Kecerdasan : Pengertian, Jenis, Dan Tahapan Perkembangan Teori Kecerdasan, Serta Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Kecerdasan. Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi. Istilah “kecerdasan” berasal dari kata dasar “cerdas” yang berarti pintar dan cerdik, cepat tanggap dalam menghadapi masalah dan cepat mengerti jika mendengar keterangan. Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi.

Secara umum, kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan pikiran. Kecerdasan juga dapat berarti suatu kemampuan yang digunakan untuk memahami informasi, memecahkan masalah, dan membentuk pengetahuan dan kesadaran serta menciptakan produk-produk dan karya-karya.

Sedangkan Casmini, dalam “Emotional Parenting”, menyebutkan bahwa menurut pendapat Dusek, kecerdasan dapat diartikan melalui dua hal, yaitu :
  • secara kuantitatif, kecerdasan merupakan proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi.
  • secara kualitatif, kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan dengan dirinya.

Selain itu, pengertian kecerdasan juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • Howard Gardner, dalam “The Theory of Multiple Intelligences”, menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan umum yang ditemukan dalam berbagai tingkat yang dimiliki oleh seorang individu untuk menyelesaikan suatu permasalahan, menciptakan masalah baru yang tentu harus dapat dipecahkan, serta kemampuan untuk dapat menciptakan sesuatu maupun menawarkan suatu pelayanan yang berharga di dalam kebudayaan masyarakat.
  • Thomas Armstrong, dalam “Kecerdasan Multiple di Dalam Kelas”, menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kapasitas atau kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah dan menciptakan produk-produk dan karya-karya dalam sebuah konteks yang kaya dan keadaan yang naturalistik.
  • Daryanto, dalam “Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum”, menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan pikiran.
  • M. Yazid Bustomi, dalam “Panduan Lengkap PAUD (Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Anak Usia Dini)”, menyebutkan bahwa kecerdasan adalah suatu kemampuan yang digunakan untuk memahami informasi dalam membentuk pengetahuan dan kesadaran; dan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah yang dihadapi mampu dipecahkan serta menambah pengetahuan.


Jenis Kecerdasan. Kecerdasan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Secara umum, kecerdasan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
  • kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan situasi-situasi baru atau menghadapi situasi-situasi yang sangat beragam.
  • kemampuan untuk belajar atau kapasitas untuk menerima pendidikan.
  • kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menggunakan konsep-konsep abstrak dan menggunakan secara luas simbol-simbol serta konsep-konsep.

Sedangkan Howard Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan manusia dapat dibedakan menjadi sembilan jenis, sebagai berikut :
  • kecerdasan linguistik, merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimiliknya. Kemampuan ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.
  • kecerdasan matematis logis, merupakan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.
  • kecerdasan ruang, merupakan kemampuan seseorang dalam menangkap dunia ruang visual secara tepat. Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenal bentuk benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut, menggambar suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.
  • kecerdasan kinestetik, merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah.
  • kecerdasan musikal, merupakan kemampuan seseorang untuk menembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme dan intonasi serta memiliki kemampuan memainkan alat musik atupu bernyanyi.
  • kecerdasan interpersonal, merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan tempramen orang lain.
  • kecerdasan intrapersonal, merupakan kemampuan seseorang dalam memahami diri sendiri, mereka mempunyai kepekaan yang tinggi di dalam memahami suasana hatinya, emosi-emosi yang muncul di dalam dirinya dan menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya.
  • kecerdasan naturalis, merupakan kemampuan seseorang dalam memahami gejala-gejala alam, memperlihatkan kesadaran ekologis dan menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam.
  • kecerdasan eksistensial, merupakan kemampuan seseorang dalam menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai eksistensi manusia.


Tahapan Perkembangan Teori Kecerdasan. Perkembangan teori kecerdasan seseorang meliputi beberapa tahapan. Desmita, dalam “Psikologi Perkembangan”, menjelaskan bahwa terdapat empat tahapan dalam perkembangan teori kecerdasan, yaitu sebagai berikut :

1. Intelligence Quotient (IQ).
Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual menggambarkan intelegensi atau kecerdasan sebagai rasio antara usia mental (MA) dan usia kronologis (CA).
  • usia mental (MA), merupakan kapasitas otak yang diukur berdasarkan usia rata-rata anak yang memiliki standar berpikir yang sama.
  • usia kronologis (CA), merupakan umur anak ketika dilakukan tes Intelligence Quotient (IQ).

Dalam pandangan Intelligence Quotient (IQ), kecerdasan atau intelegensi seseorang diukur dengan menggunakan sebuah tes dan hasilnya dihitung melalui sebuah rumus tertentu. Hasil tes yang didapat menentukan tingkatan kecerdasan seseorang. Semakin tinggi hasil tes yang didapat maka semakin tinggi pula tingkatan inteligensi seseorang, begitupun sebaliknya. Secara umum, Intelligence Quotient (IQ) dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang (kecerdasan) yang menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani, dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi secara fungsional dengan yang lain.

2. Emotional Intelligence (EQ).
Emotional Intelligence (EQ) atau kecerdasan emosional menggambarkan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri, serta kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Emotional Intelligence (EQ) juga dapat berarti kemampuan seseorang (kecerdasan) yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar. Emotional Intelligence (EQ) merupakan perkembangan dari teori kecerdasan yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Emotional Intelligence (EQ) secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap yang didasarkan pada pikiran yang sehat.

3. Spiritual Quotient (SQ).
Spiritual Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yang meliputi :
  • kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya.
  • kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Secara umum, kecerdasan spiritual meliputi :
  • kecerdasan yang memfasilitasi suatu dialog antara akal dan emosi, antara pikiran dan tubuh.
  • menyediakan titik tumpu bagi pertumbuhan dan perubahan.
  • menyediakan pusat pemberi makna yang aktif dan menyatu bagi diri.

Dengan kata lain, Spiritual Quotient (SQ) merupakan kemampuan seseorang (kecerdasan) yang berkenaan dengan hati dan kepedulian antarsesama manusia, makhluk lain, dan alam sekitar berdasarkan keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.

4. Multiple Intelligences (MI).
Multiple Intelligences (MI) atau kecerdasan jamak merupakan suatu penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik hal yang bersifat konkret maupun abstrak. Multiple Intelligences (MI) pertama kali dikemukakan oleh Howard Gardner. Menurut Howard Gardner :

manusia tidak mempunyai satu intelegensi, tetapi memiliki banyak intelegensi, yang masing-masing berbeda pada setiap individu. Masing-masing intelegensi ini meliputi keterampilan-keterampilan yang unik. Selain itu, pada sebagian individu (berbakat dan keterbelakangan mental) bisa memiliki beberapa kecerdasan sekaligus.”


Baca juga : Perilaku Belajar

Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan manusia adalah :
  • faktor bawaan atau biologis, ditentukan oleh sifat yang dibawa seseorang sejak lahir, yang menentukan batas kesanggupan seseorang di dalam memecahkan masalah.
  • faktor pembentukan atau lingkungan, merupakan segala keadaan yang terdapat di luar diri seseorang yang kemudian mempengaruhi perkembangan inteligensi seseorang.
  • faktor kematangan, merupakan segala hal di mana setiap organ di dalam tubuh manusia itu akan mengalami pertumbuhan serta juga perkembangan.
  • faktor kebebasan, dalam hal ini berarti manusia dapat atau dapat memilih metode di dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian kecerdasan, jenis dan tahapan perkembangan teori kecerdasan, serta faktor yang mempengaruhi kecerdasan.

Semoga bermanfaat.