Mikroorganisme : Pengertian, Struktur, Jenis, Manfaat, Dan Perkembangbiakan Mikroorganisme, Serta Perbedaan Antara Mikroorganisme Dan Makroorganisme

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Mikroorganisme. Mikroorganisme atau “mikroba” atau disebut juga dengan “organisme mikroskopis” merupakan organisme hidup yang sangat kecil, yang hanya dapat diamati dengan bantuan peralatan khusus, seperti mikroskop. Mikroorganisme ada yang bersel tunggal (satu sel) atau “uniseluler” dan ada juga yang tersusun atas beberapa sel atau “multiseluler”.

Walaupun organisme uniseluler atau hanya tersusun atas satu sel, mikroorgnisme menunjukkan semua karakteristik organisme hidup, yaitu : bermetabolisme, bereproduksi, berdiferensiasi, melakukan komunikasi, melakukan pergerakan, dan berevolusi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mikroorganisme diartikan dengan makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau beberapa sel yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, berupa tumbuhan atau hewan yang biasanya hidup secara parasit atau saprofit, misalnya : bakteri, kapang, amoeba.

Selain itu, pengertian mikroorganisme juga dapat dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • D. Dwidjoseputro, dalam “Dasar-Dasar Mikrobiologi”, menyebutkan bahwa mikroorganisme adalah semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron.
  • Muljono Judoamidjojo, Abdul Aziz Darwis, dan Endang Gumbira Sa’id, dalam “Teknologi Fermentasi”, menyebutkan bahwa mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil yang diklasifikasikan dalam kelas protista yang terdiri dari bakteri, jamur, protozoa dan ganggang.
  • Kusnadi dan P. Aditiwati, dalam “Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi Tea-Cider”, yang dimuat dalam PROC. ITB Sains dan Teknologi 35 (2), Tahun 2003, menyebutkan bahwa mikroorganisme adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan, antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi, dan bereproduksi dengan sendirinya.


Karakteristik Mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki beberapa karakteristik tertentu yang membedakannya dengan organisme yang lain. Karakteristik mikroorganisme tersebut dapat dilihat dari kondisi :
  • morfologi. Mikroorganisme pada umumnya sangat kecil, dan untuk papat melihatnya diperlukan alat bantu, seperti mikroskop.
  • kimiawi. Mikroorganisme memiliki susunan kimiawi yang spesifik.
  • biakan. Mikroorganisme memerlukan zat hara dalam hidupnya. Hanya saja zat hara yang diperlukan oleh masing-masing mikroorganisme berbeda. Ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh apabila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah), tetapi ada pula yang hanya memerlukan bahan inorganik atau bahan organik (asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim) saja untuk hidup.
  • metabolisme. Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
  • antigenik. Apabila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, akan terbentuk antibodi yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dan sel mikroorganisasi.
  • genetik. Mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.
  • patogenitas. Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut selain itu dapat pula bakteri yang memakan bakteri lainnya (bdellovibrio) dan virus (bakteriofag) yang mengifesi dan menghancurkan bakteri.


Struktur Sel Mikroorganisme. Secara umum, sel mikroorganisme terbagi dalam dua struktur, yaitu :

1. Struktur Sel Prokariotik.
Struktur sel prokariotik terdiri dari :
  • lapisan lendir, merupakan lapisan mukosa yang tidak melekat pada dinding sel.
  • dinding sel, merupakan lapisan-lapisan yang secara kolektif menyelimuti sel prokariotik (koil sel) yang terletak di antara membran sitoplasma dan membran mukosa.
  • membran sitoplasma atau anggota plasma atau plasmolema atau lapisan hyalin, merupakan buku yang terbuat dari bahan sel prokariotik (protoplasma = sitoplasma dan isinya).
  • isi sel, merupakan kandungan sel prokariotik yang terdiri dari protoplasma dengan berbagai komponen lain yang terkandung di dalamnya.
  • inti sel atau nucleus, merupakan organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
  • flagel, merupakan alat gerak berbentuk cambuk pada sejumlah organisme bersel satu.
  • pili atau fimbriae, merupakan struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel. Pili mirip dengan flagelum namun lebih pendek, kaku, dan berdiameter lebih kecil.

2. Struktur Sel Eukariotik.
Struktur sel eukariotik lebih kompleks daripada sel prokariotik, namun keduanya banyak melakukan fungsi biologis yang sama. Struktur sel eukariotik terdiri dari :
  • retikulum endoplasma, merupakan sistem membran kompleks yang membentang di seluruh sitoplasma dan membaginya menjadi ruang dan saluran yang terpisah. Bagian dari retikulum endoplasma ini membungkus inti dan membentuk inti.
  • kompleks golgi, merupakan organel yang terdiri dari sekelompok kantong yang rata seperti cakram, disusun di atas tumpukan dan dikelilingi oleh tabung (gelembung kecil), yang terletak di daerah retikulum endoplasma dan mengangkut protein dan polisakarida di luar sel.
  • mitokondria, merupakan organel yang dibungkus dengan membran ganda, yang berfungsi sebagai tempat utama (lokasi) untuk pembangkitan energi dalam proses keluar atau pernapasan.
  • kloroplas, merupakan organel yang mengandung pigmen hijau (klorofil) dan bertindak sebagai organel untuk fotosintesis.
  • mikrotubul dan mikrofilamen, merupakan strain yang sangat tipis (mikrotubulus: 250 nm, mikrofilamen: 40-80 nm), yang bebas atau dikelompokkan dalam sitoplasma atau struktur sitoplasma. Mikrofilamen mengandung protein aktin dan miosin yang berperan dalam menyediakan mekanisme gerak amuboid. Fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel dan meningkatkan pergerakan teratur komponen-komponen dalam sel.
  • flagela dan silia, merupakan pembengkakan yang membentang di luar dinding sel dari berbagai bakteri, ganggang, jamur dan protozoa.
  • dinding sel, merupakan lapisan luar pada membran sel (sitoplasma). Struktur dinding bervariasi tergantung pada jenis organisme.


Jenis Mikroorganisme. Mikroorganisme terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
  • bakteri, merupakan kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada tingkat domain, yang digolongkan sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki bentuk tertentu, misalnya : menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran beberapa mikrometer.
  • virus, merupakan mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
  • parasit, merupakan organisme yang hidup pada atau di dalam makhluk hidup lain (disebut inang) dengan menyerap nutrisi, tanpa memberi bantuan atau manfaat lain padanya.
  • jamur, yang dimaksud jamur di sini adalah mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kerusakan pada makanan, tetapi tidak menyebabkan penyakit.
  • ragi atau fermen, merupakan zat yang dapat menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien.


Manfaat Mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya dapat digunakan dalam :

1. Produk Industri Farmasi.
Dalam produk industri farmasi, mikroorganisme dapat dimanfaatkan diantaranya untuk :
  • produk atibiotik. Antibiotik adalah senyawa hasil metabolisme mikroorganisme yang biasanya dapat merusak atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Istilah antibiotik ditujukan untuk semua senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba baik yang berasal dari proses metabolisme mikroorganisme maupun hasil sintesis.
  • produk vaksin. Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”. Vaksin merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
  • produksi vitamin dan asam amino. Vitamin adalah faktor nutrisi esensial bagi manusia. Beberapa vitamin dapat diproduksi melalui fermentasi mikroorganisme dan digunakan sebagai suplemen makanan.

2. Produk Olahan Pangan.
Dalam produk olahan pangan, mikroorganisme dapat dimanfaatkan dalam pengolahan :
  • yoghurt, adalah minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme. Terdapat dua bakteri utama yang membantu proses fermentasi yogurt, yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobicillus bulgaricus.
  • keju, adalah hasil olahan atau pengawetan dari susu.
  • mentega atau buttermilk”, adalah hasil pengolahan dari susu skim atau susu rendah lemak dengan bantuan bakteri asam laktat.

Baca juga : Bakteri Asam Laktat

Perkembangbiakan Mikroorganisme. Istilah perkembangbiakan tidak dapat dilepaskan dengan siklus hidup. Dalam biologi, siklus hidup adalah rangkaian perubahan yang dijalani anggota spesies ketika mereka lulus dari tahap awal perkembangan yang diturunkan kepada tahap dimulainya perkembangan yang sama pada generasi berikutnya. Dalam banyak mikroorganisme, seperti : bakteri dan berbagai protista, siklus hidup selesai dalam satu generasi. Pada dasarnya, mikroorganisme melakukan perkembangbiakan dengan du acara, yaitu :

1. Perkembangbiakan Secara Aseksual.
Perkembangbiakan secara aseksual atau disebut juga “vegetatif” merupakan proses reproduksi yang tidak melibatkan pertukaran bahan genetik sehingga tidak terjadi variasi genetik, akibatnya organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya dalam berespon dan beradaptasi terhadap tekanan lingkungan. Perkembangbiakan aseksual atau vegetatif terdiri dari :
  • pembelahan biner (binary fission), yaitu satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak lagi. Kecepatan pembelahan biner bergantung pada spesies yang bersangkutan dan keadaan lingkungan.
  • pembelahan ganda (multiple fission), yaitu satu sel induk membelah menjadi lebih dari dua sel anak.
  • perkuncupan (budding), yaitu pembentukan kuncup di mana tiap kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk semacam mata rantai.
  • pembelahan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. Sel induk akan membentuk tunas. Jika ukuran tunas hampir sama besar dengan inangnya inti sel induk membelah menjadi dua dan terbentuk dinding penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk atau menempel pada induknya dan membentuk tunas baru.

2. Perkembangbiakan Secara Seksual.
Perkembangbiakan secara seksual atau disebut juga “generatif” merupakan proses reproduksi yang terjadi melalui pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
  • konjugasi, merupakan pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur, seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
  • transduksi, merupakan pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya dengan perantaraan organisme yang lain, seperti bakteriofage (virus bakteri).
  • transformasi, merupakan pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

Perkembangbiakan secara seksual atau “generatif”, pada umumnya terjadi pada jamur dan mikro alga, serta secara terbatas terjadi pada bakteri yang dapat terjadi secara :
  • oogami, apabila sel betina berbentuk telur.
  • anisogami, apabila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
  • isogami, apabila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.


Perbedaan Antara Mikroorganisme dan Makroorganisme. Mikrooraganisme berbeda dengan sel makrooragnisme. Perbedaan dimaksud adalah :

1. Mikroorganisme :
  • mikroorganisme (sebagian besar) dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri dan berproduksi secara independen tanpa bantuan sel.

2. Makroorganisme :
  • makroorganisme tidak dapat hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multi seluler yang membentuk jaringan organ dan sistem organ.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian mikroorganisme, struktur, jenis, manfaat, dan perkembangbiakan mikroorganisme, serta perbedaan antara mikroorganisme dan makroorganisme.

Semoga bermanfaat.