Pengertian Harapan. Harapan atau asa, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan “hope” merupakan sesuatu yang dapat dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan. Harapan terbentuk dari pengalaman hidup yang menekan, bergantung pada spiritualitas, dan pada saat yang bersamaan mempertahankan pemikiran rasional untuk menghadapi keadaan.
Secara umum, harapan dapat diartikan sebagai keseluruhan daya kehendak dan strategi yang terbentuk dari pengalaman, serta digunakan oleh individu untuk mencapai sasaran di masa yang akan datang. Harapan juga berarti suatu pemikiran yang dibentuk untuk mencapai tujuan atau keinginan, dengan menimbulkan energy sebagai motivasi yang menggerakkan individu melakukan langkah-langkah atau usaha-usaha yang telah dihasilkan. Harapan merupakan persepsi atau pemikiran individu dalam mengonseptualisasikan tujuan (goal) secara jelas, dengan menjadikan motivasi untuk meraih tujuan (agency) dan upaya mengembangkan strategi spesifik untuk mencapai tujuan tersebut di masa depan (pathways). Harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, tetapi diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), harapan diartikan dengan :
- sesuatu yang (dapat) diharapkan.
- keinginan supaya menjadi kenyataan.
Baca juga : Kualitas Pelayanan
Selain itu, pengertian harapan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
- Charles Richard Snyder, dalam “The Psychology of Hope: You Can Get There From Here”, menyebutkan bahwa harapan adalah keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan merupakan proses dari pemikiran yang memiliki tujuan (goal), dengan motivasi untuk meraih tujuan tersebut (agency), dan upaya untuk meraih tujuan tersebut (pathways).
- Allan Carr, dalam “Positive Psychology”, menyebutkan bahwa harapan adalah kemampuan untuk merencanakan jalan keluar dalam upaya mencapai tujuan walaupun adanya rintangan dan menjadikan motivasi sebagai suatu cara dalam mencapai tujuan.
- Alex Lindley dan Stephen Joseoh, dalam “Positive Psychology in Practice”, menyebutkan bahwa harapan adalah persepsi individu terkait kapasitas mereka untuk mengonseptualisasikan tujuan-tujuan secara jelas, mengembangkan strategi spesifik untuk mencapai tujuan tersebut (pathways thinking), menginisiasi dan mempertahankan motivasi untuk menggunakan strategi tersebut (agency thinking).
Komponen Harapan. Terdapat beberapa komponen pembentuk harapan. Charles Richard Snyder menjelaskan bahwa beberapa komponen atau aspek harapan adalah :
1. Goal.
Perilaku manusia adalah berorientasi dan memiliki arah tujuan. Goal atau tujuan adalah sasaran dari tahapan tindakan mental yang menghasilkan komponen kognitif. Tujuan menyediakan titik akhir dari tahapan perilaku mental individu. Tujuan harus cukup bernilai agar dapat mencapai pemikiran sadar.
2. Pathway Thinking.
Untuk dapat mencapai tujuan maka individu harus memandang dirinya sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan. Proses tersebut dinamakan pathway thinking atau mengembangkan strategi, yang menandakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Agency Thinking.
Komponen motivasional pada teori harapan adalah agency, yaitu kapasitas untuk menggunakan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agency mencerminkan persepsi individu bahwa individu yang bersangkutan mampu mencapai tujuannya melalui jalur-jalur yang dipikirkannya. Agency juga dapat mencerminkan penilaian individu mengenai kemampuannya bertahan ketika menghadapi hambatan dalam mencapai tujuan. Individu yang memiliki agency-thinking (daya tahan dalam menggunakan strategi) tinggi, memiliki keinginan atau kemauan yang kuat untuk melakukan usaha dalam mencapai tujuan yang diinginkannya itu.
Baca juga : Kepuasan Konsumen
Indikator Harapan. Adanya harapan dapat dilihat dari beberapa indikator. Charles Richard Snyder menjelaskan bahwa seorang individu yang memiliki harapan biasanya ditandai dengan beberapa indikator, diantaranya adalah :
1. Optimisme.
Optimisme merupakan energi mental atau perasaan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan, yang berkaitan erat dengan willpower dalam harapan.
2. Persepsi mengenai control.
Harapan dapat dikorelasikan dengan beberapa hal, seperti :
- keinginan dalam control.
- kemungkinan untuk menentukan.
- menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stress.
- kepemimpinan.
- menghindari ketergantungan.
Pada umumnya, seorang individu yang memiliki harapan lebih tinggi menginginkan untuk menggunakan kontrol pribadi dalam kehidupan mereka.
- individu yang memiliki sumber internal dalam kontrol memiliki harapan bahwa mereka dapat mengontrol nasib mereka sendiri, sedangkan ;
- individu yang memiliki sumber kontrol eksternal berharap untuk dikontrol oleh kekuatan atau paksaan yang berasal dari luar dirinya.
3. Persepsi mengenai kemampuan pemecahan masalah.
Harapan berkaitan dengan persepsi individu mengenai kemampuannya untuk menyelesaikan masalah ketika individu tersebut mengalami kesulitan sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dalam keadaan tersebut, individu yang memiliki harapan tinggi cenderung terfokus pada tugas dan mencari berbagai cara alternatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Individu dengan harapan tinggi telah mengantisipasi masalah dan memahami bahwa mereka akan mengalami rintangan pada saat mencapai tujuan.
4. Daya saing.
Individu yang memiliki harapan tinggi akan memiliki daya saing yang lebih besar, menikmati bekerja keras, dan memiliki perasaan bahwa mereka dapat menguasai keadaan fisiknya. Individu dengan harapan tinggi menyukai proses kompetisi karena proses tersebut menyediakan tantangan yang baru bagi mereka. Dengan kata lain, mereka menikmati proses daripada hasil yang diperoleh.
5. Harga diri.
Individu dengan harga diri atau “self-esteem” tinggi akan memiliki harapan yang tinggi dan terbiasa untuk berpikir mengenai keinginan dan rencana untuk mencapai tujuan. Individu yang bersangkutan akan berpikir positif mengenai diri mereka sendiri karena mereka memahami bahwa mereka harus mencapai suatu tujuan.
6. Efek positif.
Efek positif merupakan keadaan mental disertai dengan konsentrasi penuh, keterikatan, dan energi tinggi. Individu dengan harapan tinggi akan terlibat sepenuhnya dan memiliki energi dalam aktivitas mereka dalam mencapai tujuan. Individu tersebut memiliki keinginan kuat untuk mencoba berbagai solusi atau jalan untuk mencapai tujuan. Sebaliknya, efek negatif merupakan keadaan subyektif yang secara umum bersifat negatif yang berkaitan dengan kecemasan, kemarahan, ketakutan, dan rasa bersalah.
7. Tidak merasakan kecemasan dan depresi.
Kecemasan merupakan keadaan subyektif di mana individu mengkhawatirkan kejadian tertentu. Individu yang memiliki harapan tinggi memiliki kecemasan yang lebih rendah. Sedangkan, depresi merupakan keadaan negatif yang meresap dan biasanya tidak memiliki fokus. Individu dengan harapan tinggi dipenuhi dengan energi mental dan ide-ide mengenai pencapaian tujuan sehingga membuat mereka terhindar dari depresi. Sebaliknya, individu dengan emosi negatif tidak memiliki willpower dan waypower yang cukup. Pada tingkat depresi yang lebih rendah, individu memiliki tingkat waypower yang tinggi dengan willpower rendah. Individu dengan karakteristik ini mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkan sesuatu, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan perilaku mereka.
Baca juga : Doa Dalam Islam
Faktor yang Mempengaruhi Harapan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harapan. Coleen M. Weil, dalam “Exploring Hope in Patients With End Stage Renal Disease on Chronic Hemodialysis”, yang dimuat dalam Nephrology Nursing Journal, Volume : 27(2), Tahun 2000, menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harapan seorang individu, diantaranya adalah :
1. Dukungan Sosial.
Dukungan sosial merupakan suatu hubungan interpersonal yang di dalamnya melibatkan dua orang atau lebih yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dalam mendapatkan rasa aman, hubungan sosial, persetujuan, dan kasih sayang. Dukungan sosial dapat bersumber dari orang-orang terdekat, seperti : teman sebaya, tetangga, guru-guru di sekolah, keluarga khususnya orang tua dan saudara kandung.
2. Kepercayaan Religius.
Kepercayaan merupakan sebuah keyakinan yang dipercayai oleh seseorang. Sedangkan religius merupakan kata dasar dari religi yang berasal dari bahasa inggris, yaitu religion yang memiliki makna agama dan memiliki kaitan dengan Tuhan. Kepercayaan religius dan spiritual telah diidentifikasikan sebagai sumber utama harapan. Kepercayaan religius dijelaskan sebagai kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal positif atau menyadarkan individu pada kenyataan bahwa terdapat sesuatu atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk situasi individu saat ini.
3. Kontrol.
Mempertahankan kontrol merupakan salah satu bagian dari konsep harapan. Kemampuan kontrol dalam harapan berkaitan dengan kemampuan untuk menentukan sesuatu hal, mengontrol dan menyiapkan diri. Mempertahankan kontrol dapat dilakukan dengan cara tetap mencari informasi, menentukan nasib sendiri, dan kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada harapan individu. Kemampuan individu akan kontrol juga dipengaruhi oleh self-efficacy yang dapat meningkatkan persepsi individu terhadap kemampuannya akan kontrol. Harapan dapat dikorelasikan dengan :
- keinginan dalam control.
- kemampuan untuk menentukan.
- menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stress.
- kepemimpinan.
- menghindari ketergantungan.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian harapan (asa), komponen dan indikator harapan (asa), serta faktor yang mempengaruhi harapan (asa).
Semoga bermanfaat.