Seni Lukis : Pengertian, Unsur, Fungsi, Tujuan, Dan Teknik Dalam Seni Lukis, Serta Aliran Seni Lukis

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Seni Lukis. Seni lukis merupakan salah satu cabang dari ilmu seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi dengan media kanvas atau permukaan datar lain. Media untuk seni lukis biasanya diisi oleh unsur-unsur pokok garis dan warna hasil dari permainan cat atau pewarna serta pembubuh gambar lainnya. Seni lukis juga berarti salah satu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, bidang dan bentuk.

Seni lukis adalah suatu pengembangan yang lebih utuh dari menggambar, yang memiliki corak atau gaya yang lebih rumit, serta menggunakan bahan dan teknik yang dapat membuatnya menjadi lebih beragam dari menggambar pada umumnya. Karya dari seni lukis ini disebut dengan lukisan, yaitu hasil seni lukis berupa tampilan yang memiliki nilai estetika. Orang yang membuat karya seni lukis disebut sebagai pelukis.

Selain itu, pengertian seni lukis dapat juga dijumpai dalam beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah :
  • Soedarso S.P, dalam “Tinjauan Seni”, menyebutkan bahwa seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya diwujudkan dengan melalui karya dua dimensional di mana unsur-unsur pokok dalam karya dua dimensional ialah garis dan warna.
  • Dharsono Sony Kartika, dalam “Seni Rupa Moderen”, menyebutkan bahwa seni lukis adalah ungkapan pengalaman estetik seseorang (seniman) yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu : garis, warna, tekstur, bangun (shape), dan lain sebagainya. Medium rupa sendiri dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis material, seperti : tinta, cat atau pigmen, dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa.


Unsur Seni Lukis. Secara umum, terdapat dua unsur utama dari seni lukis, yaitu :

1. Unsur visual.
Unsur visual meliputi :
  • titik atau point, merupakan elemen paling dasar pada seni lukis.
  • garis atau line, merupkan rangkaian titik yang terjalin memanjang menjadi satu.
  • bidang atau field, merupakan pertemuan antara beberapa garis.
  • ruang atau space, merupakan pertemuan dari beberapa bidang yang terbentuk karena volume.
  • warna atau color, yang berfungsi untuk menambah keindahan dan nilai estetika pada lukisan.

2. Unsur non visual.
Unsur non visual meliputi :
  • imajinasi, merupakan wujud gagasan dan khayalan dari dalam diri pelukis.
  • pandangan hidup, merupakan ideologi dan buah pemikiran pelukis terhadap suatu hal.
  • pengalaman, merupakan hal-hal yang telah dilalui oleh pelukis semasa hidupnya.
  • konsep, merupakan sketsa awal atau peta awal dalam menggambarkan lukisan.
  • sikap estetik, merupakan kepekaan pelukis terhadap nilai estetika atau keindahan.

Selain kedua unsur tersebut, terdapat beberapa komponen yang membangun suatu karya seni lukis, yaitu :
  • komposisi, merupakan cara untuk merangkai unsur-unsur yang akan memberikan bentuk pada sebuah karya seni seperti warna, garis, bidang, ruang, gelap terang.
  • keseimbangan atau balance, merupakan cara mengatur objek agar serasi saat dilihat oleh mata dan terlihat jelas. Keseimbangan yang simetris merupakan hasil dari penggabungan dua objek dengan membagi dua bidang secara sama. Sementara, keseimbangan asimetris adalah hasil dari penggabungan unsur yang berbeda seperti jarak dan ukuran agar terlihat cocok.
  • perbandingan atau proporsi, merupakan karakteristik dari bentuk antara benda yang satu dengan benda yang lainnya. Hal ini tampak dari lukisan yang memiliki kepaduan dari unsur-unsurnya.
  • irama, merupakan kesan gerak khas dari seorang seniman yang dihasilkan oleh garis, warna, bentuk, gerakan, dan tekstur secara berulang.
  • kesatuan atau unity, merupakan hasil dari perpaduan unsur-unsur dari berbagai elemen yang ada. Unsur-unsur yang saling berhubungan kemudian melengkapi satu sama lain, sehingga menimbulkan kesan terbentuk dengan baik.
  • tanda khas atau aksentuasi, menunjukkan bahwa setiap gambar memiliki unsur pembeda. Adanya aksentuasi bertujuan agar karya seni lukis tidak tampak monoton dan membosankan.


Fungsi Seni Lukis. Secara umum, seni lukis memiliki dua fungsi utama, sebagai berikut :

1. Fungsi sosial.
Fungsi sosial dari sebuah karya seni lukis akan tampak apabila dapat memberikan kegunaan bagi banyak orang atau masyarakat. Terdapat empat sektor fungsi sosial yang diterima oleh masyarakat, yaitu :
  • pendidikan. Dalam bidang pendidikan, seni lukis dapat menjadi media belajar anak-anak pra sekolah hingga taman kanak-kanak untuk membangkitkan kreativitas dalam mengembangkan ide.
  • agama. Dalam bidang agama, seni lukis dapat menjadi media dalam menuangkan rasa cinta kepada Tuhan, untuk menggambarkan kebesaran Tuhan.
  • hiburan. Dalam bidang hiburan, seni lukis dapat menjadi media penghibur bagi penikmatnya, memberikan kesan yang menarik dan memberikan pengaruh kebahagiaan kepada masyarakat.
  • kejelasan isi. Maksudnya adalah seni lukis mampu memberikan dampak atau fungsi sosial. Kejelasan isi dari seni digunakan sebagai media untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, kemampuan menjelaskan isi menjadi keunggulan tersendiri dari seni lukis.

2. Fungsi individual.
Seni lukis yang dihasilkan dari ide, ekspresi, dan perasaan akan memuat kebutuhan jasmani dan rohani seniman itu sendiri. Dalam penciptaan seni lukis, dari awal hingga akhir, seorang seniman dapat mengekspresikan seluruh isi hati dan perasaannya, baik itu perasaan senang, sedih, atau terluka. Seni lukis memiliki ciri khas, di mana perasaan seniman akan mudah terlihat dalam karyanya.

Baca juga : Fungsi Sastra

Tujuan Seni Lukis. Seni lukis memiliki beberapa tujuan, yaitu :
  • religious. Seorang pelukis mampu menjadikan lukisan atau hasil karyanya bernilai keagungan kepada Tuhan Yang Maha Esa, leluhur, nenek moyang, atau dewa.
  • magis. Ada sebuah lukisan yang di dalamnya bertujuan magis dan berisi mantra-mantra tertentu, lukisan ini cukup primitif dan memberikan kesan misterius bagi siapa saja yang melihatnya.
  • simbolis. Seorang seniman yang memiliki tujuan simbolis, melakukan kegiatan melukis untuk melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau kelompok, misalnya cita-cita berupa kebahagian, kedamaian, kekuatan, dan kehendak positif yang bermanfaat bagi manusia.
  • estetis. Seniman yang menampilkan tujuan estetis biasanya akan menampilkan pemandangan keindahan suatu daerah.
  • komersiil. Lukisan biasanya mengutamakan nilai ekonomi, contohnya lukisan jalanan yang menggambar wajah seseorang.
  • ekspresi. Seniman meluapkan segala isi hatinya dalam sebuah karya di kanvas atau kertas yang mewakili rasa bahagia atau sedih.

Baca juga : Pengertian Mimesis

Teknik dalam Seni Lukis. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam seni lukis, yaitu :
  • teknik aquarel, adalah jenis teknik lukis yang memanfaatkan cat air sebagai bahan lukis dengan cara mengoleskan warna secara tipis.
  • teknik plakat, adalah jenis teknik lukis dengan menggunakan bahan cat air, cat akrilik, dan cat minyak dengan mengoleskan warna secara tebal dengan komposisi cat yang lebih kental. Terdapat perbedaan dengan teknik aquarel terkait cara mengoles dan komposisi catnya.
  • teknik pointillis, adalah jenis teknik lukis yang membutuhkan suatu kesabaran yang lebih. Hal ini dikarenakan teknik lukis ini menggunakan titik-titik agar menghasilkan tampilan lukisan yang indah dan menawan.
  • teknik spray, adalah jenis teknik lukis yang dilakukan dengan menyemprotkan cat ke papan atau media lukis. Teknik lukis ini sering digunakan untuk melukis grafitti di dinding-dinding.
  • teknik basah, adalah jenis teknik lukis yang dilakukan dengan cara mengencerkan cat minyak menggunakan bahan-bahan tertentu, seperti : linseed oil. Bila cat minyak telah diencerkan dengan kekentalan tertentu, barulah cat tersebut dioleskan pada media lukis. Kuas yang dipakai untuk melukis dengan teknik ini adalah kuas dengan bulu panjang.
  • teknik kering, adalah jenis teknik lukis yang dilakukan tanpa menggunakan cat minyak. Teknik ini seringkali digunakan dengan hanya menggunakan alat pensil, crayon atau spidol. Namun, dalam melukis yang lebih khusus, digunakan kuas yang kering dan tidak berminyak.
  • teknik campuran, adalah jenis teknik lukis yang dilakukan dengan mengkombinasikan dua teknik atau lebih untuk menghasilkan suatu karya yang lebih elegan. Sebagai contoh, kamu dapat mengombinasikan teknik kering dan teknik basah dengan cara memanfaatkan teknik kering terlebih dahulu, kemudian melapisinya dengan teknik basah.


Aliran Seni Lukis. Setiap hasil karya seni lukis (lukisan) memiliki karakter masing-masing yang biasa disebut dengan gaya atau aliran. Secara umum, seni lukis dapat dibedakan menjadi tiga aliran, yaitu :

1. Representatif.
Representatif atau perwujudan merupakan aliran seni lukis yang menggunakan kenyataan pada alam atau kehidupan sehari-hari manusia dalam masyarakat. Aliran representatif terdiri dari :

1.1. Aliran naturalisme.
Aliran naturalisme merupakan aliran dalam seni lukis yang banyak menampilkan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu sepersis mungkin dengan kenyataannya. Aliran naturalisme membutuhkan ketelitian yang tinggi, sehingga pelukis dituntut untuk memiliki kemampuan dan ketekunan dalam mewujudkan karyanya. Tokoh aliran naturalism, diantaranya : Basuki Abdullah, Mas Pringadi, dan William Bliss Baker.

1.2. Aliran realisme.
Aliran realisme merupakan aliran dalam seni lukis yang mempunyai perspektif, di mana dunia ini tanpa ilusi, subjek atau objek yang dilukis ditampilkan apa adanya dan tanpa adanya dramatisasi. Tokoh realisme, diantaranya : Dullah, Gustave Courbet, dan Jean-François Millet.

1.3. Aliran romantisisme.
Aliran romantisisme atau aliran romantisme merupakan aliran dalam seni lukis yang memiliki tujuan mengungkapkan hal yang masih representatif namun dengan cara yang dramatis. Aliran ini digunakan untuk menunjukan peristiwa yang dahsyat atau kejadian-kejadian penting dalam sejarah dengan dramatis. Tokoh aliran romantisisme, diantarnya : Raden Saleh, Francisco Goya, dan Caspar David Friedrich.

2. Deformatif.
Deformatif merupakan aliran seni lukis yang mengubah bentuk asli dari objek atau subjek yang dilukis. Hal tersebut dilakukan agar dapat menghasilkan bentuk baru namun tidak benar-benar meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran deformatif terdiri dari :

2.1. Aliran impresionisme.
Aliran impresionisme merupakan aliran dalam seni lukis yang lebih menonjolkan kesan atau perasaan daripada kenyataan itu sendiri.Tujuan dari aliran ini adalah hanya menggambarkan kesan sederhana dari apa yang dilukiskan. Tokoh aliran impresionisme, diantaranya : S. Sudjojono, Claude Monet, dan Paul Cezanne.

2.2. Aliran surealisme.
Aliran surealisme merupakan aliran dalam seni lukis yang mengutamakan sesuatu yang tidak nyata, non rasional dalam citraan manusia. Gagasan dari karya aliran ini bersifat spontan yang berasal dari alam mimpi atau alam bawah sadar. Aliran surealisme biasanya menggambarkan manusia yang melayang atau bahkan manusia setengah hewan. Tokoh aliran surealisme, diantaranya : Salvador Dali, Rene Magritte, dan Frida Kahlo.

2.3. Aliran kubisme.
Aliran kubisme merupakan aliran seni lukis yang menghasilkan karya lukis yang mengutamakan bentuk bidang bersiku-siku, seperti : segi empat atau objek geometris lainnya untuk disusun ulang menjadi sebuah karya seni lukisan. Tokoh aliran kubisme, diantaranya : Pablo Picasso, Georges Braque, dan Juan Gris.

2.4. Aliran ekspresionisme.
Aliran ekspresionisme merupakan aliran seni lukis yang mengunggulkan ekspresi dari dalam jiwa. Ekspresionisme lebih mengutamakan ekspresi individu atau perasaaan seniman dibandingkan dengan hal-hal diluar jiwa manusia, seperti peniruan alam. Tokoh aliran ekspresionisme, diantaranya : Affandi, Edvard Munch, dan Ernst Ludwig Kirchner.

3. Non Representatif.
Non representatif merupakan aliran seni lukis yang tidak merepresentasikan atau tidak menggambarkan sesuatu. Bentuk dasar dari aliran ini bertujuan untuk meninggalkan bentuk asli dari subjek atau objek, dan tidak ditujukan untuk meniru alam. Lukisan aliran non representative lahir dari bentuk-bentuk geometris sederhana, banyak garis, atau hanya blok-blok warna yang terbebaskan dari bentuk alam. Aliran non representative terdiri dari :

3.1. Aliran abstrak ekspresionisme.
Aliran abstrak ekspresionisme merupakan aliran seni lukis yang mendasarkan pada ekspresi spontan untuk menciptakan karya abstrak. Pelukis abstrak ekspresionisme sangat menyukai untuk melemparkan cat langsung ke kanvas, menggunakan benda-benda selain kuas untuk mengecat. Aliran ini menekankan pada permainan ekspresi karena tidak memiliki aturan sendiri. Tokoh aliran abstrak ekspresionisme, diantaranya : Jackson Pollock, Mark Rothko, dan Helen Frankenthaler.

3.2. Aliran formalisme.
Aliran formalisme merupakan aliran seni lukis yang hanya menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris, seperti : segi empat, persegi panjang, segitiga atau hanya garis. Namun, aliran formalisme membutuhkan keahlian khusus agar dapat menciptakan keindahan. Tokoh aliran formalisme, diantaranya : Jasper Johns dan James McNeill Whistler.


Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian seni lukis, unsur, fungsi, tujuan, dan teknik yang digunakan dalam seni lukis, serta aliran seni lukis.

Semoga bermanfaat.