Filsafat Pendidikan : Pengertian, Obyek Kajian, Manfaat, Tujuan, Dan Aliran Filsafat Pendidikan, Serta Landasan Filsafat Pendidikan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Filsafat Pendidikan. Pada hakekatnya, filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Filsafat pendidikan adalah kajian kritis terhadap pemikiran dan sikap yang telah dan/atau akan dibuat melalui pencarian dan analisis konsep paling mendasar untuk menciptakan pertimbangan yang lebih baik dan sesuai dalam lingkup pendidikan yang berusaha untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat diikuti oleh peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya dari segi keilmuan, kepribadian, dan nilai positif lainnya.

Herbert Spencer
, seorang filosof berkebangsaan Inggris yang berpandangan pada naturalisme positivistik (naturalisme), dalam “Education: Intellectual, Moral, and Physical”, mengartikan filsafat pendidikan dalam tiga tingkatan, yaitu :
  • tingkat pengetahuan umum.
  • pengetahuan yang terstruktur.
  • pengetahuan yang komprehensif.

Lebih lanjut, Herbert Spencer menjelaskan bahwa pada dasarnya fungsi pendidikan adalah mengulas tentang mengajar dan studi tentang metode dalam mengajar yang melihat psikologis peserta didik, yang juga didasarkan pula pada cabang ilmu yang memiliki korelasi dengan ilmu tersebut.

Sedangkan Sultan Zanti Arbi, dalam “Pengantar Kepada Filsafat Pendidikan”, menjelaskan bahwa filsafat pendidikan :
  • menginspirasi, yaitu mampu memberikan inspirasi bagi para pendidik untuk menjalankan berbagai ide dalam pengembangan pendidikan.
  • menganalisis, yaitu mampu memeriksa secara detail setiap bagian dari pendidikan hingga validitas dari pendidikan itu sendiri dapat diketahui secara jelas.
  • memperspektifkan, yaitu mengenai upaya memberi pengarahan dan penjelasan kepada pendidik mengenai pendidikan secara lebih luas dan mendalam.
  • menginvestigasi, yaitu meneliti dan memeriksa tingkat kebenaran dari berbagai teori yang ada di dunia pendidikan.

Baca juga : Apa Itu Filsafat ?

Selain itu, pengertian filsafat pendidikan dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah :
  • John Dewey, dalam “Democracy and Education, An Introduction to The Philosophy of Education”, menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju ke arah tabiat manusia, maka filsafat bisa juga diartikan sebagai teori umum pendidikan.
  • Jalaluddin dan Abdullah Idi, dalam “Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan”, menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah kaidah filosofi dalam pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan filsafat secara umum dan fokus terhadap pelaksanaan prinsip dan keyakinan dasar dari filsafat untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan secara praktis
  • Anas Salahudin, dalam “Filsafat Pendidikan”, menjelaskan bahwa filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang memikirkan hakikat pendidikan secara komprehensif dan kontemplatif tentang sumber, seluk beluk pendidikan, fungsi, dan tujuan pendidikan. Filsafat pendidikan merupakan pengetahuan yang mengkaji proses pendidikan dan teori-teori pendidikan.


Objek Kajian Filsafat Pendidikan. Filsafat pendidikan memiliki beberapa objek kajian. Muhmidayeli, dalam “Filsafat Pendidikan”, menjelaskan bahwa objek kajian dari filsafat pendidikan adalah realitas-realitas pendidikan yang meliputi :
  • Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan penyempurnaan.
  • Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan memengaruhi tatanan hidup suatu masyarakat.
  • Tujuan pendidikan sebagai arah pengembangan model pendidikan.
  • Relasi antara pendidik dan peserta didik sebagai subjek dan subjek.
  • Pemahaman dan pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan.
  • Metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
  • Hubungan antara lembaga pendidikan dengan tatanan masyarakat dan organisasi serta situasi sosial sekitar.
  • Nilai dan pengetahuan sebagai aspek penting dalam pengajaran.
  • Kaitan antara pendidikan dengan kelas sosial dan kenaikan taraf hidup masyarakat.
  • Aliran-aliran filsafat yang dapat memberikan solusi atas masalah pendidikan.

Rukiyati dan A. Purwastui, dalam “Mengenal Filsafat Pendidikan”, menjelaskan bahwa filsafat pendidikan memiliki objek kajian sebagai berikut :
  • Merumuskan secara tegas sifat hakiki pendidikan.
  • Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.
  • Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
  • Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
  • Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
  • Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan.

Sedangkan Anas Salahudin menjelaskan bahwa objek kajian filsafat pendidikan adalah :
  • Mengkaji hakikat guru dan anak didik dalam proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
  • Mengkaji berbagai teori kependidikan, metode, dan pendekatan dalam pendidikan.
  • Mengkaji strategi pembelajaran alternatif.
  • Mengkaji hakikat tentang kurikulum pendidikan.
  • Mengkaji hakikat evaluasi pendidikan dan evaluasi pembelajaran.
  • Mengkaji hakikat alat-alat dan media pembelajaran.


Manfaat Filsafat Pendidikan. Terdapat beberapa manfaat dari mempelajari filsafat pendidikan, diantaranya adalah :
  • Menjadi salah satu landasan dalam perkembangan ilmu pendidikan
  • Landasan dari penentuan kebijakan mengenai program pendidikan
  • Landasan untuk berkarya dan mengabdi di dunia pendidikan
  • Standar dalam penentuan kurikulum dan materi yang ingin diajarkan oleh pendidik
  • Memberikan pemahaman menyeluruh mengenai dunia pendidikan
  • Mendorong tenaga pendidik untuk dapat memberikan materi pendidikan yang lebih baik
  • Meningkatkan kualitas dari pendidikan itu sendiri


Tujuan Filsafat Pendidikan. Selain memiliki manfaat sebagaimana tersebut di atas, filsafat pendidikan juga bertujuan sebagai berikut :
  • Menjadikan seseorang sebagai manusia, lebih mendidik serta mampu membangun diri sendiri.
  • Mendorong untuk dapat menjadi orang yang bisa berpikir sendiri.
  • Memberikan dasar-dasar pengetahuan, pandangan yang sintesis sehingga seluruh pengetahuan menjadi satu kesatuan.
  • Menjadikan seseorang memiliki hidupnya sendiri berkat pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itulah, mengetahui hal-hal dasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
  • Bagi seorang pendidik, filsafat memiliki keistimewaan karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya mengenai manusia, seperti ilmu dalam mendidik.

Sedangkan Amka, dalam “Filsafat Pendidikan”, menjelaskan bahwa tujuan filsafat pendidikan adalah :
  • Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri sendiri.
  • Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
  • Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
  • Hidup seseorang dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut, sebab itu mengetahui pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri sendiri.
  • Bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti misalnya ilmu mendidik.


Aliran Filsafat Pendidikan. Terdapat banyak aliran dalam filsafat pendidikan, diantaranya adalah :
  • Perenialisme, merupakan aliran dalam filsafat pendidikan yang muncul sebagai reaksi terhadap pendidikan progresif. Menurut kaum parenialisme, pendidikan harus lebih banyak fokus pada kebudayaan ideal yang teruji serta tangguh. Parenialisme menentang pandangan progresivisme yang berfokus pada perubahan sesuatu yang baru.
  • Essensialisme, merupakan suatu aliran yang menyatakan bahwa suatu entitas memiliki karakteristik yang inheren dan melekat sehingga tidak dapat dipisahkan dengan entitas tersebut dan sekaligus mendefinisikannya. Essensialisme percaya bahwa pendidikan yang baik dan benar terdiri dari pembelajaran keterampilan dasar (membaca, menulis, berhitung), seni, dan ilmu pengetahuan.
  • Progressivisme, merupakan aliran filsafat pendidikan yang menekankan pada peningkatan kemampuan peserta didik melalui pengalaman kemampuan diri peserta didik atau kemandirian dan selalu menunjukkan perubahan dari masing-masing peserta didik.
  • Rekonstruksionisme, merupakan aliran filsafat pendidikan yang berupaya merombak tata susunan lama dan juga tata susunan hidup kebudayaan yang mempunyai corak modern serta menjadi kesepakatan antar manusia.
  • Pedagogi kritis, merupakan aliran filsafat pendidikan dan gerakan sosial yang telah mengembangkan dan menerapkan konsep dari teori kritis dan tradisi yang terkait dengan bidang pendidikan dan studi budaya.
  • Eksistensialisme, merupakan aliran filsafat pendidikan yang beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam melakukan suatu tindakan dan bertanggung jawab atas tindakannya tanpa memikirkan terlebih dahulu antara tindakan yang baik maupun yang buruk.


Landasan Filsafat Pendidikan. G.F. Kneller, dalam “Introduction to The Philosophy of Education”, menjelaskan bahwa filsafat membentuk dan memberikan asumsi-asumsi dasar bagi setiap ilmu pengetahuan, tidak terkecuali pendidikan. Saat filsafat mengkaji permasalahan pendidikan, maka terciptalah cabang filsafat ini (filsafat pendidikan). Terdapat tiga landasan yang membentuk filsafat pendidikan, yaitu :

1. Ontologi filsafat pendidikan.
Ontologi merupakan bagian dari metafisika yang bersifat spekulatif, membahas hakikat “yang ada” secara universal.
  • ontologi berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.
  • ontologi mempersoalkan hakikat yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera belaka.

2. Epistemologi filsafat pendidikan.
Epistemologi mempersoalkan sumber dan usul pengetahuan dengan meneliti, mempelajari dan mencoba mengungkapkan prinsip-prinsip primer kekuatan struktur pikiran yang dianugerahkan kepada manusia. Kajian epistemologi membahas tentang :
  • bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan.
  • hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar.
  • apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.

Landasan epistemologi memberikan dasar filsafat bagi teori dan praktik pendidikan dalam hal cara memperoleh pengetahuan. Pendidikan itu sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka pandangan mengenai sumber dan jenis pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap kurikulum dan model atau metode pembelajaran (pengajaran).

3. Aksiologi filsafat pendidikan.
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas teori-teori nilai dan berusaha menggambarkan apa yang dinamakan dengan kebaikan dan perilaku yang baik, di mana didalamnya terdapat etika dan estetika.
  • etika merupakan kajian filsafat yang mempersoalkan perilaku manusia terhadap nilai dan moral.
  • estetika merupakan filsafat yang berkaitan dengan kajian keindahan.

Kajian aksiologi meliputi :
  • mempertanyakan ke mana arah pengetahuan dan pendidikan.
  • untuk apa pengetahuan itu akan digunakan.
  • bagaimana hubungannya dengan etika dan moral.
  • bagaimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral.

Dalam ranah pendidikan, landasan aksiologi memberikan dasar-dasar filsafat dalam hal nilai dan moral yang melandasi teori pendidikan dan menjadi acuan dalam praktik pendidikan. Karena, pendidikan tanpa nilai dan moral yang positif, justru dapat memberikan hal yang negatif.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian filsafat pendidikan, objek kajian, manfaat, tujuan, dan aliran filsafat pendidikan, serta landasan filsafat pendidikan.

Semoga bermanfaat.