Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, vaksin diartikan sebagai bibit penyakit yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi. Vaksinasi adalah penanaman bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia atau binatang (dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum) agar orang atau binatang menjadi kebal terhadap penyakit tersebut.
Pengertian Vaksin Menurut Para Ahli. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesai Nomor : 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. Sedangkan beberapa ahli mengemukakan pendapatnya bahwa yang dimaksud dengan vaksin adalah :
- Hidayat, menyebutkan vaksin adalah bahan yang dimasukkan ke dalam tubuh lewat suntikan (seperti vaksin campak, DPT, BCG) dan lewat mulut (seperti vaksin polio) yang berguna untuk menstimulus zat antibodi.
- Muslihatun, menyebutkan bahwa vaksin adalah suatu bahan yang dipakai untuk menstimulus pembentukan antibodi yang bisa dimasukkan ke tubuh manusia lewat mulut atau lewat suntikan.
Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris, merupakan orang pertama yang menemukan vaksin pada tahun 1776. Dalam penelitian yang dilakukannya, Edward Jenner mengambil beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskannya pada lengan anak usia 8 tahun. Penelitian tersebut terbukti berhasil dalam mencegah penyakit cacar. Dari hasil penelitian tersebut, Edward Jenner memberi nama "vaksin". Dalam perkembangan selanjutnya, pada abad ke-19 Louis Pasteur, seorang ahli kimia dari Perancis, mengembangkan suatu teknik untuk mengisolasi virus dan melemahkannya. Virus yang dilemahkan tersebut kemudian digunakan sebagai vaksin.
Jenis Vaksin. Terdapat beberapa jenis vaksin berdasarkan cara pembuatan dan bahan pembuatnya, yaitu :
1. Live Attebuated Vaccine.
Live attenuated vaccine merupakan jenis vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya serta masih menimbulkan reaksi imun mirip dengan infeksi yang terjadi secara alami. Misalnya : vaksin polio, MMR (Measles, Mumps, dan Rubella), dan TBC.
2. Inactivated Vaccine.
Inactivated vaccine merupakan jenis vaksin yang dibuat dari bakteri atau virus yang telah dimatikan dengan zat kimia seperti formaldehid atau dengan cara dipanaskan. Vaksin jenis ini dapat dibuat dari seluruh bagian bakteri atau virus, sebagian bakteri atau virus, atau toksoidnya saja. Misalnya : vaksin rabies, influenza, dan kolera.
3. Toxoid Vaccine.
Toxoid merupakan jenis vaksin yang berupa senyawa racun atau toksid yang diinaktifkan supaya tidak mengakibatkan penyakit. Vaksin jenis ini dibuat dari toksin kuman yang sifatnya imunogenik. Hasil pembuatan bahan toksoid yang telah berhasil dinamakan dengan naturak flud plain toxoid yang menstimulus terbentuknya antibodi yang berbentuk antitoxin. Vaksin ini hanya bertahan selama satu tahun. Misalnya : vaksin difteri dan tetanus.
4. Subunit Vaccine.
Subunit vaccine merupakan jenis vaksin yang mengandung antigen murni. Antigen yang dimurnikan bisa berupa toksoid, fragmen subseluler, atau molekul permukaan, yang diangkut oleh pembawa yang berbeda. Vaksin subunit dibuat dari bagian tertentu virus atau bakteri dengan cara mengkloning gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA. Misalnya : vaksin hepatitis B (berisi protein dari permukaan virus), HPV (Human Papiloma Virus) yang mengandung kapsid utama dari virus, dan vaksin HIB (Haemophilus Influenza tipe B).
5. Conjugate Vaccine.
Conjugate vaccine merupakan jenis vaksin yang dihasilkan dari penggabungan polisakarida di lapisan paling luar bakteri dengan protein lainnya. Konjugasi ini bertujuan untuk menguatkan sifat imunogenitas dari polisakarida. Misalnya : vaksin HIB (Haemophilus Influenza tipe B).
6. Valence Vaccine.
Valence vaccine merupakan jenis vaksin yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu vaksin monovalen dan vaksin polivalen. Vaksin monovalen dibuat untuk melawan satu mikroorganisme, sedangkan vaksin polivalen dibuat untuk melawan dua atau lebih mikroorganisme, baik yang sama ataupun berbeda jenisnya.
7. Experimental Vaccine.
Experimental vaccine, merupakan jenis vaksin hasil inovasi yang dikembangkan oleh para ahli. Experimental vaccine terdiri dari beberapa vaksin, diantaranya :
- Vektor Rekombinan, merupakan jenis vaksin yang dibuat dari kombinasi fisiologi dari mikroorganisme dan DNA dari mikroorganisme lain.
- Vaksin DNA, merupakan jenis vaksin yang dibuat dari segmen DNA yang infektius.
- T-Cell Receptor (TCR) Peptida, merupakan peptida yang fungsinya untuk memodulasi produksi enzim sitokin dan meningkatkan mediasi imunitas sel.
- Inhibitor Microbial, merupakan jenis vaksin yang fokus kepada protein bakteri yang teridentifikasi tergabung pada komplein inhibisi menjadikan bisa ikut menetralkan mekanisme virulensi dari bakteri.
Fungsi Vaksin. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh berfungsi untuk mencegah penyakit atau menumbuhkan kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit-penyakit infeksi yang bisa menular karena bakteri atau virus. Seperti : penyakit campak, polio, difteri, meningitis, tetanus, hepatitis, dan lain-lain. Sistem kekebalan mengenali partikel vaksin sebagai agen asing, menghancurkannya, dan mengingatnya. Ketika dikemudian hari agen yang virulen menginfeksi tubuh, sistem kekebalan telah siap :
- menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel.
- mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini dapat berbiak.
- jika tetap sakit, maka sakitnya akan jauh lebih ringan.
Sistem Pemberian Vaksin. Pada umumnya vaksin diberikan dalam dua cara, yaitu melalui suntikan dan melalui oral. Sistem pemberian vaksin melalui oral (seperti vaksin polio) dapat mencegah resiko mengkontaminasi darah. Vaksin oral padatan terbukti lebih stabil dan tidak perlu terlalu dibekukan, sehingga jenis vaksin seperti itu harganya relatif lebih murah.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian vaksin, jenis dan fungsi vaksin.
Semoga bermanfaat.