Kecerdasan Spiritual : Pengertian, Indikator, Aspek, Fungsi, Dan Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kecerdasan Spiritual. Kecerdasan spiritual atau “Spiritual Quotient (SQ)” menjadi pusat yang paling dasar dari kecerdasan lainnya, yaitu : Intellegent Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ). Kecerdasan spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) secara efektif. Dapat dikatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi, dan tanpa kecerdasan spiritual yang baik maka kecerdasan yang lain tidak akan berkembang dengan baik.

Secara umum, kecerdasan spiritual atau “Spiritual Quotient (SQ)” dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola nilai-nilai, norma-norma, dan makna kehidupan. Kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk mendengarkan hati nuraninya (god spot), yang berkaitan erat dengan kesadaran seseorang untuk dapat memaknai segala sesuatu dan merupakan jalan untuk bisa merasakan kebahagiaan. Kecerdasan spiritual juga berarti kecerdasan yang berhubungan dengan hati nurani seseorang sehingga ia mampu memahami perkara yang terjadi dalam hidupnya sehingga ia dapat memandang hidup bukan dari satu sisi saja. Kecerdasan spiritual membuat seseorang mampu memaknai mozaik kehidupannya dalam setiap kegiatan sebagai ibadah. Kecerdasan spiritual merupakan sebuah konsep yang berhubungan dengan bagaimana seseorang dalam mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai, dan kualitas kehidupan spiritual.

Selain itu, pengertian kecerdasan spiritual atau “Spiritual Quotient (SQ)” juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Iskandar, dalam “Psikologi Pendidikan”, menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan individu mengelola nilai-nilai, norma-norma, dan kualitas kehidupan dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal dengan suara hati (god spot).
  • Toto Tasmara, dalam “Kecerdasan Ruhaniah (Transedental intellegence)”, menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya atau bisikan kebenaran yang meng-ilahi (merujuk pada wahyu Allah) baik buruk dan rasa moral dalam caranya menempatkan diri dalam pergaulan dan dalam cara dirinya mengambil keputusan atau melakukan pilihan-pilihan berempati serta beradaptasi.
  • Danah Zohar dan Ian Marshall, dalam “Kecerdasan Spiritual (SQ): Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan”, menyebutkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.


Indikator Kecerdasan Spiritual. Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut :
  • memiliki tingkat kesadaran yang tinggi. Bagian terpenting dari kesadaran diri ini mencangkup usaha untuk mengetahui batasan wilayah yang nyaman untuk dirinya sendiri, banyak tahu tentang dirinya.
  • memiliki kemampuan bersikap fleksibel. Maksudnya mampu menyesuaikan diri secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik.
  • memiliki kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. Mampu menangani dan menetukan sikap ketika situasi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan.
  • memiliki kemampuan untuk menghadapi dan melewati rasa sakit. Mampu memandang kehidupan yang lebih besar sehingga mampu menghadapi dan memanfaatkan serta melewati kesengsaraan dan rasa sehat serta memandangnya sebagai suatu visi dan mencari makna dibaliknya.
  • memiliki keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Seseorang yang kecerdasan spiritualnya tinggi akan mengetahui bahwa dia merugikan orang lain maupun merugikan diri sendiri.
  • memiliki kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
  • memiliki kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dalam rangka mencari jawaban yang benar.
  • menjadi mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk melawan konvensi, mampu berdiri menantang orang banyak, berpegang teguh dengan pendapatnya.


Aspek Kecerdasan Spiritual. Secara umum, kecerdasan spiritual memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
  • jujur, yaitu perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran.
  • bersyukur, yaitu ungkapan terima kasih atas segala anugrah yang telah Tuhan limpahkan.
  • sabar, yaitu kemampuan untuk dapat menyelesaikan kekusutan hati dan menyerah diri kepada Tuhan dengan sepenuh kepercayaan menghilangkan segala keluhan dan berperang melawan segala kegelisahan.

Sedangkan Ary Ginanjar Agustian, dalam “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ”, menjelaskan bahwa aspek kecerdasan spiritual adalah :
  • shidiq atau jujur.
  • istiqomah atau konsisten dan teguh.
  • fathanah atau cerdas.
  • amanah atau terpercaya.
  • tabliq atau menyampaikan.


Fungsi Kecerdasan Spiritual. Kecerdasan spiritual memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
  • membina dan mendidik akhlak menjadi lebih baik.
  • mendidik hati dan budi pekerti serta menumbuhkan segi-segi kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang reflektif dalam kehidupan sehari-hari.
  • membimbing seseorang untuk meraih hidup Bahagia dengan cara cinta yang dicurahkan kepada Tuhan, berdoa, serta berbuat kebajikan dan berbudi pekerti luhur.
  • landasan untuk memfungsikan Intellegent Quotient (IQ) serta Emotional Quotient (EQ) secara efektif.

Sedangkan Danah Zohar dan Ian Marshall menjelaskan bahwa fungsi dari kecerdasan spiritual adalah :
  • dapat digunakan dalam masalah eksistensial, yaitu ketika seseorang merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran, dan masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan.
  • menjadikan seseorang sadar bahwa ia memiliki masalah eksistensial dan membuat ia mampu mengatasinya, karena kecerdasan spiritual memberi semua rasa yang menyangkut perjuangan hidup.
  • membuat seseorang mempunyai pemahaman tentang siapa dirinya dan apa makna segala sesuatu dan bagaimana semua itu memberikan tempat di dalam dunia kepada orang lain dan makna-makna mereka.
  • sebagai landasan bagi seseorang untuk memfungsikan Intellegent Quotient (IQ) serta Emotional Quotient (EQ) secara efektif, karena kecerdasan spiritual merupakan puncak kecerdasan manusia.
  • menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam konteks dan makna yang lebih luas dan kaya.
  • memberikan rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman sampai batasnya.
  • menjadikan lebih cerdas secara spiritual dalam beragama, sehingga seseorang yang memilki kecerdasan
  • spiritual tinggi tidak berpikiran eksklusif, fanatik, dan berprasangka.


Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual. Akhmad Muhaimin Azzet, dalam “Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak”, menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual seseorang dapat dikembangkan dengan cara sebagai berikut :

1. Membiasakan diri berpikir positif.
Berpikir positif yang paling mendasar untuk dilatihkan pada anakanak adalah berpikir positif kepada Tuhan yang telah menetapkan takdir bagi manusia. Hal ini penting sekali, di samping agar hubungan dengan Tuhan akan senantiasa dekat, juga memudahkan seseorang menemukan jalan hidupnya.

2. Memberikan sesuatu yang terbaik.
Orang yang mempunyai misi untuk berbuat baik dihadapan Tuhan akan mempunyai tekad dan semangat yang luar biasa. Orang yang demikian biasanya tidak mudah untuk menyerah sebelum apa yang telah direncanakan berhasil.

3. Menggali hikmah di setiap kejadian.
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual akan bisa menggali hikmah sehingga dapat menemukan kebaikan dan masih bisa merasakan kebahagiaan. Kemampuan untuk menggali hikmah itu penting sekali agar seseorang tidak terjebak untuk menyalahkan dirinya, atau bahkan menyalahkan Tuhan.


Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual. Secara umum, terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan spiritual, yaitu :
  • inner value, merupakan nilai-nilai spiritual yang berasal dari dalam diri atau suara hati, seperti : keterbukaan, tanggung jawab, kepercayaan, keadilan, dan kepedulian sosial.
  • drive, merupakan dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan.

Sedangkan Danah Zohan dan Ian Marshall menjelaskan bahwa beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah :
  • sel saraf otak. Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan lahiriah manusia, ia mampu menjalankan semua hal karena bersifat kompleks, luwes, adaptif, dan mampu mengorganisasikan diri.
  • titik Tuhan. Titik Tuhan atau “god spot” memainkan peran biologis yang menentukan dalam pengalaman spiritual. Titik Tuhan merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual.

Selain itu, Monty P. Satiadarma dan Fidelis E. Waruwu, dalam “Mendidik Kecerdasan”, menjelaskan bahwa beberapa hal yang dapat menghambat kecerdasan spiritual seseorang, adalah :
  • yang bersangkutan tidak mengembangkan beberapa bagian dari dirinya sama sekali.
  • yang bersangkutan elah mengembangkan beberapa bagian namun tidak proposional atau dengan cara yang salah (destruktif).
  • adanya pertentangan atau buruknya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kecerdasan spiritual, indikator, aspek, fungsi, dan cara mengembangkan kecerdasan spiritual, serta faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual.

Semoga bermanfaat.