajaran tematik.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik diterapkan dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut :
- aktivitas pendahuluan. Tahapan ini dilakukan untuk membuat kondisi pembelajaran menjadi nyaman sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya kepada kegiatan pembelajaran dengan baik. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan seperti pengenalan tema, bercerita, aktivitas fisik, dan lain sebagainya.
- aktivitas inti. Tahapan ini dilakukan untuk memusatkan pada misi untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menghitung, menulis, dan membaca. Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan seperti presentasi pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran, baik dilakukan secara individual, kelompok, ataupun klasikal.
- aktivitas penutup. Tahap ini dilakukan untuk mengheningkan pikiran dan perasaan. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan seperti menarik kesimpulan dari hasil aktivitas belajar, melakukan evaluasi untuk meningkatkan hasil di kemudian hari, dan lain sebagainya.
Baca juga : Manajemen Pendidikan : Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan, Serta Prinsip Manajemen Pendidikan
Implikasi Pembelajaran Tematik. Penerapan sistem pembelajaran tematik akan mempunyai implikasi terhadap beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Guru.
Bagi guru, pembelajaran tematik mempunyai implikasi :
- memerlukan guru yang kreatif dan inovatif, baik dalam menyiapkan kegiatan atau pengalaman belajar bagi siswa, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh.
2. Siswa.
Bagi siswa, pembelajaran tematik mempunyai implikasi :
- siswa dituntut untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja, baik secara individual, pasangan, kelompok kecil, ataupun klasikal.
- siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
3. Media pembelajaran ( sarana, prasarana, dan sumber belajar ).
Terhadap media pembelajaran (sarana, prasarana, dan sumber belajar), pembelajaran tematik mempunyai implikasi :
- menekankan pada siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik, yang dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
- pembelajaran tematik perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
4. Pengaturan tempat pembelajaran.
Terhadap pengaturan tempat pembelajaran, pembelajaran tematik mempunyai implikasi :
- memerlukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.
- ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan, susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.
- kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
- dinding kelas dapat dipergunakan untuk memajang hasil karya siswa, selain juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, alat, sarana, dan sumber belajar siswa.
5. Pemilihan metode pembelajaran.
Terhadap pemilihan metode pembelajaran, pembelajaran tematik mempunyai implikasi :
- perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode, seperti percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, presentasi, mendengarkan, atau percakapan.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik. Menurut Abdul Majid, pembelajaran tematik mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan pembelajaran tematik :
- pengalaman belajar dan kegiatan belajar akan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
- kegiatan belajar dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
- kegiatan belajar lebih bermakna.
- mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial siswa.
- menyajikan kegiatan bersifat pragmatis yang dekat dengan keseharian siswa.
- meningkatkan kerja sama antar guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
2. Kekurangan pembelajaran tematik :
- pembelajaran tematik mengharapkan guru memiliki wawasan yang luas, kreativitas tinggi, percaya diri, dan kemampuan handal dalam menggali informasi dan pengetahuan terkait dengan materi. Tanpa kemampuan guru yang mumpuni, pembelajaran tematik akan sulit diterapkan.
- pembelajaran tematik mengharapkan siswa memiliki kemampuan akademik dan kreativitas, sehingga keterampilan-keterampilan siswa dapat terbentuk ketika pembelajaran ini dilaksanakan.
- pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber pembelajaran yang bervariasi.
- pembelajaran tematik memerlukan dasar kurikulum yang fleksibel.
- pembelajaran tematik memerlukan cara penilaian yang menyeluruh atau komprehensif.
Baca juga : Makna Semboyan "Tut Wuri Handayani"
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian pembelajaran tematik, landasan, ciri-ciri, model, manfaat, langkah-langkah, dan tahapan pembelajaran tematik, serta kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik.
Semoga bermanfaat.