Motivasi : Pengertian, Unsur, Jenis, Tujuan, Langkah-Langkah, Dan Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi, Serta Teori Motivasi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Motivasi. Istilah motivasi berasal dari kata "motif" yang  berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu. Motivasi mempunyai banyak pengertian, secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau pendorong yang menjadi penggerak utama bagi seseorang dalam upayanya mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya, baik secara positif maupun negatif. Motivasi juga dapat berarti :
  • suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, menstimulasi, atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
  • suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan, dan emosi sehingga mendorong seseorang tersebut untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan, dan tujuan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan dalam beberapa pengertian, yaitu :
  1. dorongan timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
  2. usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Selain itu, pengertian motivasi juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Wasty Soemanto, dalam "Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan", berpendapat bahwa motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. 
  • Anwar Prabu Mangkunegara, dalam "Manajemen Sumber Daya Manusia", berpendapat bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
  • Henry Simamora, dalam "Manajemen Sumber Daya Manusia", berpendapat bahwa motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
  • Goerge R. Terry, dalam "Prinsip-Prinsip Manajemen", berpendapat bahwa motivasi adalah sebuah keinginan yang ada pada diri seseorang menstimulasinya untuk melakukan berbagai tindakan.


Unsur Motivasi. Menurut Clifford T.   Morgan, dalam "Introduction of Psychology", menyebutkan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal, yaitu :
  • keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states).
  • tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior)
  • tujuan dari tingkah laku tersebut (good or ends of such behavior).

Sedangkan menurut Oemar Hamalik, dalam "Psikologi Belajar Mengajar", motivasi merupakan suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Pengertian motivasi tersebut mengandung tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu :
  • motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
  • motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. 
  • motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. 


Jenis Motivasi. Terdapat banyak hal yang dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hidupnya. Secara umum, terdapat dua jenis motivasi, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu, yang disebabkan oleh adanya faktor dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri, tanpa dipengaruhi oleh orang lain, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah suatu keinginan seseorang untuk mau melakukan sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan dari luar dirinya sendiri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang menguntungkan dirinya.

Sedangkan  Melayu S.P. Hasibuan, dalam "Manajemen Sumber Daya Manusia", menyebutkan bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
  • motivasi positif, maksudnya adalah seorang pimpinan memotivasi dengan memberikan stimulus bawahannya dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. Dengan motivasi positif, semangat kerja karyawan akan meningkat karena mereka senang menerima hal-hal yang baik.
  • motivasi negatif, maksudnya adalah seorang pimpinan memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman. Dengan motivasi negatif ini, dalam jangka waktu pendek prestasi kerja karyawan akan meningkat karena takut dihukum, tapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik,

Baca juga : Etos Kerja

Tujuan Motivasi. Menurut Danang Sunyoto, dalam "Penelitian Sumber Daya Manusia", menyebutkan bahwa tujuan dari motivasi adalah :
  • mendorong semangat kerja karyawan.
  • meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
  • meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
  • mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan.
  • meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
  • mengefektifkan pengadaan karyawan.
  • menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
  • meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
  • meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
  • mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.


Langkah-Langkah Motivasi. Dalam memotivasi karyawan, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan. Menurut Danang Sunyoto, langkah-langkah dimaksud adalah :
  • pimpinan harus tahu apa yang dilakukan bawahannya.
  • pimpinan harus berorientasi kepada kerangka acuan orang.
  • tiap orang berbeda-beda di dalam memuaskan kebutuhan.
  • pimpinan harus memberikan contoh yang baik bagi para karyawan.
  • pimpinan mampu mempergunakan keahliannya dalam berbagi bentuk.
  • pimpinan harus berbuat dan berlaku realistis.


Faktor yang Mempengaruhi Motivasi. Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi motivasi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Internal.
Faktor internal, maksudnya adalah segala faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang yang berasal dari dalam diri orang tersebut, yang pada umumnya meliputi :
  • pembawaan diri seseorang tersebut.
  • tingkat pendidikan.
  • pengalaman masa lampau.
  • keinginan atau harapan masa depan.

2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal, maksudnya adalah segala faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang yang berasal dari luar diri orang tersebut, yang pada umumnya meliputi :
  • lingkungan kerja.
  • pemimpin dan kepemimpinannya.
  • tuntutan perkembangan organisasi dan tugas.
  • dorongan atau bimbingan atasan.

Selain itu, ada pendapat yang menyebutkan bahwa di dalam motivasi terdapat suatu rangkaian interaksi antar berbagai faktor, yang meliputi :
  • seseorang dengan segala unsur-unsurnya, seperti kemampuan dan keterampilan, kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, dan lain sebagainya.
  • situasi di mana seseorang bekerja akan menimbulkan berbagai stimulan, seperti persepsi seseorang terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam kerja, dan lain sebagainya.
  • proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing orang terhadap pelaksanaan kerjanya.
  • pengaruh yang datang dari berbagai pihak, seperti pengaruh dari rekan, kehidupan kelompok, dan lain sebagainya.
  • reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu.
  • perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh seseorang.
  • timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.

Frederick Herzberg, dkk dalam "The Motivation to Work", menyebutkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Pemuas (Motivation Factor).
Faktor pemuas berasal dari dalam diri sendiri, yang meliputi :
  • prestasi yang diraih (achievement).
  • tanggung jawab (responsibility).
  • kepuasan kerja itu sendiri (the work it self).

2. Faktor Pemelihara (Maintenance Factor).
Faktor pemelihara bersumber dari luar diri, yang meliputi :
  • keamanan dan keselamatan kerja.
  • kondisi kerja.
  • hubungan interpersonal di antara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

Sedangkan Nevizond Chatab, dalam "Profil Budaya Organisasi", menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat  mempengaruhi motivasi adalah :
  • hasil kerja, keberhasilan atau prestasi.
  • pengakuan atau penghargaan.
  • pekerjaan yang penuh tantangan.
  • tanggung jawab yang lebih besar.
  • kemajuan dan pertumbuhan.


Teori Motivasi. Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada pada diri setiap orang untuk memulai dan mengarahkan perilaku seseorang. Beberapa teori motivasi diantaranya adalah :

1. Teori Maslow.
Teori Maslow dikenal juga dengan "Maslow's Need Hierarcy Theory" atau "Teori Hierarki Kebutuhan", yang dikemukakan oleh Abraham H. Maslow. Teori Maslow menjelaskan bahwa : 

"seseorang berperilaku dan bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya." 

Abraham H. Maslow berpendapat bahwa :

"kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang, maksudnya adalah jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan yang kelima."


Dasar teori hierarki kebutuhan adalah sebagai berikut :
  • manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan, selalu menginginkan lebih banyak lagi dan akan berhenti jika akhir hayatnya tiba.
  • suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi motivatornya.
  • kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang atau hierarki.

Jenjang kebutuhan manusia meliputi :
  • kebutuhan fisik dan biologis (physiological needs).
  • kebutuhan keselamatan dan keamanan (safety and security needs).
  • kebutuhan sosial (affiliation or aceptance needs or belongingness).
  • kebutuhan akan penghargaan (esteem or status needs).
  • aktualisasi diri (self actualization).

2. Teori Keadilan.
Teori Keadilan disebut juga dengan "Equity Theory" dikemukakan oleh J. Stacy Adam. Teori Keadilan menyebutkan bahwa :

"kepuasan seseorang tergantung apakah ia merasakan ada keadilan (equity) atau tidak adil (unequity) atas suatu situasi yang dialaminya."

Teori Keadilan merupakan variasi dari Teori Perbandingan Sosial. Dalam Teori Perbandingan Sosial dijelaskan bahwa :

"seseorang akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio hasil input orang bandingan. Jika perbandingan itu dianggapnya cukup adil, maka ia akan merasa puas. Namun jika perbandingan itu tidak seimbang dan justru merugikan (kompensasi kurang), akan menimbulkan ketidak-puasan dan menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan."


Teori Keadilan memiliki empat asumsi dasar sebagai berikut :
  1. orang berusaha menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi keadilan.
  2. jika dirasakan adanya kondisi ketidakadilan, kondisi ini menimbulkan ketegangan yang memotivasi orang untuk menguranginya atau menghilangkannya.
  3. makin besar persepsi ketidak-adilannya, makin besar memotivasinya untuk bertindak mengurangi kondisi ketegangan itu.
  4. orang akan mempersepsikan ketidak yang tidak menyenangkan (misalnya menerima gaji yang terlalu sedikit) lebih cepat daripada ketidakadilan yang menyenangkan (misalnya, mendapat gaji yang terlalu besar).

Sedangkan beberapa komponen yang menyusun Teori Keadilan adalah :
  • Input, yaitu semua nilai yang diterima karyawan yang dapat menunjang pelaksanaan kerja.
  • Outcome, yaitu semua nilai yang diperoleh dan dirasakan karyawan.
  • Comparison Person, yaitu seorang karyawan dalam perusahaan yang sama, seorang karyawan dalam perusahaan yang berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya. 
  • Equity in Equity, yaitu puas atau tidak puasnya karyawan adalah hasil dari membandingkan antara input - outcome karyawan lainnya. Jadi akan terdapat dua kemungkinan yaitu terjadi keseimbangan maka karyawan tersebut akan terpuaskan, dan terjadi ketidak-seimbangan maka akan terjadi dua akibat yaitu keseimbangan yang menguntungkan dirinya dan ketidak-seimbangan yang menguntungkan karyawan lain yang menjadi pembanding.

3. Teori Harapan.
Teori Harapan disebut juga dengan "Teori Ekspektansi" atau  "Expectancy Theory of Motivation" dikemukakan oleh Victor Vroom. Teori ini menekankan pada faktor hasil (outcomes), bukan menekankan pada kebutuhan (needs).

Teori Harapan menyebutkan bahwa :

"motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah pada hasil yang diinginkan. Artinya adalah apabila seseorang menginginkan sesuatu dan jalan telah terbuka untuknya, maka yang bersangkutan akan berusaha untuk mendapatkannya."


Teori Harapan didasarkan pada tiga konsep yaitu :
  • harapan (expectancy).
  • nilai (valence).
  • pertautan (inatrumentality).

Teori Harapan bertolak dari pemikiran Victor Vroom bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

4. Teori Motivasi Prestasi.
Teori Motivasi Prestasi atau disebut juga dengan "Achievment Motivation Theory"  dikemukakan oleh David Mc Clelland. Teori Motivasi Prestasi menyebutkan bahwa :

"individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia."

Bagaimana energi dilepas dan digunakan tergantung pada kekuatan dan dorongan serta motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh :
  • kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat.
  • harapan keberhasilan.
  • nilai insentif yang terlekat pada tujuan.

Menurut Teori Motivasi Prestasi, beberapa hal yang memotivasi seseorang untuk mencapai tujuan adalah :
  • kebutuhan akan prestasi.
  • kebutuhan akan afiliasi.
  • kebutuhan akan kekuasaan.


Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga/daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiap-sediaan dalam diri seseorang untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Motivasi seseorang dapat tumbuh dan berkembang, baik dari dalam dirinya sendiri atau karena pengaruh dari lingkungan hidupnya.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian motivasi, unsur, jenis, tujuan, langkah-langkah, dan faktor yang mempengaruhi, serta teori motivasi.

Semoga bermanfaat.