Pengertian Layout. Layout atau tata letak merupakan istilah umum yang sering kita dengar pada saat kita melihat atau membaca surat kabar atau majalah, membuat desain suatu event, merancang bangunan rumah, membuat desain website, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan desain.
Secara umum, layout dapat diartikan sebagai suatu penentuan tata letak desain pada elemen tertentu sehingga menghasilkan visual yang menarik. Sebuah layout dibuat oleh para desainer visual atau para developer. Sedangkan secara khusus, layout memiliki pengertian yang berbeda sesuai dengan bidang yang kegiatannya, seperti :
- dalam desain grafis, layout dapat diartikan sebagai pengaturan tulisan-tulisan dan gambar-gambar untuk menyampaikan pesan tertentu. Surianto Rustan, dalam “Layout, Dasar, dan Penerapannya”, menyebutkan bahwa layout adalah tata letak dari elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibuat.
- dalam perusahaan manufaktur, layout dapat diartikan sebagai suatu susunan, rancangan, atau tata letak ruang dari sebuah elemen yang sengaja didesain untuk bisa ditempatkan dalam suatu bidang yang sebelumnya telah direncanakan sistemnya terlebih dahulu. Harsono, dalam “Manajemen Pabrik”, menyebutkan bahwa layout adalah cara menyusun mesin-mesin beserta alat perlengkapannya yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang.
Baca juga : Manajemen Operasional
Elemen Layout. Dalam membuat atau menentukan layout terdapat beberapa elemen yang dapat diimplementasikan. Dalam bidang desain grafis, elemen dari layout adalah :
- teks atau “text”, meliputi : judul, heading, dan paragraf. Dalam desain text-heavy, elemen-elemen ini harus ditata dengan cara intuitif yang mudah dibaca.
- gambar atau “image”, meliputi : foto, ilustrasi, dan visual lainnya yang dapat membantu memecah teks dan mengkomunikasikan pesan tertentu. Elemen ini sangat efektif dalam melibatkan pemirsa melalui emosi.
- garis atau “line”, yang digunakan untuk membagi bagian, selain juga dapat menambahkan penekanan pada teks.
- bentuk atau “shape”, yang apabila digunakan dengan baik, bentuk menambahkan sentuhan bakat dan kepribadian pada tata letak. Persegi panjang dan lingkaran adalah yang paling umum, tetapi ada banyak cara untuk berkreasi dengan bentuk.
- ruang putih atau “white space”, yaitu menambahkan ruang di antara bagian-bagian tata letak yang berguna untuk mencegah pengguna kewalahan atau lelah saat melihat desain yang sibuk.
Baca juga : Manajemen Pengetahuan
Jenis Layout. Layout dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Dalam desain grafis, terdapat beberapa jenis layout yang biasa digunakan sebagai panduan bagi para desainer grafis, yaitu :
1. Mondrian layout.
Mondrian layout merupakan jenis desain layout yang asimetris. Jenis ini mengacu pada karya Piet Modrian, seorang pelukis dari Belanda, yang menggunakan warna dasar garis merah, kuning, biru, dan hitam sebagai pemisah antar ruangan, elemen gambar ditempatkan dalam bidang persegi panjang.
2. Aksial layout.
Aksial layout merupakan jenis desain layout yang memiliki tampilan visual yang kuat di tengah halaman dengan tampilan elemen pendukung di sekitar gambar utama sebagai pusatnya.
3. Picture window layout.
Picture window layout merupakan jenis desain layout dengan fitur utama berupa tampilan gambar besar, dengan diikuti oleh tajuk utama, sedangkan teks hanya memiliki porsi kecil.
4. Silhouette layout.
Silhouette layout merupakan jenis desain layout di mana tata letak artikel mengikuti alur wujud gambar yang digunakan. Jenis layout ini terkadang juga menggunakan tampilan negatif gambar (silhouette) untuk menguatkan pesan yang di sajikan.
5. Frame layout.
Frame layout merupakan jenis desain layout yang memakai frame sebagai unsur utama, di mana pesan atau gambar utama diletakkan di dalam bingkai atau frame yang menjadi tema dalam desain yang digunakan. Frame atau bingkai digunakan untuk membentuk suatu naratif atau memiliki cerita.
6. Circus layout.
Circus layout merupakan jenis desain layout di mana tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan standar. Komposisi gambar visual dan teks diatur dengan baik tetapi pengaturannya dilakukan dengan tidak beraturan.
7. Rebus layout.
Rebus layout merupakan jenis desain layout di mana gambar dan tulisan saling terkait dalam desain, selain menggunakan gambar sebagai instrumen menulis.
8. Type speciment layout.
Type specimen layout merupakan jenis desain layout yang menggunakan satu macam jenis “font” atau bentuk huruf tertentu, yang diatur sedemikian rupa untuk menampilkan pesan secara visual dan harfiah. Pada umumnya, jenis layout ini didominasi oleh tulisan besar dan umumnya dalam bentuk berita utama.
9. Covy heavy layout.
Covy heavy layout merupakan jenis desain layout yang tata letaknya memprioritaskan bentuk copywriting (teks iklan), atau dengan kata lain komposisi tata letaknya didominasi oleh presentasi teks (copy).
Sedangkan dalam perusahaan manufacturing, sebagaimana dijelaskan oleh Sritomo Wignjosoebroto, dalam “Pengantar Teknik dan Manajemen Industri”, bahwa secara klasik umum layout dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
- tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi atau “production line product atau product lay out”.
- tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap atau “fixed material location lay out atau fixed position lay out”.
- tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk atau “product famili, product lay out atau group technology lay out”.
- tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses atau “functional atau process lay out”.
Baca juga : Lean Manufacturing
Tujuan Layout. Beberapa tujuan dari pembuatan layout, diantaranya adalah :
- dapat menyajikan elemen gambar dan juga teks agar lebih mudah dipahami.
- dapat menyampaikan semua informasi yang ingin disampaikan dengan baik, serta sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku.
Freddy Adiono Basuki, dalam “Komunikasi Grafis untuk Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa dan Kriya”, menjelaskan bahwa tujuan dari layout adalah :
- membuat elemen gambar dan teks tampak komunikatif.
- memudahkan audiens dan pembaca dalam menangkap informasi desain.
- penataan ruang dan isi desain menjadi terkonsep secara harmonis.
Baca juga : Manajemen Perpustakaan
Prinsip Pembuatan Layout. Dalam pembuatan layout, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, Beberapa prinsip dalam pembuatan layout dimaksud adalah :
1. Harmonis.
Dalam pembuatan layout, harus memperhatikan keharmonisan di antara sajian grafis dengan berbagai elemen yang ada di dalam layout tersebut. Tidak ada elemen yang terlalu dominan sehingga menutup elemen yang lain. Semua harus mendukung satu dengan yang lain.
2. Kontras.
Prinsip kontras menitik-beratkan pada pembedaan elemen desain (font, warna tulisan, ketebalan huruf, dan lain sebagainya) agar tidak serupa, sehingga desain layout tidak monoton dan lebih menarik untuk dilihat.
3. Stressing.
Prinsip stressing berfungsi untuk memberikan titik-titik tertentu dalam layout desain untuk menjadi perhatian. Sebuah desain akan menjadi hampa dan kurang berarti jika tidak memiliki stressing atau titik fokus yang ingin disampaikan.
4. Simplicity.
Prinsip simplicity atau kesederhanaan dalam desain layout mempertimbangkan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang akan digunakan di dalamnya. Kesederhanaan yang dimaksud bukan dengan mengurangi elemen yang justru dapat mengurangi pesan yang ingin disampaikan. Akan tetapi penyederhanaan elemen yang terlalu kompleks menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.
5. Keseimbangan.
Dalam prinsip keseimbangan, elemen desain harus tersaji secara seimbang baik itu secara simetris maupun secara asimetris. Prinsip ini akan menjaga komposisi desain agar tidak berat sebelah.
Sedangkan Surianto Rustan menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan layout adalah :
1. Keseimbangan.
Keseimbangan atau “balance” menjadi porsi ukuran setiap bagian layout dalam ruang desain. Ukuran yang seimbang akan mempermudah audiens dalam membaca dan merasakan sesuatu yang ditangkap. Ada dua jenis balance, yaitu symmetric balance (kuat, stabil) dan asymmetric balance (variatif, bergerak).
2. Irama.
Irama atau “rhythm” merupakan bentuk variasi elemen yang berulang secara konsisten. Penyusunan elemen yang bervariasi akan mempengaruhi visual tersendiri, karena itu penting membuat variasi dan pengulangan elemen yang utuh agar tidak tampak membosankan.
3. Titik Berat.
Titik berat atau “emphasis” maksudnya desain harus tampak persuasif, dengan cara menambahkan titik berat pada ruang tertentu. Tujuan dari titik berat ini adalah memicu daya tarik kepada audiens saat melihat atau membaca karya desain.
4. Kesatuan.
Kesatuan atau “unity” merupakan kesatuan dari keseluruhan elemen pada sebuah layout. Hubungan elemen satu dengan lainnya harus saling memiliki, hal ini akan memudahkan penggunaan dari banyaknya elemen yang disusun.
Tahapan Cara Membuat Layout. Layout dibuat dengan melalui beberapa tahapan, yaitu :
- membuat sketsa berupa perancangan dari komposisi visual yang akan ditempatkan.
- membuat layout dalam bentuk rancangan gambar dan teks.
- menyusun keseluruhan unsur menjadi kesatuan yang harmonis dan komprehensif.
Baca juga : Teknik Menata Ruangan
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian layout, elemen, jenis, tujuan, dan prinsip pembuatan layout, serta tahapan cara membuat layout.
Semoga bermanfaat.